Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Debit Udara Suplai Terhadap Distribusi Temperatur Pada Ruang Penyimpanan Buah Mangga Menggunakan Computational Fluid Dynamics Munajat Al’Gais; Apip Badarudin; AP. Edi Sukamto
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 11 No 1 (2020): Prosiding 11th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.483 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v11i1.2018

Abstract

Distribusi temperatur pada ruang penyimpanan buah mangga merupakan suatu hal yang penting, dengan distribusi temperatur yang merata buah mangga yang disimpan dalam ruang penyimpanan akan terjaga kondisinya. Untuk melihat distribusi temperatur pada ruang penyimpanan buah mangga dilakukan simulasi dengan menggunakan CFD (computational fluid dynamics). Simulasi dilakukan dengan membuat kerangka ruang penyimpanan dengan ukuran panjang 9 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 3 meter, dengan buah mangga terletak ditengah-tengah ruang penyimpanan, dan terdapat sebuah lubang udara suplai dan sebuah lubang udara return. Dinding ruang penyimpanan menggunakan polyurethane lalu temperatur udara di luar ruangan diasumsikan 25°C, buah mangga dengan asumsi kotak berukuran panjang 40 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 30 cm, berjumlah 48 buah tersebar di tengah-tengah ruang penyimpanan dengan kondisi buah mangga mengikuti acuan pada ASHRAE dan suplai memiliki temperatur 8°C dan memiliki variasi debit udara sebesar 1,2 m³/s, 1,5 m³/s, dan 1,8 m³/s. Debit udara akan berpengeruh kepada distribusi temperatur pada ruangan, sehingga akan didapatkan perbedaan temperatur di beberapa bagian ruangan. Debit udara yang tinggi akan membuat distribusi temperatur lebih merata pada ruang penyimpanan buah mangga sehingga produk akan mendapatkan temperatur yang merata.
Analisa Kinerja Sistem Absorption Chiller di Gedung Sanggar Ksatria Liema Bogor Nurochman B. P; AP. Edi Sukamto; Arda Rahardja L
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 11 No 1 (2020): Prosiding 11th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.773 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v11i1.2029

Abstract

Sistem refrigerasi merupakan sistem yang sudah menjadi hal yang penting dibidang komersial atau industri. Salah satu jenis sistem refrigerasi yang digunakan di gedung dapat menggunakan sistem absorption chiller, dimana sistem ini memiliki absorber, generator, kondenser dan pompa untuk mensirkulasikan larutan fluida kerja. Absorption chiller memiliki COP atau kinerja yang sangat kecil yaitu sekitar 0,7 karena sumber energi utamanya adalah panas. Maka diperlukan analisis performansi pada absorption chiller ini agar dapat diketahui apakah mesin masih berfungsi dengan optimal. Pengolahan data yang dilakukan mengunakan data aktual yang dilakukan secara berkala 2 jam sekali selama 4 hari dan data awal yang sudah tercatat, didapat COP data aktual bernilai 0,62 yang mengalami penurunan performansi dibanding data awal dengan nilai 0,70. Maka sistem absorption chiller ini harus dilakukan perawatan agar kinerja tetap terjaga.
Analisis Perbandingan Kinerja Mesin Pendingin (Chiller, Cooling Tower, dan Air Handling Unit) Sebelum dan Sesudah Maintenance di Transmart Buah Batu Risma Safytri; Ade Suryatman Margana; A.P Edi Sukamto
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 11 No 1 (2020): Prosiding 11th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (867.536 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v11i1.2031

