Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP ASI DI BAWAH USIA 6 BULAN DENGAN KERENTANAN PENYAKIT DI DESA PAYUNG AGUNG KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS Sri Heryani
Journal of Midwifery and Public Health Vol 3, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmph.v3i2.6826

Abstract

MP-ASI (Makanan Pendamping-Air Susu Ibu) adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung nutrisi yang diberikan kepada bayi setelah bayi siap atau berusia 6 bulan. Makanan pendamping ASI merupakan makanan tambahan bagi bayi.Makanan ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Jadi selain makanan pendamping ASI, ASI harus tetap diberikan kepada bayi paling tidak sampai usia 24 bulan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2013 diketahui bahwa pemberian ASI Ekslusif hanya meningkat sekitar 10% dalam periode 2007-2013. Pada SDKI tahun 2007 angka pemberian ASI Ekslusif itu hanya sekitar 32%, dan di SDKI tahun 2013 meningkat menjadi 42%, meskipun ada peningkatan hal ini masih jauh dari angka sempurna. Keberhasilan ASI Ekslusif di Jawa Barat tercapai 42% dari target 80%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberian MP ASI kurang dari 6 bulan dengan kerentanan penyakit di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis tahun 2014. Jenis penelitian yaitu menggunakan survey analitik dengan pendekatan case control (retrospective). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis periode Februari Mei 2014 sebanyak 357 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Proporsional Random Sampling sebanyak 78 orang. Hasil penelitian diketahui pemberian MP ASI adalah kategori memberikan MP ASI dibawah usia 6 bulan sebanyak 55 orang (10,5%), kerentanan penyakit adalah kategori mengalami sebanyak 58 orang (74,4%) dan terdapat hubungan antara pemberian MP ASI dibawah usia 6 bulan dengan kerentanan penyakit di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis 2014 ditunjukan dengan nilai p value 0,000 < α (0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar memberikan MP ASI dibawah usia 6 bulan, sebagian besar mengalami kerentan penyakit dan terdapat hubungan antara pemberian MP ASI dibawah usia 6 bulan dengan kerentanan penyakit di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis 2014.MP-ASI (Companion Food-Breast Milk) is food or drink other than ASI that contains nutrients given to the baby after the baby is ready or 6 months old. Breast milk companion food is a supplement for babies. This food should be complementary and can meet the needs of the baby. So in addition to breast milk supplements, breast milk should still be given to babies at least until the age of 24 months. The results of the Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI) in 2013 found that Exclusive Breastfeeding increased only about 10% in the period 2007-2013. In SDKI in 2007 the number of exclusive breastfeeding was only about 32%, and in SDKI in 2013 increased to 42%, although there is an increase this is still far from the perfect figure. The success of Exclusive Breastfeeding in West Java reached 42% of the target of 80%. The purpose of this study is to find out the relationship between the provision of MP ASI less than 6 months with the susceptibility to disease in Payung Agung Village, Panumbangan District, Ciamis Regency in 2014. This type of research is to use analytical surveys with case control (retrospective) approach. The population in this study is all mothers who have a toddler in Payung Agung Village, Panumbangan District, Ciamis Regency in the period of February May 2014 as many as 357 people. The sampling technique in this study is Proportional Random Sampling of 78 people. The results of the study are known that the provision of ASI MPs is a category of giving ASI MPs under the age of 6 months as many as 55 people (10.5%), the susceptibility of the disease is the category of experiencing as many as 58 people (74.4%) and there is a relationship between the provision of with disease susceptibility in Payung Agung Village, Panumbangan Subdistrict, Ciamis Regency 2014 is shown with a p value of 0,000 < α (0.05). The conclusion of this study is that most of them give ASI MPs under the age of 6 months, most of them have a susceptibility to disease and there is a relationship between giving ASI MPs under the age of 6 months with susceptibility to disease in Payung Agung Village, Panumbangan District, Ciamis Regency 2014.
THE EFFECT OF KEPOK BANANA HEART NUGGETS (NGET-JAPOK) AGAINST BREAST MILK PRODUCTION (ASI) Sri Heryani; Arifah Septiane Mukti; Siti Rohmah
HealthCare Nursing Journal Vol. 4 No. 2 (2022): HealthCare Nursing Journal
Publisher : Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.766 KB) | DOI: 10.35568/healthcare.v4i2.2261

