Putri Handayani
Public Health Program Study, Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University, Indonesia

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dalam Peningkatan Pengetahuan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga pada Nelayan di Muara Angke, Jakarta Silviana, Intan; Mulyani, Erry Yudhya; Novianti, Titta; Zelfino, Zelfino; Handayani, Putri
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPendahuluan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tumah tangga adalah upaya un-tuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Menurut data RISKESDAS tahun 2013, proporsi nasional rumah tangga dengan PHBS baik adalah 32,3 persen,sementara target dari Kementerian Kesehatan adalah mencapai 70% pada tahun 2014. Dari indikator PHBS rumah tangga tersebut, prevalensi nasional rumah tangga yang melakukan pemberian ASI eksklusif yaitu hanya sebesar 38%, dan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun yaitu 47,2%. Masih banyak masyarakat di wilayah Muara Angke, Jakarta, yang masih belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga, sehingga angka kejadian diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan angka kesakitan tertinggi di Puskesmas Muara Angke. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk memberikan upaya-upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dalam rangka me-ningkatkan pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga pada ibu nelayan di Muara Angke, Jakarta. Metode Pelaksanaan: Kegiatan upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi ini meliputi kegiatan penelitian untuk meng-identifikasi pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga, kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga, dan sosialisasi pesan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga melalui media KIE, seperti poster, booklet, dan lain-lain. Kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan Rumah Tangga dilakukan pada hari Rabu, 25 Juni 2014, ber-tempat di pelataran Masjid As-Salam di wilayah PHPT Muara Angke, dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang. Materi-materi yang disampaikan meliputi materi mengenai perilaku kesehatan ibu dan anak, perilaku sanitasi lingkungan, perilaku pengolahan makanan, dan perilaku pengolahan limbah rumah tangga. Hasil: Berdasarkan hasil penyu-luhan kesehatan, didapatkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu nelayan di wilayah PHPT Muara Angke mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga dari 48,6% yang memiliki pengetahuan yang baik sebelum penyuluhan menjadi 62,8% memiliki pengetahuan yang baik sesudah penyuluhan. Perlu adanya kegiatan upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang berkelanjutan dalam rangaka mening-katkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada ibu-ibu nelayan di PHPT Muara Angke. Kata kunci: perilaku hidup bersih dan sehat, upaya komunikasi, informasi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN KERJA PADA PENGEMUDI BUS PRIMAJASA TRAYEK BALARAJA-KAMPUNG RAMBUTAN Belia, Rizki; Handayani, Putri
Health Publica Vol 1, No 01 (2020): Health Publica Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/hp.v1i01.3272

Abstract

Driver conditions relating to accidents are driver fatigue. Many factors can lead to fatigue some of them are age, nutritional status, length of employment, workload, time to sleep, and duration of action. Based on operational data obtained from a 10-15 record minor accidents that occurred from early 2018.Loss of concentration in the driver primarily occurs in the morning. State of bustling streets and the lack of concentration of the driver in driving the cause.This study aims to determine the factors that affect the job burnout on the route Balaraja Primajasa bus driver - Kampung Rambutan 2018. This study used cross sectional design with a sample of 35 workers and analyzed using chi square. This study was conducted in February-July 2018. Results of univariate analysis that found that the highest proportion of high fatigue, age is not at risk, risky nutritional status , sleep less, and the duration of the work does not meet standards. The results of the bivariate analysis found that there was no correlation of age with fatigue. There is a relationship  between  nutritional  status,  sleep time  and  duration  of  the  fatigue.The incidence of fatigue in the driver's bus route Balaraja Primajasa - Kampung Rambutan still  high  enough  that  researchers  suggested  for  the  holding  of  the  evaluation  or detection should work fatigue symptoms as early as possible to the driver. Keywords: fatigue, worker, age, risky nutritional status, time of sleep, and duration of work 
PENINGKATAN KAPASITAS KOMUNIKASI PADA KADER PENJANGKAUAN HIV/AIDS (ODHA) DI JAKARTA Mahadewi, Erlina Puspitaloka; Heryana, Ade; Handayani, Putri
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 5, No 4 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v5i4.2787

