Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Efektivitas Penambahan Ekstrak Temulawak dan Daun Sirih serta Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Minuman Herbal Dewi Restuana Sihombing
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 1 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.059 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v1i1.906

Abstract

This study aims to determine the effect of the comparison of the concentration of temulawak extract And sirih leaves on the manufacture of herbal drink. This research was conducted in the laboratory of processing and Management of Agricultural Products, Faculty of Agriculture, Santo Thomas Catholic University, North Sumatra, Medan. This research was conducted with a factorial Complete Randomized Design (CRD), which consisted of two treatment factors. The first factor Comparison of the concentration of Temulawak and Betel Leaf with a code (K), consists of 5 levels, namely: K0 = Temulawak: sirih leaves = 100%: 0%, K1 = Temulawak: sirih leaves = 80%: 20%, K2 = Temulawak: sirih leaves = 70%: 30%, K3 = Temulawak: sirih leaves = 60%: 40%, K4 = Temulawak: sirih leaves = 50%: 50%. The second factor is the comparison of storage duration with a code (L), consisting of 4 levels, namely: L1 = 1 Week, L2 = 2 Weeks, L3 = 3 Weeks, L4 = 4 Weeks.
Pemanfaatan Biji Salak (Salacca edulis) dan Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum rhizoma) sebagai Minuman Alternatif Pengganti Kopi Robusta (Coffea canephora) Apul Sitohang; Dewi Restuana Sihombing; Connie Daniela; Reonaldo Situmorang
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 1 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.888 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v1i2.1204

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui manfaat  biji salak  sebagai alternatif pengganti kopi robusta dan mengetahui cara pembuatan kopi dari biji salak dengan penambahan ekstrak jahe merah. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Faktor pertama adalah bubuk kopi biji salak dengan sandi (S), terdiri dari 4 taraf, yaitu: S1 = 2%, S2 = 2,5%, S3 = 3% dan S4 = 3,5%.  Faktor kedua adalah bubuk ekstrak jahe merah dengan sandi (J), terdiri dari 4 taraf, yaitu: J1 = 1%, J2 = 1,5%, J3 = 2% dan J4 = 2,5%. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi bubuk kopi biji salak maka total asam, kadar oleoresin, kadar oleoresin, kadar kafein kasar, kadar vitamin C dan nilai organoleptik semakin meningkat, sedangkan pH semakin menurun. Semakin tinggi konsentrasi bubuk ekstrak jahe maka total asam, kadar oleoresin, kadar kafein kasar, kadar vitamin C dan nilai organoleptik semakin meningkat, sedangkan pH semakin menurun. Kombinasi perlakuan konsentrasi bubuk kopi biji salak dan ekstrak jahe memberi pengaruh tidak nyata terhadap total asam, kadar oleoresin, pH, kadar kafein, kadar vitamin C dan nilai organoleptik. Mutu minuman terbaik diperoleh pada konsentrasi bubuk kopi biji salak 3,5% % dengan konsentrasi bubuk ekstrak jahe 2,5 %, karena memiliki nilai organoleptik yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lainnya.
Formulasi Pembuatan Minuman Herbal dari Campuran Sari Jahe dan Temulawak Dewi Restuana Sihombing
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 1 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.599 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v1i2.1211

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk minuman herbal yang diperkaya dari sari jahe dan temulawak. Selain itu juga bermanfaat sebagai acuan dalam pembuatan minuman herbal dari campuran jahe dan temulawak. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Pengolahan dan Pengelolaan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor pertama konsentrasi tepung kedelai dengan sandi J, terdiri dari 4 taraf, yaitu: Jo=80:20,  J1= 70:30, J2= 60:40, dan J3= 50:50. Faktor kedua lama pengeringan dengan sandi L, terdiri dari 4 taraf, yaitu: L0= 0 minggu, L1=1 minggu, L2= 2 minggu; dan L3= 3 minggu. Perlakuan perbandingan konsentrasi jahe dan temulawak berpengaruh sangat nyata terhadap keempat parameter ini yaitu total soluble solid (tss), pH, nilai total asam, dan uji organoleptik. Perlakuan lama penyimpanan (0 minggu, 1 minggu, 2 minggu, dan 3 minggu) berpengaruh sangat nyata terhadap keempat parameter ini yaitu  total soluble solid (tss), pH, nilai total asam, dan uji organoleptik. Untuk total soluble solid (tss), dan  nilai total asam mengalami peningkatan pada grafiknya, sedangkan pH dan uji organoleptik mengalami penurunan pada tiap minggunya. Dan untuk kombinasi perlakuan perbandingan konsentrasi jahe dan temulawak berpengaruh sangat nyata uji organoleptik, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap total soluble solid (tss),  pH dan nilai total asam
Pengaruh Variasi Konsentrasi Tepung Kulit Ari Kopi Pada Tepung Terigu terhadap Mutu Biskuit Apul Sitohang; Dewi Restuana Sihombing; Connie Daniela; Albert Einsten
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 2 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.232 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v2i1.1493

