Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

IDENTIFIKASI DAMPAK DECK WATER SEAL UNTUK PENINGKATAN KERJA INERT GAS SYSTEM DI MT. GREEN STARS DENGAN METODE FTA Wahyu Aji; Jamiul Alim; Sri Purwantini
Dinamika Bahari Vol 8 No 1 (2017): Edisi Oktober 2017
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.41 KB) | DOI: 10.46484/db.v8i1.60

Abstract

Inert Gas System adalah pesawat bantu yang digunakan untuk mempertahankan kadaroksigen yang rendah dalam tangki sehingga memungkinkan timbulnya kebakaran. Purging padatangki-tangki muatan yang kosong dengan maksud menggantikan campuran hidrokarbon gasdengan inert gas agar bisa mengurangi konsentrasi atau kadar hidrokarbon di bawah garisyang disebut Critical Dilution. Kalau sampai ada udara segar masuk ke dalam tangki tersebutmaka kondisi atmosfir dalam tangki akan segera masuk dalam kantong dimana campuran inidapat terbakar atau rusak. Terdapat 3 permasalahan yang terdapat pada IGS saat dioperasikanyaitu perawatan Deck Water Seal diperlukan dalam pengoperasian IGS, dampak apabila DeckWater Seal tidak bekerja secara maksimal dan upaya yang dilakukan agar Deck Water Sealbekerja secara maksimal dalam pengoperasian IGS. Untuk mengupayakan agar IGS dapat beroperasi dengan maksimal maka diadakanpenanganan yang baik dan tepat, dalam mencari solusi permasalahan digunakan metode FaultTree Analysis (FTA). Metode analisis ini terutama digunakan dalam bidang teknik keselamatandan rekayasa keandalan untuk memahami bagaimana sistem bisa gagal, untuk mengidentifikasicara terbaik untuk mengurangi resiko angka kejadian kecelakaan keselamatan atau systemfungsional, FTA mengidentifikasi hubungan antara faktor penyebab dan ditampilkan dalambentuk pohon kesalahan yang melibatkan suatu gerbang logika sederhana. Perawatan DeckWater Seal sangat penting dalam pengoperasian IGS, yaitu salah satunya merawat komponenyang menunjang kinerja dari Deck Water Seal seperti demister pad, inert gas blower. Dalamdemister pad ada komponen lain yaitu deck seal pump dan drain valve. Begitu juga dalan inergas blower ada safety valve, mast riser, non return valve. Komponen tersebut sangatlah pentingguna menunjang kinerja dari deck water seal. Masinis dapat melaksanakan kegiatan perawatandengan baik terhadap deck water seal, agar kerja dari deck water seal dapat bekerja secaramaksimal pada saat pengoperasian IGS di kapal.
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN PEMBAKARAN PADA BURNER BOILER DI ATAS KAPAL Victoria Handiyan; Febria Surjaman; Sri Purwantini
Dinamika Bahari Vol 8 No 1 (2017): Edisi Oktober 2017
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.31 KB) | DOI: 10.46484/db.v8i1.61

Abstract

Auxilary Boiler (ketel uap bantu) merupakan mesin yang digunakan untuk memproduksiuap bertekanan yang sangat dibutuhkan di kapal, diantaranya untuk pemanas bahan bakar,minyak lumas, dan pemanas air untuk akomodasi maupun permesinan. Jenis dari ketel uap iniada dua yaitu ketel pipa air dan ketel pipa api. Pada kapal MV. Ultra Cory menggunakan jenispipa air. Boiler agar bekerja secara optimal harus didukung oleh beberapa faktor, diantaranyayang paling penting adalah faktor pembakaran. Burner merupakan komponen utama dalampembakaran sering mengalami masalah. Maka dari itu perlu diketahui hal apa saja yangmenjadi penyebab kegagalan penyalaan Burner tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakanmetode AHP(Analytical Hierarchy Process), dimana metode ini untuk menentukan faktorpenyebab kegagalan pembakaran pada Burner boiler, yang mana dalam menentukan masalahtersebut akan dicari dengan menentukan nilai tertinggi dari penghitungan matriknya dan nilaieigennya. Pada AHP ini dalam mencari nilai tertinggi akan dibagi dengan beberapa subbagian, yaitu kriteria dan alternatif. Untuk sub kriteria diambil faktor penyetelan, kondisikomponen dan perawatan komponen. Sedangkan untuk sub alternatif diambil dari komponenBurner dan pendukungnya, ignition rod, elektroda, nozzle tip, nozzle pipe dan flame eye.Darishasil analisis tersebut didapatkan bahwa penyebab utama kegagalan pembakaran pada Burneryaitu dari faktor penyetelan pada Burner. Upaya yang dilakuakan agar ketel uap bekerja secaramaksimal yaitu dengan melakukan perawatan, pengecekan, dan perbaikan sesuai denganstandar yang sudah ditentukan oleh manual book terutama dalam faktor pembakaran.
OPTIMALISASI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ABK TENTANG PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT-ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KAPAL MT. PEMATANG Aulia Uyun Asalina; Suherman; Sri Purwantini
Dinamika Bahari Vol 8 No 2 (2018): Edisi Mei 2018
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.361 KB) | DOI: 10.46484/db.v8i2.69