Abstract

AbstractOne of the major tasks of healthcare community volunteers or cadres is outreaching risky health peoples that medical workforces might not reach them. Peoples diagnosed HIV-AIDS (ODHA) is the outreached community and the cadres should have extraordinary community skill. This activity aimed to provide capacity building for the cadres related to interpersonal health community. Capacity building conducted in April and Oktober 2018. Nine cadres from LSM Yayasan Putri Mandiri were participated and good cooperation made during this activity. Indoor activities include presenting and role playing related to health community was conducted for about 30 minutes for each topic and trining deliver in a full day. Pre and post testing to assess the comprehension of interpersonal health skill were arranged. Result shows that there is no significant different between the knowledge score of the cadre at pre and post test. However, there is a tendency that improvement of knowledge scores among the cadres. Further in year 2019 intensive next training is needed to enable the cadres to give good skills of upgrade interpersonal community related with drugs and communicatios skill. keywords: cadres, HIV-AIDS, healthcare communication AbstrakSalah satu tugas utama kader atau relawan kesehatan adalah menjangkau kelompok masyarakat dengan risiko kesehatan tinggi yang sulit ditemui oleh petugas kesehatan. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) merupakan salah satu komunitas yang sulit dijangkau sehingga kader kesehatan sebaiknya memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang di atas rata-rata Kegiatan yang dilaksanalan pada bulan April dan Oktober 2018 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas keterampilan komunikasi kesehatan secara interpersonal pada kader kesehatan. Kegiatan ini diikuti oleh 9 kader kesehatan LSM Yayasan Puteri Mandiri. Waktu Pelatihan selama 30 menit untuk tiap topik dan dilakukan presentasi dan role plays dalam komunikasi interpersonal selama sehari penuh. Pengukuran terhadap pemahaman terhadap komunikasi interpersonal dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan. Hasil kegiatan menunjukkan, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata antara pengetahuan peserta saat pretest dan post test, data menunjukkan adanya perbaikan pengetahuan peserta tentang komunikasi kesehatan secara interpersonal. Perlu tindak lanjut kegiatan di tahun 2019 berupa pelatihan lebih detail tentang komunikasi kesehatan dan edukasi tentang obat oleh para kader. kata kunci: HIV/AIDS, kader, komunikasi kesehatan
UPAYA PENINGKATAN PERSEPSI RISIKO KESELAMATAN BERKENDARA PADA MAHASISWA PENGGUNA KENDARAAN RODA DUA Handayani, Putri
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v3i1.1667

Abstract

AbstractRisk Perception is one of important factor to develop safety behaviour. The aim of this activity was to improve the perception of safety risk remains low drive that was originally to be better. Risk perception is assessed by psychometric paradigm. The study was conducted on 150 respondents on July 2016 using cross-sectional design, the primary data in the form of questionnaires, and supporting data in the form of interviews. The parameters used are Likert scale numbers 1 - 4. The results showed that prior to the activity, the perception of the respondents have been quite good (intermediate category) but there is still need for improvement. Dimensions voluntariness perceived high compared with 8 other dimensions, meaning that workers willing to accept all the risks that exist during driving. Having conducted outreach activities increased scores on each dimension, there are changes in the highest score on the dimensions of knowledge. In order to create safety cultured behavior then takes a strong commitment from respondents related road safety, training and dissemination of information about the applicable safety and participation of the whole society to always prioritize safety.Keywords: safety risk, perception, studentsAbstrak Persepsi risiko merupakan faktor penting dalam terbentuknya perilaku keselamatan.  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan persepsi risiko keselamatan berkendara yang semula masih rendah menjadi lebih baik. Persepsi risiko dinilai berdasarkan paradigma psikometri. Penelitian dilakukan terhadap 150 responden pada bulan Juli  2016 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner, dan data pendukung berupa wawancara. Parameter yang digunakan adalah skala Likert angka 1 – 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan kegiatan, persepsi responden telah cukup baik (kategori menengah) namun masih perlu adanya peningkatan. Dimensi penerimaan secara sukarela dipersepsikan tinggi dibandingkan dengan 8 dimensi yang lain, berarti bahwa pekerja mau menerima segala risiko yang ada selama berkendara. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan terjadi peningkatan skor pada masing-masing dimensi, perubahan skor tertinggi terdapat pada dimensi pengetahuan. Agar tercipta perilaku berbudaya keselamatan maka diperlukan komitmen yang kuat dari responden terkait keselamatan berkendara, pelatihan dan penyebaran informasi tentang keselamatan yang aplikatif dan partisipasi dari seluruh masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan.Kata kunci: risiko keselamatan, persepsi, mahasiswa
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Seimbang Anak Sekolah Dasar di SDN GU 12 Pagi Mulyani, Erry Yudhya; Mustikawati, Intan Silviana; Handayani, Putri; Rumana, Nanda A
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v1i1.1196

