Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PELAKSANAAN ZAKAT BADAN HUKUM Imam Mustofa
Akademika : Jurnal Pemikiran Islam Vol 20 No 2 (2015): Islam dan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.842 KB)

Abstract

Para ulama kontemporer berpendapat bahwa badan hukum wajib dizakati. Dalam konteks Indonesia, dalam aturan perundang-undangan yang mengatur masalah zakat, disebutkan bahwa muzakki tidak hanya perseoragan, akan tetapi juga bisa berupa badan hukum. Berdasarkan hal ini, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah memenuhi syarat. Di Kota Metro terdapat beberapa Lembaga Keuangan Syariah yang juga merupakan badan hukum. Berdasarkan hal ini, permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana pelaksanaan zakat badan hukum pada LKS di Kota Metro. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang berusaha menelisik dan mengungkap pemahaman para pengelola LKS di Kota Metro terhadap kewajiban zakat badan hukum. Penelitian ini juga mengungkap pelaksanaan zakat badan hukum dan mekanisme pengelolaannya. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif. Populasi penelitian ini adalah Lembaga Keuangan Syariah di Kota Metro. Teknik sampling yang digunakan adalah purposif sampling. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisa dengan metode deskriptif-analitis. Setelah data dianalisa dan dikaji, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak semua pengelola Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Kota Metro memahami mengenai kewajiban badan hukum. Ada pengelola yang memahami bahwa zakat badan hukum adalah zakat yang dikeluarkan oleh pengelola terhadap dirinya, bukan lembaga yang dikelolanya. Selain kesimpulan di atas, dapat diketahui pula bahwa Ada tiga bentuk pelaksanaan zakat badan hukum LKS di Kota Metro. Pertama, LKS yang tidak dizakati karena ketidaktahuan pengelolanya mengenai ketentuan dan aturan kewajiban zakat badan hukum. Kedua, LKS yang dikeluarkan zakatnya, meskipun para pengelolanya belum mengetahui aturan dan ketentuan zakat badan hukum. Ketiga, LKS yang dikeluarkan zakatnya karena para pengelolanya mengetahui teori dan landasan hukumnya. Mengenai mekanisme pelaksanaan zakat LKS, ada perbedaan antara satu dengan lainnya. Perbedaan ini pada tataran perhitungan nisab, kadar, pengumpulan dan penyaluran. The contemporary scholars propose that corporation is liable given through alms. In indonesia context, the regulation which regulates about alms is called that board commite of alms is not only individually, but also it can be corporation. In the line of this, Board of islamic financial is liable removed its alms if it has granted its terms. Metro has several Boards of islamic financial, it is also corporation. Based on this case, the issues of the paper is how does corporation implement alms at several Boards of islamic financial in Metro. This study is the result of research which tries to investigate and reveal insights of manager Boards of islamic financial in Metro toward alms obligation of corporation. The research also tries to reveal the alms implemetation of corporation and its maintenance. This research is field research which is having character of qualitative approach. The population of this study is boards of islamic financial in Metro. Techique sampling used is purposive sampling. Techique in gathering the data is used by non-structured interviewing and documentation. The data is analyzed through descriptive analysis method. After the data is analyzed and examined, the conclusion can be taken is not all boards islamic financial in Metro understand about obligation of corporation. There is manager who understands that alms of corporation is alms which paid by manager to their self, it is not broad that should pay it. In spite of conclusion above, it can be known that there are three models the implementation alms of corporation in Metro. First, boards islamic financial which is not paid alms yet because the manager did not know the implementation about appointment and the rule of alms for corporation. Secondly, boards islamic financial has paid its alms, eventhough its managers did not know rule and appointment for corporation. Last, boards islamic financial has paid its alms and its managers knew theori and its base of law. Regarding to the mechanism alms for boards islamic financial, there is difference between one and else. This distinct on calculation nisab, grade, collecting and distributing
SKETSA PEMIKIRAN ISLAM LIBERAL DI INDONESIA Imam Mustofa
Akademika : Jurnal Pemikiran Islam Vol 17 No 2 (2012): Memperkuat Citra Islam sebagai Agama Perdamaian
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.79 KB)

