Anita Liliana Susanti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma Longa) TERHADAP PEMERIKSAAN HEMOSTASIS DARAH Rini Roslaeni; Raya Agung Maha Sakti; Mochamad Fathan Zulfahmi; Maharany Rizky Yuniar; Evi Sovia; Wahyu Harihardjaja; Anita Liliana Susanti
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 3 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.786 KB)

Abstract

Kunyit (Curcuma longa) merupakan tanaman obat yang banyak terdapat di Asia, sering digunakan sebagai bumbu ataupun obat tradiosional. Tanaman kunyit memiliki akar (rimpang)berwarna kuning tuadan mengandung senyawa penting, diantaranya curcumindan ar-tumeron yang berperan dalam menghambat pembekuan darah. Saat ini salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia adalah penyakit kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Potensi kunyit yang dapat bersifat antikoagulan diharapkan menjadi alternatif pencegahan penyakit kardiovaskular. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak etanolrimpang kunyit secara in vivoterhadap bleeding time(BT), dan secara in vitroterhadap prothrombin time(PT) dan retraksi bekuan. Uji in vitromenggunakan sampel darah manusia yang ditambahkan ekstrak rimpang kunyit,sedangkan uji in vivodengan cara memberikan ekstrak rimpang kunyit secara per oral terhadap mencit. Pemeriksaan PT menggunakan metode tilt tube, pemeriksaan retraksi bekuan menggunakan whole bloodlalu didiamkan selama 2 jamdan dihitung sisa serumnya (volume serum/volume darah awal x100%), sedangkan pemeriksaan BT dilakukan dengan menginsisi ekor tikus. Hasil penelitian menunjukkan rerata PTdan BT memanjang pada semua semua kelompok uji.Semakin besar dosis ekstrak rimpang kunyitmaka semakin memanjang nilai PT dan BT. Retraksi bekuan pada kelompok uji menunjukkan rerata persentase serum yang rendah dibandingkan kontrol negatif, dan semakin besar dosis ekstrak yang diberikan maka semakin rendah nilai retraksi bekuannya. Hal tersebut diduga karena zat-zat aktif seperticurcumindan ar-tumerondapat menghambat proses pembekuan darah sehingga memengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis darah. DOI : 10.35990/mk.v4n3.p280-292
PELAKSANAAN PROTOKOL KESEHATAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATANKOTA CIMAHI JAWA BARAT INDONESIA Rr. Desire Meria Nataliningrum; Evi Sovia; Anita Liliana Susanti
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 3 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.127 KB)

Abstract

Terkait dengan penatalaksanaan pandemi Corona virus disesase-19 (Covid-19), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah memberikan pedoman bagi tenaga kesehatan tentang pengelompokan risiko tenaga kesehatan di fasitas pelayanan kesehatan, bekerja pada masa pandemi,penelusuran tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif, dan koordinasi diantara petugas lintas instansi. Tenaga kesehatan yang bekerjadi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memiliki risiko tinggi penularan infeksi Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19 yang dilakukan di 10 Puskesmas di Kota Cimahi. Penelitian menggunakan disain potong lintang dengan memberikan kuesioner dalam bentuk google form kepada Kepala Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan 8 dari 10 Puskesmas dikunjungi lebih dari 100 orang pengunjung terkait Covid-19. Area triase sebagai area skrining pasien hanya dimiliki oleh 7 Puskesmas, dan hanya 4 Puskesmas yang memberlakukan pengisian formulir self assessment pada pengunjung. Semua Puskesmas melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada pengunjung sebelum memasuki ruangan Puskesmas. Akan tetapi hanya 1 puskesmas yang memiliki ruang isolasi. Lima puskesmas memberlakukan pemisahan area pasien dengan keluhan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Semua puskesmas memberlakukan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan kelompok risiko tetapi hanya 2 puskesmas yang memiliki sistem pengawasan penggunaan APD. Sebagian puskesmas memiliki ruang khusus untuk memakai dan melepaskan APD. Sembilan Puskesmas memiliki prosedur penanganan limbah APD bekas pakai. Sistem rujukan pasien terkonfirmasi Covid-19 dimiliki oleh semua puskesmas. Namun demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan protokol kesehatanpada masa pandemi Covid-19 di 10 Puskesmas di Kota Cimahi masih belum optimal. Disarankan kepada Kepala Puskesmas untuk meningkatkan pelaksanaan protokol kesehatan. DOI : 10.35990/mk.v4n3.p318-329