Abstract

Masalah Gizi di Indonesia semakin kompleks, tidak hanya karena kurang gizi masih tinggi, tetapi masalah kelebihan gizi dan akibatnya semakin meningkat. Pola hidup sehat, termasuk didalamnya Pola Makan dengan Gizi Seimbang merupakan salah satu faktor utama pada kompleksnya permasalahan gizi di Indonesia. Menurut data RISKESDAS 2010 Status Gizi TB/U, BB/TB DKI Jakarta memiliki status gizi gemuk 10,1% dan Kurus 10,8%. Berdasarkan Status gizi IMT/U DKI Jakarta memiliki prevalensi 12,8 % untuk kategori gemuk dan 6,5% untuk kategori kurus. Sementara itu di berdasarkan TB/U untuk kategori pendek 14,5 % dan 9,4% sangat pendek. Prevalensi Status Gizi (TB/U) umur 6-12 tahun didapat sebagian besar anak laki-laki terkategori pendek 20,9% dan sangat pendek 15,6%. Tujuan dari kegiatan ini adalah untu mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang anak sekolah dasar di SDN GU 12 Pagi, sebelum dilakukan intervensi penyuluhan melalui media KIE. Metode yang digunakan adalah cross-sectional design. Sampel adalah anak sekolah dasar kelas VI berjumlah 34 siswa. Analisis data menggunakan uji korelasi product moment. Dari hasil penelitian didapat sebagian besar responden anak perempuan 52.9%, pengetahuan baik dan kurang masing-masing 50.0%, sebagian besar memiliki sikap negative terhadap gizi seimbang 55.9% dan perilakunya masih belum menerapkan gizi siembang 55.2%. Berdasarkan uji analisis didapat bahwa ada hubungan pengetahuan dengan perilaku gizi seimbang (p<0.05). Namun tidak ditemukan adanya hubungan sikap dengan perilaku gizi seimbang (p≥0.05). Oleh karenanya, pendidikan gizi di lingkungan sekolah perlu ditingkatkan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang pentingnya penerapan gizi seimbang. Kata kunci: pengetahuan, sikap, perilaku 
Hubungan Pergantian Waktu Kerja dengan Pola Tidur Pekerja Yuli Amran; Putri Handayani
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6 No. 4 Februari 2012
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.771 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v6i4.92