Abstract

Mother's Milk (ASI) is the best source of food for babies, because breast milk has many ingredients that are very beneficial for babies. One of the benefits obtained is as immunity in the body. So that the achievement of exclusive breastfeeding will reduce the infant mortality rate. (Umboh et al., 2013). Data from the World Health Organization (WHO) in 2020 stated that the rate of exclusive breastfeeding was 44% during the 2015-2020 period, this is also in line with a survey conducted by Lambantorium in 2018 which stated that the coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia was still very minimal at 27 ,6%. (Fk and Andalas, 2017). Efforts that can be made in increasing the coverage of breast milk production are by paying attention to the nutrition of nursing mothers, where one of the efforts that can be done is to utilize plants as the fulfilment of nutrition for breastfeeding mothers. The plant that can be used is the kapok banana heart. Where this kepok banana heart is a type of plant that is easily obtained and the content contained in the kapok banana heart is useful in increasing breast milk production. (Pratiwi et al., 2016). The purpose of this study is to improve the status of the coverage of successful exclusive breastfeeding and to provide the latest study materials related to methods of increasing breast milk production. The method used in this research is to use pre test and post test designs. In this study a sample of one intervention group Based on statistical tests, it was found that the production of breast milk before the intervention was only 5.4, while after it increased to 9.9. The correlation between the two variables is 1.580, the difference in the average value of increasing breast milk production with a sig value of 0.000.
Faktor Predisposisi Rendahnya Penggunaan Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Gardujaya Tahun 2022 Siti Rohmah; Silpia Aprilia; Sri Heryani; Siti Fatimah
Jurnal Obstretika Scientia Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Akademi Kebidanan La Tansa Mashiro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.203 KB) | DOI: 10.55171/obs.v10i2.777

Abstract

In Indonesia the use of IUD contraceptives and others is 1.11%, Active Participants (PA) or the contraceptive prevalence rate (CPR) in West Java reaches 73.74%. In Ciamis Regency, the results of the Gardujaya Health Center were ranked as the second last to have the lowest IUD contraceptive achievement with a cumulative achievement of only 5 acceptors (0.3%) while the data for 2020 is the target number of 1128 people with the use of IUD KB as many as 11 people (0.97%). ) decreased IUD use by (0.4%). The purpose of this study was to describe the predisposing factors for the low use of Intra Uterine Device (IUD) contraceptives in the Gardujaya Health Center Work Area in 2022. This research method uses descriptive research. Samples in this study were 100 people. The sampling technique was randomly assigned to women of childbearing age who met the inclusion and exclusion criteria.Research results: This study found that most of the respondents had sufficient knowledge of 50 people (50%). Most of the respondents did not get husband's support as many as 58 people (58%). Most of the rsespondents have income that does not match the minimum wage as many as 62 people (62%).Conclusion: Most of the respondents have sufficient knowledge and Most of the respondents do not get husband's support, Most of the respondents have less income.It is hoped that the community can increase their knowledge or take part in counseling about family planning to make government programs successful through family planning programs.
Sosialisasi Peningkatan Pengetahuan Pus Terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Gardujaya Siti Rohmah; Siti Fatimah; Sri Heryani
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Kesehatan Galuh Vol 1, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jpkmu.v1i1.14017

Abstract

Di Indonesia penggunaan kontrasepsi IUD dan lain-lain 1,11%, Peserta Aktif (PA) atau angka prevalensi kontrasepsi (CPR) di Jawa Barat mencapai 73,74%. Kabupaten Ciamis didapatkan hasil Puskesmas Gardujaya diperingkat ke dua terakhir yang memiliki capaian kontrasepsi IUD terendah dengan capai kumulatif hanya 5 orang akseptor (0,3%) sedangkan data tahun 2020 adalah sasaran jumlah 1128 orang dengan penggunaan KB IUD sebanyak 11 orang (0,97%) penurunan penggunaan IUD sebesar (0,4%).Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor predisposisi rendahnya penggunaan alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Gardujaya Tahun 2022. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif Sempel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak terhadap wanita usia subur yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini mendapatkan hasil sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 50 orang (50%). Sebagian besar dari responden tidak mendapatkan dukungan suami sebanyak 58 orang (58%). Sebagian besar dari responden memiliki pendapatan tidak sesuai UMR sebanyak 62 orang (62%). Kesimpulan: Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup dan Sebagian besar dari responden tidak mendapatkan dukungan suami, Sebagian besar dari responden memiliki pendapatan kurang. Saran: Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan atau mengikuti penyuluhan tentang tentang KB untuk mengsukseskan program pemerintah melalui program KB.
Sosialisasi Tehnik Massage Efflurage Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Desminore Pada Remaja Putri di SMAN 1 Cihaurbeuti Arifah Septiane Mukti; Yudita Ingga Hindiarti; Sri Heryani
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Kesehatan Galuh Vol 1, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jpkmu.v1i1.14019