Abstract

Fire drill merupakan program pelatihan yang wajib dilaksanakan di kapal sesuaiaturan yang terdapat di dalam buku Safety Of Life At Sea (SOLAS) Chapter III Regulation9.3.4, dan setiap crew kapal harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalampengoperasian alat-alat pemadam kebakaran sesuai aturan Standard Of TrainingCertification and Watchkeeping For Seafarer (STCW) tabel A-VI/1-2. Tujuan dari penelitianini yaitu, untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan keterampilan anak buah kapal,selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui sistem pelatihan yang seharusnyaditerapkan sebagai meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anak buah kapal dalamkaitannya dengan prosedur penggunaan alat-alat pemadam kebakaran di kapal MT.Pematang / P.1021. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pengumpulandata dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Hasilpenelitian menunjukan bahwa, penyebab utama kegagalan pelaksanaan fire drill di kapalMT. Pematang / P.1021 adalah kurangnya pengetahuan anak buah kapal terhadap prosedurpenggunaan alat-alat pemadam kebakaran, kurangnya kedisiplinan dan rendahnyakesadaran tentang bahaya yang dapat ditimbulkan. Upaya-upaya yang diterapkan untukmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan awak kapal dalam kaitannya dengan alat-alatpemadam kebakaran di kapal MT. Pematang / P.1021 adalah dengan melaksanakan fire drillsecara reguler minimal 1 kali sebulan sesuai aturan yang terdapat di dalam buku Safety OfLife At Sea, safety movie, familiarisasi alat-alat modern dan solas training, harusdioptimalkan oleh anak buah kapal.
ANALISIS PENINGKATAN DINAS JAGA DI DAERAH RAWAN GUNA MENINGKATKAN KEAMANAN PADA KAPAL MT. SEI PAKNING Dwi Antoro; Sri Purwantini; M. Arif Ikhsannudin
Dinamika Bahari Vol 8 No 2 (2018): Edisi Mei 2018
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.335 KB) | DOI: 10.46484/db.v8i2.70

Abstract

Dinas jaga pelabuhan di kapal dilaksanakan ketika kapal sedang berlabuh jangkar, sandardermaga atau diikat di buoy, olah gerak untuk berangkat dari pelabuhan maupun tiba dipelabuhan, bongkar muat, dan menerima atau menurunkan pandu. Dinas jaga berfungsi untukmenciptakan keamanan di kapal dan lingkungan. Pelaksanaan dinas jaga tidak maksimaldisebabkan karena peralatan penunjang keamanan yang kurang dan penerapan ISPS Code yangtidak maksimal. Dan hal tersebut dapat diatasi dengan menyediakan peralatan penunjangkeamanana dan ISPS Code diterapkan secara maksimal di atas kapal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan USG untuk menentukanprioritas masalah. Permasalahan yang terjadi adalah pelaksanaan dinas jaga yang tidakmaksimal di daerah rawan yang berpengaruh terhadap keamanan di kapal MT. Sei Pakning.Maka rumusan masalah dari masalah tersebut adalah bagaimana pelaksanaan dinas jaga didaerah rawan oleh crew MT. Sei Pakning dan bagaimana upaya yang harus dilakukan untukmeningkatkan keamanan di daerah rawan. Dari hasil penelitian yang menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan dinas jaga di daerahrawan di kapal MT. Sei Pakning adalah peralatan penunjang keamanan seperti handy talky,senter, pentungan yang tidak ada, CCTV yang trouble. Dan pelaksanaan ISPS Code yang tidakditerapkan secara baik di atas kapal. Dari masalah-masalah tersebut yang menjadi penyebabkurang maksimalnya pelaksanaan dinas jaga di daerah rawan. Upaya yang dilakukanmeningkatkan keamanan adalah dengan menyediakan peralatan penunjang keamanan,perbaikan, penyediaan CCTV oleh kontraktor, pengawasan, pembuatan checklist, trainingkepada crew dan penambahan personil yang melakukan dinas jaga.
ANALISIS FIX OVERTIME UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DINAS JAGA ABK KAPAL MT. SEPINGGAN DI PT. PERTAMINA (PERSERO) PERKAPALAN JAKARTA Andri Kurniawan; Sri Purwantini; Arika Palapa
Dinamika Bahari Vol 9 No 1 (2018): Edisi Oktober 2018
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.277 KB) | DOI: 10.46484/db.v9i1.83

Abstract

Kapal telah menjadi pilihan utama angkutan laut dalam pendistribusian barang antarpulau, maupun antar Negara. Hal tersebut tak lepas dari kinerja awak kapal yang bekerjamenangani muatan kapal sehingga terlaksana dengan efektif dan efisien. Salah satu tugastanggung jawab awak kapal adalah dinas jaga. Berdasarkan hasil konduite yang dilakukanterhadap awak kapal MT Sepinggan pada tahun 2015 terjadi penurunan kinerja dinas jagaawak kapal karena adanya overtime yang disebabkan oleh beberapa faktor. Terlebih adanyakebijakan fix overtime pada PT Pertamina. Dalam penelitian ini peneliti menggunakanmetode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orangorangdan perilaku yang diamati dengan mengumpulkan data berupa pendekatan terhadapobyek melalui observasi, wawancara secara langsung terhadap subyek serta menggunakandokumen dan data yang berhubungan dengan dinas jaga ABK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa hal yang mempengaruhi overtimeantara lain adalah adanya peran muka belakang, drill, lego jangkar, perawatan mesin kapal.Vessel Allowance, Insentif, Pemberian gaji tepat waktu yang dilakukan oleh PT Pertaminaguna meningkatkan kinerja dinas jaga disamping adanya kebijakan fix overtime, dan upayayang dilakukan untuk meningkatkan dinas jaga adalah memberikan motivasi danmenerapkan kebijakan overtime.