Abstract

Perawatan pada mesin pendingin dan pengondisian udara di pusat perbelanjaan/mall sangat dibutuhkan guna mempertahankan kinerja dan memastikan mesin tersebut dalam kondisi yang baik sehingga mampu melaksanakan proses yang telah direncanakan. Dalam usaha untuk dapat menggunakan fasilitas kegunaan mesin tersebut secara kontinu, maka staff gedung Transmart Buah Batu melakukan kegiatan preventive maintenance yang meliputi pengecekan dan perbaikan apabila terjadi kerusakan serta penyesuaian atau pergantian komponen pada mesin tersebut Untuk menganalisia bagaimana kinerja mesin maka dilakukan pengambilan data yakni pada saat sebelum dan sesudah proses maintenance dimana setelah itu kemudian dilakukan perhitungan terhadap datadata tersebut untuk mengetahui besar nila kinerja chiller, kapasitas pendinginan cooling tower dan kapasitas pendinginan AHU. Berdasarkan hasil perhitungan data sebelum dan sesudah maintenance didapatkan hasil naiknya nilai COP chiller setelah kegiatan maintenance, yakni dari besar COP sebelum maintenance ialah sebesar 5,59 COP dan untuk setelah maintenance ialah 7,1. Hal tersebut juga diiringi dengan penurunan konsumsi energi chiller dimana konsumsi energi chiller sebelum maintenance ialah sebesar 0,63kW dan untuk setelah maintenance sebesar 0,55kW. Sementara untuk nilai kapasitas cooling tower baik sisi udara dan sisi airmengalami kenaikan setelah maintenance sebesar 271,26kW dari nilai awal sebesar 1239,45kW menjadi 1510kW pada sisi air, dan sebesar 13,22kW dari nilai awal sebelum maintenance sebesar 13,22kW menjadi 37,47kW pada sisi udara. Dan untuk besar kapasitas pendinginan AHU mengalami penurunan di tiap lantai nyayakni untuk nilai kapasitas pendinginan AHU sebelum maintenance lantai ground, L1, L2 dan L3 berturut-turut ialah 10,39kW, 21,7kW, 21,7kW, 21,7kW. Sementara nilai kapasitas pendinginan AHU setelah maintenance 2,09kW, 6,47kW, 6,47kW.
INVESTIGASI EKSPERIMENTAL PERFORMA SISTEM PENDINGIN MULTI-TERMOELEKTRIK DENGAN KONFIGURASI TERMAL SERI DAN PARALEL Bowo Yuli Prasetyo; Apip Badarudin; A.P. Edi Sukamto; Rizki Muliawan
Jurnal Teknologi Terapan Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31884/jtt.v8i2.427

Abstract

Thermoelectrics can convert electrical energy to thermal energy. The generated thermal energy can be used in various cooling systems (TEC) applications. Improvement of TEC performance influenced by hot-side heat dissipation method, working fluid, and multi-thermoelectric. This study aims to investigate the relation between multi-thermoelectric configuration and the cooling behaviors. The experiment was conducted on the devices equipped with two modules of TEC arranged in series and parallel with variations of input voltage, working fluid mass flow, and temperature. The result reveals variations in cooling behaviors between the two configurations. Parallel configuration TEC gives the highest cooling capacity with a value of 66.62 W, 100% bigger than the series configuration. Meanwhile, the series configuration provides a delta temperature of 11.03 K, 2% higher than the parallel one. The parallel modules cooling performance is the biggest among the two arrangement, with a value of 2.57, which is 147% higher than series one.
Kaji Eksperimental Pengaruh Liquid Suction Heat Exchanger terhadap Kinerja Sistim Air Blast Freezer Apip Badarudin; AP. Edi Sukamto; Wanda Hidayah
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-13 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kinerja sistim refrigerasi dapat ditingkatkan menggunakan beberapa metoda. Pada penelitian ini, fokus peningkatan kinerja sistim refrigerasi menggunakan subcooling dilengkapi LSHX. Pengamatan dilakukan pada sistim air blast freezer (ABF) dilengkapi LSHX dan tanpa LSHX. Penambahan LSHX meningkatkan sub-cool, namun memberikan konsekuensi penambahan super-heat pada uap refrigeran yang keluar dari evaporator. Dengan demikian kerja kompresor akan meningkat. Pengaruh penambahan LSHX dalam eksperimen ini dihitung dan ditampilkan dalam grafik. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa penambahan LSHX pada ABF menyebabkan meningkatnya kapasitas pendinginan. Hal ini ditunjukkan oleh pencapaian temperatur produk yang lebih cepat (menit ke 43). Selain itu terjadi penurunan subcool sebesar  4oK dan kenaikan superheat sebesar  3oK. Tekanan suction meningkat sebesar 0.8 bar dan tekanan discharge sebesar 0.2 bar. Arus rata-rata ketika mengunakan LSHX sebesar 4.1 A sedangkan tanpa LSHX sebesar 3.82 A.