Abstract

Pemikiran Islam di Indonesia selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan sosial masyarakat. Indonesia sebagai negara plural, baik dari sisi suku, ras, budaya, agama dan keyakinan ternyata memunculkan berbagai produk pemikiran yang plural pula. Bahkan pemikian keislaman di kalangan intelektual dan ulama pun cukup beragam. Salah satu corak pemikiran yang ikut mewarnai pemikiran Islam di Indonesia adalah Pemikiran Islam Liberal. Artikel ini bermaksud mengeksplorasi seketsa perkembangan pemikiran Islam Liberal di Indonesia. Tulisan ini berasal dari penelitian yang berasal dari data kepustakaan (library research) yang dianalisa dan dipaparkan secara deskriptif dengan menggunakan pendekatan sejarah. Dari hasil analisa data disimpulkan bahwa munculnya Islam liberal di Indonesia sangat dipengaruhi oleh pemikiran liberal intelektua-intelektual Barat. Intelektual indonesia yang sempat belajar ke universitas-universitas ternyata membawa pengaruh pemikiran liberal Barat ke kancah pemikiran Islam di Indonesia. Pemikiran Islam Liberal di Indonesia sampai saat ini masih hidup, terutama setelah munculnya Jaringan Islam Liberal. In line with period and social society development are Islam thought in Indonesia.Indonesia as a plural nation, tribal, race, culture, religion, and believe a matter of fact emergence thought products which plural too. Moreover, Islamic thought is variety in intelectual circle and Muslim Scholar.The liberal of Islamic thought is one of the thought pattern which follow apply a color to Islam in Indonesia. This article aims to explore the liberal Islamic thought in developing vignette in Indonesia.This paper comes from research which comes from library research analized and explained as descriptive by using historical approach.From the result of data analysis concluded that emerging Liberal Islamic in Indonesia is very influence by Liberal intelectuals Western.Indonesia Intelectual have sufficient time to study in the universities be in fact brought the influence Western Liberal thought to hung by a thread Islamic thought in Indonesia.Liberal Islamic thought in Indonesia until this now still live, especially after coming Islamic Liberal network.
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN-KOTA MELALUI PENGEMBANGBIAKKAN KAMBING (Studi pada Program Pengabdian Dosen Institut Agama Islam Negeri Metro) Imam Mustofa; Dedi Irwansyah
Akademika : Jurnal Pemikiran Islam Vol 22 No 2 (2017): Ekonomi Islam dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.285 KB)

Abstract

Abstrak Kajian ini merupakan kajian akadmik program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, (PPM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro. Program ini berupa peberdayaan ekonomi melalui komunitas. Lokasi Program pemberdayaan ini difokuskan di Kecamatan Metro Utara.Program pemberdayaan dilaksanakan melalui pengembangbiakkan kambing di keluarahan karangrejo Metro Utara Kota Metro. Subyek pemberdayaan ini adalah jamaah yasinan dan pengajian di Bedeng 23 A, Karangrejo. Tujuan pemberdayaan adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, taraf hidup subyek dampingan, jamaah yasinan dan pengajian. Lebih dari itu, pemberdayaan ini diharapkan dapat menciptakan komunitas masyarakat yang hidup mandiri. Masyarakat yang mampu mengendalikan kehidupan mereka.Berdasarkan evaluasi dan pengamatanlapangan, kajian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan program pemberdayaan melalui pengembangbiakkan kambing tidak hanya ditentukan jumlah modal yang diberikan, akan tetapi oleh spirit dan komitmen subyek pemberdayaan. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan ini adalah manajemen pengelolaan modal dan aset pemberdayaan. Subyek dampingan yang dipercaya untuk mengembangbiakkan kambing dengan sistem bergulir dan tidak menjadi hak milik, semangat dan komitmen mereka untuk memelihara hewan tersebut lebih tinggi, sehingga pemberdayaan berjalan efektif. Sementara model pemberdayaan yang modalnya berasal dari dana zakat profesi berupa kambing yang diserahkan kepada mustahiq untuk menjadi hak milik dan tidak bergulir, umumnya komitmen dan kesriusan penerima kurang maksimal. Akibatnya, tujuan pemberdayaan tidak tercapai secara maksimal. Kata kunci: Pemberdayaan ekonomi, subyek pemberdayaan, zakat profesi, pengembangbiakkan kambing.
Reinventing the Human Dignity in Islamic Law Discourse: The Wasatiyah Approaches from Khaled Abou El-Fadl to the Interreligious Relation Wildani Hefni; Rizqa Ahmadi; Imam Mustofa
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol. 16 No. 2 (2022)
Publisher : Sharia Faculty of State Islamic University of Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/mnh.v16i2.6928

