Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KARAKTERISTIK DOKTER MUDA FK UNJANI TERKONFIRMASI POSITIF COVID-19 BERDASARKAN HASIL SWAB RT-PCR Asti Kristianti; Susanti Ratunanda; Iis Inayati
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 4 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.261 KB)

Abstract

Corona Virus Disease 19 (COVID-19) adalah penyakit pernafasan yang saat ini menjadi pandemi di dunia. Jawa Barat adalah salah satu provinsi dengan kasus COVID-19 terbanyak di Indonesia. Gejala yang timbul adalah demam, batuk, sesak, malaise, myalgia, sakit tenggorokan, anosmia, dan disgeusia. Polymerase Chain Reaction (PCR) swab adalah pemeriksaan baku emas untuk COVID-19. Pekerja kesehatan termasuk dokter muda adalah kelompok yang memiliki risiko sangat tinggi terinfeksi COVID-19. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (FK Unjani) yang terkonfirmasi COVID-19 berdasarkan hasil swab RT-PCR (Agustus 2020–Januari 2021). Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Dari pemeriksaan swab RT-PCR terhadap 303 dokter muda FK Unjani didapatkan 35 orang terkonfirmasi positif COVID-19, rentang usia 23-24 tahun, dan 85,71% perempuan. Karakteristik berdasarkan gejala klinis 62,86% tidak bergejala, 25,71% demam, 17,14% gangguan penghidu, 11,43% gangguan pengecap, 5,71% batuk dan nyeri badan, 2,86% sesak, sakit kepala, hidung beringus, dan diare. Sebanyak 42,86% sedang persiapan pembelajaran luar jaringan (luring), 22,86% stase di Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM), 17,14% Radiologi, 11,43% Neurologi, dan 2,86% di Laboratorium Mata dan Anak. Sebanyak 74,29% tidak ada riwayat kontak dan sebanyak 25,71% ada riwayat kontak. Tata laksana yang dilakukan, yaitu 31 orang (62,86%) isolasi mandiri, tiga orang (8,57%) dirawat di rumah sakit, dan satu orang (2,86%) dirawat di fasilitas isolasi milik pemerintah. Kesimpulan pada penelitian ini adalah karakteristik dokter muda FK Unjani yang terkonfirmasi positif COVID-19, yaitu sebagian besar perempuan, tanpa gejala, sedang persiapan luring, tidak ada riwayat kontak, dan ditatalaksana dengan isolasi mandiri. DOI : 10.35990/mk.v4n4.p421-432
PENGUATAN UPAYA TESTING DAN TRACING DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID 19 DENGAN PELAYANAN PEMERIKSAAN PCR SARS COV 2 UNTUK MASYARAKAT KOTA CIMAHI Anita Liliana Susanti; Fusvita Merdekawati; Rohayati; Entuy Kurniawan; Susanti Ratunanda; Rini Roslaeni; Anastasia Y. Triningtyas; Sayu P.Y. Paryati; Asep Iin; Nisrina Ghaisa; Siti Hapsah; Cecep Mulyana
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Panrita Abdi - Januari 2023
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v7i1.20026