Abstract

Gangguan tidur dapat dialami oleh setiap orang tanpa mengenal status sosial dan pendidikan. Diperkirakan setiap tahun terdapat 20% – 40% orang dewasa mengalami gangguan tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerapan pergantian waktu kerja (shift) serta beberapa faktor lain terhadap pola tidur pekerja di bagian produksi sebuah PT Enka Parahiyangan tahun 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian pola tidur kurangbaik pada kelompok pekerja shift (67,1%) lebih tinggi daripada non-shift (32,9%). Selain itu, didapatkan odds ratio pola tidur pada pekerja shift 7,1 kali jauh lebih tinggi dibandingkan dengan non-shift. Faktor konsumsi kafeindan penggunaan obat tidur terbukti dapat memengaruhi pola tidur dan keduanya terbukti sebagai perancu. Disimpulkan bahwa penerapan shift (pagi, sore, malam) dapat menyebabkan kejadian pola tidur kurang baik lebih tinggi daripada non-shift sehingga perlu dilakukan peninjauan kembali penerapan rotasi shift oleh perusahaan. Pekerja disarankan agar menjaga jadwal tidur, menghindari konsumsi minuman berkafein, serta menggunakan obat tidur.Kata kunci: Pergantian waktu kerja, pola tidur, gangguan tidurAbstractSleeping disorder could be experiended by everyone without seeing social and education status. Approximately there 20% -40% adults with sleeping disorder per year, 17% of it having serious problems. This study was aimed to explain relationship between working-shift (shift and non-shift) implementation and workers’ sleeping pattern at the production departmentof a company PT Enka Parahiyangan in the year 2008. The result showed that shift workers that experienced bad sleeping pattern (67,1%) more than non shift workers (32,9%). The risk to odds ratio (OR) of experience bad sleeping pattern were higher among shift workers increased by 7,1 timesmore than non-shift workers. Caffein and sleeping drug consumption were found influencing sleeping pattern as well as being confounding factors. This study concluded that implemenation of working shift (day, evening, night) affect sleeping pattern negatively among shift workers. It is recommended that to review working shift rotation, advice workers to maintain sleeping schedule, and avoid taking caffein and sleeping drug.Keywords: Work shift, sleeping pattern, sleeping disorder
Gambaran Kualitas Hidup Pekerja Pra Lanjut Usia (45-56 Tahun) Dengan Sindrom Metabolik Di PT. X Tahun 2020 Fierdania Yusvita; Putri Handayani; Nadya Shinta Nandra
Journal of Natural Sciences Vol 2, No 3 (2021): Journal of Natural Sciences November
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.105 KB) | DOI: 10.34007/jonas.v2i3.152

Abstract

Quality of life can be determined by the individual's perception of his current life, including his health condition. Among occupational diseases, degenerative diseases are the first cause of death, and metabolic syndrome is one of them. This study aims to describe the quality of life of pre-elderly workers (45-56 years) with the risk of metabolic syndrome (obesity, hypertension, hypercholesterolemia and hyperglycemia) at PT. X. The research was conducted with a qualitative descriptive method. Data was collected by interview method and the results of medical check-up documents. The results showed that the respondents rated their quality of life quite well. They judged that his current physical condition was quite good. Respondents do not know that their current health condition can trigger degenerative diseases in the future if sedentary behavior is still ignored. Five of the seven respondents still do not exercise regularly and three of the seven respondents are active smokers with cigarette consumption of 3-20 cigarettes/day. The seven respondents did not pay enough attention to their food intake. Psychologically, respondents perceive their mental condition is very good, they perceive the work environment as a very comfortable place to build social relationships. More metabolic syndrome related support programs at PT X need to be offered to increase workers' awareness of their health status.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEMBANGUNAN TAHAP STRUKTUR DI PT. ABADI PRIMA INTIKARYA ANCOL TAHUN 2020 Queenta Hehanussa; Cut Alia Keumala Muda; Putri Handayani; Veza Azteria
Mikki: Majalah Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : STIKES Wira Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47317/mikki.v10i1.336