Abstract

Violence in the name of religion has never completely disappeared from discourse on religious life. Surprisingly, Islamic law is used as the basis for committing acts of violence damaging interreligious relations. There is a gap between the goals of Islamic law and practice in society. This article aims to unpack the wasatiyah approach provided by Khaled Abou El-Fadl in Islamic law discourses. This research is a qualitative method using library research, which obtains information from books, articles, and journals. This research concludes that El-Fadl provides an essential concept known in contemporary Islamic law as al-wasatiyah by integrating various scientific disciplines to strengthen human dignity. El-Fadl offers a moderate-humanist approach as a system that is considered more holistic and comprehensive in Islamic law, especially in constructing texts, understanding the context, and optimizing legal reasoning based on maqasid al-shariah through independent reasoning. This article shows that El-Fadl allows greetings to non-Muslims, greetings of Christmas to non-Muslims, interacts with non-Muslims, and elects non-muslim leaders. El-Fadl believes in strengthening the theological basis of pluralism, which requires tolerance as a pathway for creating a mutually productive life together.
TEXT AUTHORIZATION IN THE DEVELOPMENT OF SHARIA ECONOMIC LAW IN INDONESIA: Study of the Fatwa of the National Sharia Council of the Indonesian Ulama Council Imam Mustofa
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 13, No 2 (2022): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v13i2.18935

Abstract

DSN-MUI fatwa is a reference for the sharia standardization in Islamic financial institutions. Fatwa not only refers to primary references (Quran and Sunnah) strengthened by jurisprudence, but also secondary references such as ulamas’ opinions. This study analyzes the fatwa used as a text-based religious authority by the fatwa institution. This is a literature review which qualitative data are from primary and secondary sources collected through documentation, by reading the fatwa on Islamic finance from 2000-2012. Meanwhile, secondary data are articles, books, or studies related to the authority of religious texts in the sharia economic law discovery and development. The content analysis method was applied. This study found that of the 122 fatwas compiled in the DSN-MUI fatwa book, there were 47 fatwas (38.5%), referring to the opinions of salaf and contemporary ulamas as the basis, or as arguments and legitimacy. Based on the findings and analysis, the religion’s legitimacy and authority are at least based on two main things, the agents forming authority and references forming authority. Issuance of fatwa in sharia economic development is an attempt to reproduce the text’s authority. This study affirms previous studies reinforcing MUI as the religious authority, particularly in sharia economics.Fatwa DSN-MUI menjadi rujukan standardisasi kesyariahan sebuah lembaga keuangan syariah. Fatwa tidak hanya merujuk pada referensi primer (Quran dan sunnah) yang diperkuat dengan kaidah fikih, tetapi juga pada referensi sekunder dari pendapat para ulama. Kajian ini bertujuan menganalisa fatwa yang dijadikan otoritas keagamaan yang bertumpu pada teks oleh lembaga fatwa. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif bersumber dari sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, yaitu membaca fatwa tentang keuangan Syariah tahun 2000-2012. Data sekunder yaitu artikel, buku atau kajian terkait otoritas teks agama dalam penemuan dan pengembangan hukum ekonomi syariah. Data dianalisis dengan metode analisis isi. Kajian ini menemukan, dari 122 fatwa dalam buku kumpulan fatwa DSN-MUI, terdapat 47 fatwa (38,5%) yang merujuk pendapat ulama salaf dan kontemporer sebagai landasan fatwa-fatwa tersebut, atau setidaknya sebagai argumen dan legitimasi. Penelitian menunjukkan bahwa legitimasi dan otoritas agama setidaknya bertumpu pada dua hal pokok yaitu agen pembentuk otoritas dan referensi pembentuk otoritas. Penerbitan fatwa dalam konteks pengembangan ekonomi syariah merupakan upaya mereproduksi otoritas teks. Kajian ini mengafirmasi kajian-kajian sebelumnya yang menyatakan penguatan MUI sebagai pemegang otoritas keagamaan, khususnya dalam bidang ekonomi syariah.
The Concept, Policy and Implication of Environtmental Sustainability in Islamic Universities in Indonesia Imam Mustofa; Ahmad Syarifudin; Tohir Muntoha
Madania: Jurnal Kajian Keislaman Vol 27, No 1 (2023): JUNE
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/madania.v27i1.9712