Abstract

Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang berada pada masa yang potensial, baik dilihat dari segi kognitif, emosi, maupun fisik.Salah satu masalah yang sering dialami oleh remaja terkait dengan menstruasi adalaha dismenohea. Massage Effleurage adalah teknik pijatan yang menggunakan sentuhan tangan untuk menimbulkan efek relaksasi dan membantu mempercepat pemulihan nyeri.. Effleurage merupakan manipulasi gosokan yang halus dengan tekanan relative ringan sampai kuat, gosokan ini mempergunakan seluruh permukaan tangan satu atau permukaan kedua belah tangan, sentuhan yang sempurna dan arah gosokan selalu menuju ke jantung atau searah dengan jalannya aliran pembulu darah balik, maka mempunyai pengaruh terhadap peredaran darah atau membantu mengalirnya pembulu darah balik kembali ke jantung karena adanya tekanan dan dorongan gosokan tersebut. Tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri terhadap penurunan nyeri desminore pada remaja. Hasil yang didapat dari pengabdian ini terdapat peningkatan pengetahuan remaja tentang tehnik masssage efflurage untuk penurunan nyeri desminore pada remaja. Diharapkan ketika remaja mengalami desminore tidak dulu mengkonsumsi obat-obatan ataupun jamu-jamuan tapi menggunakan tehnik non farmakologis yang tidak menyebabkan efek samping.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Bendungan ASI: Factors Affecting the Occurrence of Breast Milk Blockage Sri Heryani; Yudita Ingga Hindiarti; Ratna Suminar
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v7i2.241

Abstract

Salah satu hak bayi baru lahir adalah mendapatkan ASI dari ibunya, apabila setelah melahirkan dan selama masa nifas ibu tidak menyusui bayinya maka akan menyebabkan bendungan ASI. Bendungan ASI tejadi karena beberapa faktor, diantaranya yaitu pengetahuan, pekerjaan, usia, paritas, pengosongan payudara yang tidak sempurna, posisi menyusui yang salah, dan puting susu terbenam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan Bendungan Air Susu Ibu (ASI) pada ibu nifas. Manfaat dari penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya bendungan ASI yang berdampak pada pemenuhan nutrisi pada bayinya. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan observasi. Sampel pada penelitian ini secara Accidental Sampling sebanyak 35 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat Penulis simpulkan bahwa Sebagian besar Ibu Nifas yang mengalami bendungan ASI disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya usia Ibu, usia gestasi, paritas, pendidikan dan statuis pekerjaan. Faktor pengetahuan mempunyai hubungan terhadap kejadian Bendungan ASI. Pada teknik menyusui terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya pengetahuan, usia dan pendidikan.
Pengaruh Pemberian Buah Pisang Ambon Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia: The Effect of Giving Ambon Bananas on Increasing Hemoglobin Levels in Pregnant Women with Anemia Siti Fatimah; Sri Heryani; Siti Rohmah
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v7i2.247

Abstract

Komplikasi yang dapat timbul akibat anemia pada ibu hamil meliputi kejadian abortus pada kehamilan awal, partus prematur, partus lama saat persalinan, serta perdarahan postpartum akibat atonia uteri, syok hemoragik, dan subinvolusi. Pemberian pisang ambon selama kehamilan merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan anemia secara non-farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian pisang ambon terhadap anemia pada ibu hamil di Desa Sukamulya, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis. Desain penelitian menggunakan metode kuasi-eksperimen dengan desain pre-test-post-test dengan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami anemia di Desa Sukamulya, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis. Sampel penelitian terdiri dari 12 ibu hamil, dengan teknik sampling purposive sampling, yaitu penetapan sampel berdasarkan kriteria khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian pisang ambon pada ibu hamil, baik di kelompok kontrol maupun kelompok intervensi, dengan nilai p = 0.000.