Abstract

The Covid-19 pandemic has spread all over the world. Covid-19 can be transmitted through frequent contact with one's body or other people. One of the easy and effective steps recommended by the World Health Organization to prevent the spread of Covid-19 is hand washing with soap (CTPS) using airflow. The purpose of this activity is to increase the knowledge of 80% of students regarding Hand Washing with Soap (CTPS). This outreach activity was carried out at SDN No. 129 Inpres Bontoloe, Galesong District, Takalar Regency, and was attended by 15 students. The method used is a lecture coupled with playing games and singing the steps of Washing Hands with Soap (CTPS). The results of the pre-test and post-test showed that there was an increase in the average knowledge from 8.93 to 9.93. The results of the Wilcoxon test analysis showed that the p-value was 0.002 <0.05, which means that there was a change in the respondents' level of knowledge before and before counseling on Hand Washing with Soap (CTPS). It certainly has an impact on improving better CTPS practices. In addition, the school is expected to be able to improve facilities and infrastructure to support the application of hand washing with soap to prevent Covid-19 effectively.  ---   Pandemi Covid 19 yang melanda dunia, dirasakan juga dampaknya di Kota Cimahi. Penguatan upaya testing dan tracing merupakan upaya strategis  untuk mengatasi penyebaran penyakit di masyarakat.  Kota Cimahi belum memiliki laboratorium biomolekuler untuk pemeriksaan PCR SARS COV 2,  pada awal terjadinya pandemi. Kegiatan pemeriksaan PCR yang merupakan pemeriksaan baku emas untuk penegakan diagnosis menjadi terhambat. Melihat kondisi tersebut institusi pendidikan yang berada di wilayah Kota Cimahi, dengan difasilitasi oleh Dinkes Kota Cimahi melakukan kerjasama untuk mengadakan pemeriksaan PCR SARS COV 2  bagi masyarakat Kota Cimahi. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan pemeriksaan PCR SARS COV 2 yang bermutu sehingga dapat memperkuat upaya testing dan tracing bagi masyarakat kota Cimahi. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah melalui kolaborasi interprofesi diantara institusi Pendidikan di wilayah kota Cimahi. Profesional  dalam disiplin ilmu yang terkait mengamalkan ilmu dan keterampilan untuk membantu upaya testing dan tracing bagi Kota Cimahi. Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengabdian masyarakat ini antara lain membangun alur pemeriksaan, melakukan validasi metode dan optimasi pemeriksaan, memberikan  pelayanan laboratorium biologi molekuler berupa pemeriksaan PCR SARS COV 2, melakukan verifikasi harian untuk hasil pemeriksaan dan melaksanakan pelaporan harian kedalam system pelaporan Nasional. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terlaksananya pemeriksaan PCR SARS COV 2 yang berkualitas untuk masyarakat kota Cimahi. Pemeriksaan yang dilaksanakan telah diawasi proses pelaksanaannya sejak pengiriman sampel, proses pemeriksaan hingga pelaporan hasil.  Jumlah pemeriksaan yang telah dilakukan selama periode kegiatan ini adalah 43.408 pemeriksaan. Kualitas hasil pemeriksaan semakin membaik sepanjang periode pengabdian, hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya jumlah hasil pemeriksaan invalid dan inkonklusif.
KORELASI ANTARA JUMLAH TROMBOSIT, JENIS Plasmodium sp, DAN DERAJAT MALARIA PADA PASIEN MALARIA Susanti Ratunanda; Eddy Harjadi; Eka Ulfah R
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 3 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang mengancam jiwa di Indonesia terutama pada kelompok risiko tinggi yang disebabkan oleh Plasmodium sp.Malaria digolongkan menjadi malaria tanpa komplikasi dan derajat berat. Trombositopenia terkait dengan risiko hemoragik pada penderita malaria. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara jumlah trombosit dan jenis Plasmodium sp. dengan derajat malariadan jumlah trombosit dengan jenis Plasmodium sp. pada pasien malaria yang dirawat inap di Rumah Sakit Dustira Cimahi (RS Dustira). Penelitian cross-sectional ini menggunakan analisis uji Chi Square dan Pearson pada pasien malaria dengan atau tanpa komplikasi yang mempunyai hasil pemeriksaan hitung trombosit dan jenis Plasmodium sp., tanpa koinfeksi pada periode penyakit yang sama. Data diambil dari bagian rekam medik dan laboratorium RS Dustira periode 2014-2017. Dari 59 subyek yang memenuhi kriteria inklusi didapatkan penderita malaria terbanyak pada kelompok umur 26–45 tahun (62,7%) dan berjenis kelamin laki-laki (96,6%). Sebanyak 46 penderita malaria (78%) mengalami trombositopenia dengan jumlah trombosit rerata 110.000 mm/m3. Mayoritas Plasmodium sp. penyebab infeksi malaria adalah P. vivax(72,9%). Tidak terdapat hubungan bermakna antara jumlah trombosit dengan derajat penyakit malaria (p = 0,537, R = 0,082), hubungan bermakna antara jenis Plasmodium sp. dengan derajat penyakit malaria (p = 0,03, R = 0,375) dan tidak ada hubungan bermakna antara jumlah trombosit dengan jenis Plasmodium sp. (p = 0,133, R = 0,198). Hasil tidak bermakna dalam penelitian ini dapat disebabkan karena tidak diketahui data baseline jumlah trombosit dan riwayat pengobatan pasien malaria sebelumnya. DOI : 10.35990/mk.v4n3.p267-279
Performance of clinical scoring and microscopic combinations for diagnosing pulmonary tuberculosis with the GenXpert criteria Anita L. Susanti; Anindita T. Khairunnisa; Firman Firdaus; Ania K. P. Dewi; Susanti Ratunanda; Dian Anggraeny
ACTA Medical Health Sciences Vol. 2 No. 2 (2023): ACTA Medical Health Sciences
Publisher : ACTA Medical Health Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulmonary tuberculosis is a prominent health issue in Indonesia, which ranks second in the world regarding the number of patients. Rapid tuberculosis detection is crucial for early treatment, a better prognosis, and a reduction in disease transmission; however, the availability of molecular rapid tests is limited. Cross-sectional design and retrospective analyses of pre-pandemic data from 723 patients with suspected pulmonary tuberculosis from 2017 to 2019 were conducted in this study. The study aimed to assess the performance of clinical scoring and microscopic examination in tuberculosis diagnosis at RSUD Sayang Cianjur. The effectiveness of sequential (two-stage) and simultaneous combinations of clinical scoring and sputum smear microscopic were investigated. Performance assessments consisted of 2x2 tables, calculation according to Gordis, and Receiver Operator Characteristic (ROC) analysis, with GenXpert results as the gold standard. The results showed lower performance of the individually performed scoring system, with clinical scoring having a sensitivity of 34.44% and a specificity of 97.15%. Microscopic Acid Fast Bacteria (AFB) had a sensitivity of 70.20% and a specificity of 98.57%. The net sensitivity of the sequential combination was 28.48%, and the specificity was 99.05%. The net sensitivity of the simultaneous combination was 77.15%, and the specificity was 95.72%. The area under the curve from the sequential diagnostic method was 0.728, and the area under the curve of the simultaneous diagnostic was 0.884. The sequential and simultaneous combinations of clinical scoring and the AFB microscopy improved the test performance. The simultaneous combination performed slightly better than the sequential combination.
GAMBARAN HASIL TES FAAL PARU PADA PENYINTAS COVID-19 MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2019˗2022 Karel Jaroslav; Daswara Djajasasmita; Susanti Ratunanda
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 3 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Sars˗cov˗2. Penelitian tentang efek jangka panjang COVID-19 pada manusia sudah banyak dilakukan khususnya pada paru karena paru merupakan organ yang paling terkena dampak. Salah satu tes yang bisa dilakukan untuk mengukur fungsi paru pada penyintas COVID-19 adalah tes faal paru. Desain penelitian ini adalah deskriptif observasional dan sampel penelitian ini sebanyak 38 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (FK UNJANI) angkatan 2019˗2022 yang pernah terinfeksi COVID-19. Berdasarkan usia, didapatkan bahwa 30 dari 38 subjek mengalami penyakit paru restriktif. Berdasarkan jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan mengalami penyakit paru restriktif. Berdasarkan waktu terinfeksi, 88% subjek yang terinfeksi kurang dari 6 bulan mengalami penyakit paru restriksi sedangkan pada subjek yang terinfeksi lebih dari 6 bulan terdapat 81% subjek yang mendapatkan hasil restriksi. Berdasarkan gejala klinisnya, 37 dari 38 subjek yang termasuk gejala klinis ringan. Hasil tersebut dapat terjadi karena pada penyintas COVID-19, kerusakan yang terjadi saat infeksi dapat menyebabkan peradangan yang berkepanjangan dan terjadi fibrosis atau perubahan jaringan parenkim paru menjadi jaringan parut yang menyebabkan penurunan kapasitas difusi dan gangguan pengembangan paru sehingga pada pengukuran tes faal paru hasil yang didapat adalah restriksi. Kata kunci: penyakit paru restriksi, penyintas covid˗19, tes faal paru, usia mudaDOI : 10.35990/mk.v6n3.p240-250
Optimalisasi Peran Posyandu Dalam Program Penurunan Kasus Stunting di Kelurahan Cibeureum Kota Cimahi Dewi Ratih Handayani; Dadan Kurnia; Andri Andrian Rusman; Endry Septiadi; Sri Quintina; Susanti Ratunanda; Fransiska Ambarukmi P; Ilma Fiddiyanti; Arlan Sidha; Lukman Munawar Fauzi
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v4i2.342