Abstract

Kelelahan kerja memberi kontribusi 50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Kelelahan bisa disebabkan oleh sebab fisik ataupun mental. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja di PT. Abadi Prima Intikarya Ancol tahun 2020. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi responden sebanyak 38 dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 38 orang sehingga teknik pengambilan sampel tersebut menggunakan total sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian bahwa beban kerja memiliki nilai p-value 0,036; usia memiliki nilai p-value 0,022; status gizi memiliki nilai p-value 0,036 disimpulkan bahwa H0 ditolak, menunjukkan ada hubungan beban kerja, usia dan status gizi dengan kelelahan kerja. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang berasumsi bahwa terdapat hubungan antara beban kerja, usia dan status gizi dengan kelelahan kerja pada pekeja pembangunan tahap struktur di PT. Abadi Prima Intikarya Ancol tahun 2020.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan masker pada pekerja era pandemi Covid-19 di proyek Elsa Tiara Wati; Cut Alia Keumala Muda; Mirta Dwi Rahmah Rusdy; Putri Handayani
MIKKI (Majalah Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Indonesia) Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : STIKES Wira Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47317/mikki.v10i2.389

Abstract

Pada tahun 2020 dunia internasional dihadapkan pada masalah kesehatan dengan munculnya virus Covid-19. Untuk mengatasi permasalah ini diperlukan pencegahan terutama menggunakaan masker untuk memutus  transmisi penyebaran virus covid-19, namun pada kenyataan di proyek The anggana village  berdasarkan studi awal terdapat  75%  pekerja yang perilaku tidak baik menggunakan masker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Faktor – Faktor yang berhubungan dengan Perilaku Penggunaan Masker Pada Pekerja Era Pandemi Covid-19 di Proyek The Anggana Village Adhi Persada Properti Tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional study. Populasi pekerja di proyek The Anggana Village sebanyak 50 pekerja dan sampel yang digunakan sebanyak 50 pekerja dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel total sampling. Data analisis menggunakan uji chi square  dengan hasil penelitian, uji univariat proporsi tertinggi perilaku baik  29 (58%), pengetahuan 28 (56%), sikap 31 (62%), pengawasan 26 (52%), sedangkan uji bivariat menunjukan faktor yang berhubungan dengan perilaku  yaitu pengetahuan  (p = 0,014), sikap (p = 0,038), pengawasan (p=0,000). Perilaku pekerja semakin meningkat dari pengetahuan baik, sikap postif dan pengawasan dari manajemen yang baik dalam upaya mendukung tindakan memutus rantai penularan virus covid-19.  
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAFETY DRIVING PADA PENGEMUDI BUS AKAP Insyafia Amalia Khusnul; Cut Alia Keumala Muda; Veza Azteria; Putri Handayani
Mikki: Majalah Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : STIKES Wira Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47317/mikki.v10i1.333

Abstract

Safety driving merupakan dasar pelatihan mengemudi lebih lanjut yang lebih memperhatikan keselamatan bagi pengemudi dan penumpang. Dalam Global Status Report on Road Safety World Health Organization disebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas jalan mengakibatkan kematian sekitar 1,35 juta orang di seluruh dunia setiap tahun1. Di Indonesia, berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), terdapat 107.500  kecelakaan dan sebanyak 1034 unit bus terlibat dalam kecelakaan lau lintas. Bus AKAP trayek Jakarta – Yogyakarta merupakan salah satu bus di Terminal Pulo Gebang dengan keberangkatan pada malam hari dan memiliki beberapa titik jalur yang rawan kecelakaan lalu lintas atau blackspot. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku safety driving pengemudi bus AKAP trayek Jakarta-Yogyakarta tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi pengemudi bus AKAP trayek Jakarta-Yogyakarta di Terminal Pulo Gebang sebanyak 40 pengemudi dan sampel yang digunakan sebanyak 40 pengemudi dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Data analisis menggunakan uji Chi Square dengan hasil menunjukkan bahwa ada huungan antara pengetahuan safety driving (p-value 0,003), pelatihan mengemudi (p-value 0,001) dengan perilaku safety driving. Serta tidak ada hubungan antara pengalaman mengemudi (p-value 1,000) dengan perilaku safety driving. Maka dari itu dibutuhkan pengetahuan safety driving dan pelatihan mengemudi untuk meningkatkan perilaku safety driving.