Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science

POLA KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA SANTRI DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN MODERN DEA MALELA) Muhammad Fauzan Adzim Al Mahmudi; Apriadi Apriadi; Ofi Hidayat
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 2 No. 2 (2020): Edisi 3
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.713 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v2i2.831

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskirpsikan dan memahami pola komunikasi lintas budaya Santri di Pondok Pesantren Modern Dea Malela dan hambatan yang dialami Santri dalam berkomunikasi lintas budaya dengan Santri lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat memperoleh keterangan yang lebih luas dan mendalam mengenai hal-hal yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data dari Miles dan Huberman, yaitu: Reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi lintas budaya merupakan proses pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda budaya. Ketika komunikasi tersebut terjadi antara orang-orang yang berbeda bangsa (internasional), antar etnik (interetnical), kelompok ras (interracial), atau komunikasi bahasa (intercommunal) disebut komunikasi lintas budaya. Komunikasi lintas budaya dari anggota budaya yang berbeda berperan terjadinya tingkah laku manusia, misalnya tingkah laku santri asing menyamahi budaya setempat atau budaya di Indonesia, sehingga santri asing berperilaku berdasarkan budaya setempat. Kata Kunci: Komunikasi; Lintas Budaya; Santri; Pondok Pesantren.
STRATEGI POLRES SUMBAWA DALAM MENANGANI BERITA BOHONG (HOAX) DI MEDIA SOSIAL Arifuddin Arifuddin; Apriadi Apriadi; Ofi Hidayat
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 2 No. 2 (2020): Edisi 3
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.467 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v2i2.835

Abstract

Pada era perkembangan teknologi dan informasi saat ini membuat masyarakat memanfaatkan teknologi yang ada seperti media sosial berupa facebook, instagram, twitter, dan aplikasi sejenisnya untuk berbagi informasi dengan cepat kepada keluarga, kerabat, maupun teman jauh. Serta memiliki banyak manfaat positif, diantaranya memudahkan pemerintah dalam menyalurkan informasi kepada masyarakat, penyelesaian pengaduan atau laporan pelayanan publik. Kelebihan yang dimiliki teknologi berupa media sosial dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dalam menyebarkan informasi yang tidak benar atau biasa disebut berita hoax. Untuk itu, pemerintah tidak tinggal diam dengan banyaknya peredaran berita hoax yang meresahkan masyarakat serta memberikan dampak kerugian untuk orang yang mempercayainya. Penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini, peneliti mendapatkan beberapa temuan diantaranya yaitu strategi pemerintah Sumbawa dalam hal ini polres Sumbawa melalui Unit Tipiter bergerak dalam menuntaskan permasalahan tersebut dengan membentuk strategi berupa bekerjasama dengan tim Humas, Satgas Nusantara dan Cyber Crime dalam membantu patroli dunia maya seperti media sosial, website dan youtube, melakukan upaya Penyelidikan dan Penyidikan, Sosialisasi dan Edukasi. Kata Kunci: Strategi; Polres Sumbawa; Berita Bohong; Media Sosial.
PERSAMAAN HAK ASASI MANUSIA DAN RASISME PADA KELOMPOK MINORITAS (ANALISIS FRAMING DALAM FILM THE GREATEST SHOWMAN) Dwi Zulhifitri; Ofi Hidayat
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 3 No. 2 (2021): Edisi 5
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.59 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v3i2.1520

Abstract

Film the Greatest Showman merupakan film bergenre drama musikal. Film tersebut terinspirasi dari kisah nyata atau disebut sebagai film biografi. Dimana pada abad ke-17 hingga abad ke-19, yang juga menjadi latar waktu kejadian dalam film. Pada masa itu dipercaya menjadi awal mula atau cikal bakal terciptanya sikap bahkan aksi diskriminasi serta rasisme yang hingga kini masih kita rasakan. Walaupun tidak seburuk pada saat perang dunia ke-II, dengan tokoh utama dalam film tersebut bernama Phineas Taylor Barnum sebagai salah satu pengusaha yang menciptakan sirkus pertama dengan manusia sebagai pemeran sirkusnya. Film yang rilis pada tanggal 20 Desember 2017 di Amerika Serikat tersebut berhasil meraih banyak penghargaan, dalam ajang Globe Awards ke-75, untuk kategori Best Motion Picture - Musical or Comedy dan Aktor Terbaik – Musikal atau Komedi untuk Jackman. Kemudian untuk lagu “This is Me”, berhasil memenangkan kategori Golden Globe Award for Best Original Song dan dinominasikan untuk Lagu Orsinal Terbaik di Academy Awards ke-90, serta menjadi salah satu film terlaris kelima sepanjang massa. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji mengenai bagaiamana framing yang dilakukan sutradara terhadap aksi diskriminasi dan rasisme dalam anggota sirkus yang memiliki postur, berat, dan warna kulit yang berbeda dari orang-orang normal lainnya. Kata Kunci: Film Biografi, Analisis Framing, Diskriminasi dan Rasisme, Hak Asasi Manusia.
REPRESENTASI FEMINISME DALAM FILM LIVE-ACTION MULAN Silma Nadia; Ofi Hidayat
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 4 No. 1 (2022): Edisi 6
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.102 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v4i1.1925

Abstract

The live-action film Mulan is one of the war action films in which it describes gender equality. In addition, in this film there is also a depiction of the struggle of a girl who is determined to prosper her family until she has to go to war to replace her father. Women are not weak, women can stand on their own feet and women can play the role of men, is a representation of feminism that can be observed in several scenes in this film. This study was analyzed using Charles Sanders Peirce’s semiotics which focused on finding out what scenes represent feminism in the live-action film Mulan. The method used to research this Mulan Film is descriptive qualitative; the data collected is in the form of words and pictures, not in the form of numbers. Depictions of gender equality are presented in several scenes in this film, including Hua Mulan is endowed with strong chi, Mulan is a free spirited woman, Xianniang is another female figure with strong chi, feminism in the stereotype of ideal women, women can fight like a men and women can be a leaders, where each scene describes the flow of feminism.