Abstract

Stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Dinas Kesehatan Kota Cimahi melaporkan kejadian stunting di Cimahi pada 2021 adalah 11,05 % dari total balita di Kota Cimahi. Pendekatan kepada masyarakat agar terlibat dalam program penurunan angka stunting perlu juga dilakukan, salah satunya dengan mengoptimalkan peran posyandu. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah mengetahui jumlah kasus stunting, serta penyuluhan kepada kader posyandu sebagai salah satu langkah optimalisasi peran posyandu dalam mencegah dan menurunkan kejadian stunting. Kegiatan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum. Metode yang dilakukan berupa pengukuran antropometri pada balita, wawancara kepada ibu balita, dan penyuluhan, serta pretest dan post-test kepada kader posyandu. Hasil kegiatan diperoleh jumlah seluruh balita dari dua RW yang datang saat posyandu sebanyak 210 balita dan hasil antropometri diketahui jumlah balita stunted sebanyak 32 (15,23 %) balita dan severely stunted sebanyak 8 (3,81%) balita. Penyuluhan posyandu diikuti oleh perwakilan kader di setiap posyandu di Kelurahan Cibeureum, jumlah kader yang mengikuti kegiatan penyuluhan stunting sebanyak 58 orang. Hasil pretest dan post-test menunjukkan bahwa penyuluhan tentang pencegahan stunting pada kader posyandu memberikan peningkatan pengetahuan.