Putri Handayani
Public Health Program Study, Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University, Indonesia

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat

Analisis Penyebab Tenaga Kesehatan Terpapar Coronavirus Disease 19 (Covid-19) Di RS X Tahun 2020 Setyarini Dwi Ratna; Decy Situngkir; Putri Handayani; Cut Alia Keumala Muda; Ahmad Irfandi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 14 No 4 (2022): JIKM Vol. 14, Edisi 4, November 2022
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v14i4.247

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Tenaga kesehatan merupakan setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan yang memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan. Peran dan kerja nyata tenaga kesehatan dari berbagai jenis profesi sebagai garda terdepan dalam upaya penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sangat krusial untuk mempercepat penanganan pandemi ini. Memberikan pelayan kepada pasien, terutama kepada pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) menyebabkan tenaga kesehatan rentan untuk terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran penyebab paparan covid-19 pada tenaga kesehatan. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dengan rincian 4 orang informan utama, 1 orang informan kunci dan 1 orang informan pendukung. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan telaah dokumen. Hasil: Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan peraturan yang berlaku, tetapi ditemukan pengunaan masker N95 dengan sistem UV, tenaga kesehatan bekerja melebihi jam kerjanya dan tidak dapat beristirahat diantara jam kerja dikarenakan penggunaan APD. RS X telah memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga kesehatan, tetapi belum menyeluruh dikarenakan jam pelaksanaan dilakukan di jam kerja. Namun, pengawasan penggunaan APD dan pemantauan proaktif deteksi dini di RS X sudah dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Kesimpulan: Pada penggunaan masker N95 dengan sistem UV, sebaiknya digunakan dengan maksimal pemakaian 8 jam. Lembar checklist pemenuhan AP Ddiperlukan untuk memantau ketersediaan APD disetiap unit, manajemen rumah sakit dianjurkan dapat mengantur jam kerja dengan menerapkan waktu kerja lebih pendek seperti dengan menerapkan 4 shift kerja setiap harinya. Kata Kunci: Tenaga kesehatan, Covid-19, Penyebab, APD, Pengawasan Abstract Background: Health workers are people who perpetuate themselves in the health sector who have knowledge and/or skills through education in the health sector. The real role and work of health workers from various types of professions as the front line in efforts to deal with Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) is very crucial and needed to accelerate the handling of this pandemic. Providing services to patients, especially to patients with Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) causes health workers to be vulnerable to being exposed to Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Methods: This research is descriptive with a qualitative approach. This study's participants comprised six people with details of 4 main informants, one key informant and one supporting informant. Observation, interview and document review methods carried out data collection. Results: Availability of Personal Protective Equipment (PPE) under applicable regulations, but it was found that using N95 masks with UV systems, health workers worked beyond their working hours and could not rest between working hours due to the use of PPE. Hospital X has provided education and training to health workers, but it needs to be more comprehensive because the hours of implementation are carried out during working hours. However, monitoring the use of PPE and proactive monitoring of early detection at Hospital X have been carried out under existing regulations. Conclusion: An N95 mask with a UV system should be used for a maximum of 8 hours. The PPE fulfilment checklist sheet is needed to monitor the availability of PPE in each unit; it is recommended that hospital management arrange working hours by implementing shorter working hours, such as four work shifts every day. Keywords : Health workers, Covid-19, Causes, PPE, Supervision
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Gangguan Penurunan Fungsi Penglihatan pada Pekerja Pengelasan di Wilayah Kelurahan Kedaung Kali Angke dan Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat Ainnaya Natin Ristanti; Putri Handayani; Veza Azteria; Cut Alia Keumala Muda
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 15 No 1 (2023): JIKM Vol. 15, Edisi 1, Februari 2023
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v15i1.328

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Data Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat pada bulan Januari hingga Oktober 2021 tercatat 113 pekerja industri informal mengalami gangguan penurunan fungsi penglihatan. Studi pendahuluan pada 20 pekerja pengelasan, mayoritas mengalami iritasi mata dan penurunan fungsi penglihatan. Penelitian bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan gangguan penurunan fungsi penglihatan pada pekerja pengelasan di wilayah Kelurahan Kedaung Kali Angke dan Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Metode: Metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel sejumlah 59 orang dari 15 bengkel pengelasan. Variabel dependen adalah keluhan gangguan penurunan fungsi penglihatan, variabel independen adalah umur, masa kerja, lama paparan, dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Analisis menggunakan uji statistik regresi linear sederhana dan chi-square. Hasil: Sebanyak 31 pekerja pengelasan (52,5%) mengalami keluhan berat gangguan penurunan fungsi penglihatan. Uji statistik menunjukkan ada hubungan antara umur (P-value = 0,004) dan masa kerja (P-value = 0,020) dengan keluhan gangguan penurunan fungsi penglihatan. Hasil observasi lapangan menunjukkan rendahnya penggunaan APD (25,4%) pada pekerja pengelasan. Kesimpulan: Umur dan masa kerja merupakan faktor utama yang berhubungan dengan keluhan gangguan penurunan fungsi penglihatan pada pekerja pengelasan di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Disarankan agar pemilik bengkel las menetapkan jam kerja dan waktu istirahat yang sesuai. Saran untuk rendahnya penggunaan APD pada pekerja adalah pemilik bengkel las wajib menyediakan APD yang tepat guna dan layak pakai sesuai kebutuhan, memberikan edukasi dan memastikan para pekerja patuh dalam menggunakan APD dengan baik dan benar. Factors Related with Complaints of Visual Impairment in Welding Workers in Kedaung Kali Angke and Kapuk Village, Cengkareng District, West Jakarta Abstract Background: Data from the Cengkareng District Center, West Jakarta, from January to October 2021, was recorded that 113 informal industry workers experienced impaired vision function. A preliminary study of 20 welding workers showed that most experienced eye irritation and decreased visual function. This study aimed to analyze the factors associated with complaints of decreased visual function in welding workers in the Kedaung Kali Angke and Kapuk Village, Cengkareng District, West Jakarta. Methods: Quantitative method with a cross-sectional study design. A sample of 59 people from 15 welding workshops. The dependent variable is complaints of impaired visual function. The independent variables are age, years of service, length of exposure, and use of PPE. The data used are primary and secondary. Data analysis used simple linear regression and chi-square statistical tests. Results: 31 welding workers (52.5%) experienced severe complaints of impaired visual function. Statistical tests showed a relationship between age (P-value=0.004) and years of service (P-value=0.020) with complaints of decreased visual function. The field observations showed the low use of PPE (25.4%) among welding workers. Conclusion: Age and years of service are the main factors associated with complaints of decreased visual function in welding workers in Cengkareng District, West Jakarta. Based on the results of this study, it is recommended that the welding workshop owner set reasonable working hours and rest periods. The suggestion for the everyday use of PPE for workers is that the welding workshop owner is obliged to provide appropriate and suitable PPE for use as needed, provide education and ensure that workers are obedient in using PPE properly and correctly.