Abstract

One example of great achievement in Islamic studies in Indonesia is the integration and interconnection of numerous disciplines of knowledge through Islamic institutions. This method has been concretized over the last two decades by transforming Islamic institutes into universities, allowing them to extend numerous scientific areas, notably social humanities and science, by merging them with Islamic studies. When the modern era's environmental problem has impacted practically every country around the globe, including Indonesia, the question is how Islamic colleges may help alleviate the environmental crisis through an integrative-interconnected strategy. This research investigates the concepts, methods, and actual tactical measures undertaken by Islamic universities in Indonesia, as well as their significance in the fight against environmental issues. The study is based on qualitative data obtained from the State Islamic University (UIN) of Raden Intan Lampung. The study's findings show that the conceptualizations and strategies of Indonesian Islamic institutions are situated in the context of addressing the environmental crisis. The concept has advanced to the level of environmental conservation curriculum. Similarly, at the policy level, it has been employed for spatial planning and campus infrastructure development. However, because these stages are still internal, there are no concrete consequences or impacts. The efforts of Islamic institutions in Indonesia have not been successful in resolving the country's environmental issues. Salah satu contoh pencapaian besar studi Islam di Indonesia adalah integrasi dan interkoneksi berbagai disiplin ilmu melalui lembaga-lembaga Islam. Metode ini telah dikonkretkan selama dua dekade terakhir dengan mengubah institut Islam menjadi universitas, yang memungkinkan mereka memperluas berbagai bidang ilmiah, terutama humaniora sosial dan sains, dengan menggabungkannya dengan studi Islam. Ketika masalah lingkungan era modern telah berdampak pada hampir setiap negara di dunia, termasuk Indonesia, pertanyaannya adalah bagaimana perguruan tinggi Islam dapat membantu meringankan krisis lingkungan melalui strategi yang saling berhubungan dan integratif. Penelitian ini mengkaji konsep, metode, dan langkah taktis aktual yang dilakukan universitas Islam di Indonesia, serta signifikansinya dalam melawan isu lingkungan. Kajian ini didasarkan pada data kualitatif yang diperoleh dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Temuan studi menunjukkan bahwa konseptualisasi dan strategi lembaga Islam Indonesia terletak dalam konteks mengatasi krisis lingkungan. Konsep tersebut telah maju ke tingkat kurikulum pelestarian lingkungan. Demikian pula di tingkat kebijakan, telah digunakan untuk perencanaan tata ruang dan pembangunan infrastruktur kampus. Namun, karena tahapan-tahapan tersebut masih bersifat internal, tidak ada konsekuensi atau dampak yang nyata. Upaya lembaga-lembaga Islam di Indonesia belum berhasil menyelesaikan masalah lingkungan negara.