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kulit ari kopi dengan tepung terigu menjadi roti biskuit. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode ekploratif dengan perbandingan persentase dengan tepung terigu. Penelitian ini dilakukan dengan perbandingan persentase tepung terigu 90% dengan 10% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 80% dengan 20% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 70% dengan 30% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 60% dengan 40% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 50% dengan 50% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 40% dengan 60% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 30% dengan 70% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 20% dengan 80% tepung kulit ari kopi, tepung terigu 10% dengan 90% tepung kulit ari kopi. Perbandingan persentase ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan konsentrasi yang baik dalam penggunaan tepung kulit ari kopi sebagai bahan dalam pembuatan biskuit. Perbandingan persentase terbaik dalam pembuatan roti biskuit terdapat pada konsentrasi tepung terigu 90% dengan 10% tepung kulit ari kopi.
Karakteristik Fisik dan Kimia Roti Tawar Substitusi Tepung Jagung Lokal Termodifikasi Dewi Restuana Sihombing
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 2 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.563 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v2i1.1494

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan tepung terigu pada pembuatan roti tawar dengan substitusi tepung jagung lokal termodifikasi dan untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia roti tawar substitusi tepung jagung lokal termodifikasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 4 ulangan. Perlakuan formulasi terdiri dari perbandingan tepung jagung termodifikasi dan tepung terigu sebanyak 5 taraf, yaitu T0 (0%:100%); T1 (10% :90%); T2 (20% : 80%); T3 (30% : 70%); T4 (40% : 60%); T5 (50% : 50%). Perbandingan variasi konsentrasi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan mutu roti tawar yang paling baik dalam penggunaan tepung jagung lokal termodifikasi sebagai bahan substitusi pada pembuatan roti tawar. Perbandingan persentase terbaik dalam pembuatan roti tawar jagung terdapat pada konsentrasi tepung jagung termodifikasi 30% dengan penambahan tepung terigu 70%.
Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu dan Umbi Keladi Pada Pembuatan Mie Kering Dewi Restuana Sihombing
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 2 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.592 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v2i2.1896

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran berbagai jenis tepung dan lama penyimpanan terhadap mutu mie kering yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan di laboratorium pengolahan dan laboratorium mikrobiologi, dan bioproses Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk rancangan acak lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor adalah campuran berbagai jenis tepung dengan sandi C, terdiri dari 4 taraf yaitu : C1 = tepung terigu : tepung umbi keladi (70 % : 30 %), C2 = tepung terigu : tepung umbi keladi (60 % : 40 %), C3 = tepung terigu : tepung umbi keladi (50 % : 50 %) dan C4 = tepung terigu : tepung umbi keladi (40 % : 60 %). Faktor kedua adalah lama penyimpanan dengan sandi P terdiri dari 4 taraf yaitu : P1 = 1 minggu, P2 = 2 minggu, P3 = 3 minggu dan P4 = 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan campuran tepung terigu dan umbi keladi berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu dan kadar karbohidrat, tetapi tidak nyata terhadap nilai organoleptik. Semakin tinggi konsentrasi tepung terigu dan semakin kecil konsentrasi umbi keladi kadar air, kadar abu dan nilai organoleptik semakin meningkat, sedangkan kadar karbohidrat semakin menurun. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu dan kadar karbohidrat, tetapi tidak nyata terhadap nilai organoleptik. Semakin lama penyimpanan maka kadar air semakin meningkat, sedangkan kadar abu, kadar karbohidrat dan nilai organoleptik semakin menurun.
Formulasi Minuman Probiotik Kombinasi Sari Buah Nenas Jeruk dan Pepaya Sebagai Sumber Vitamin C Dewi Restuana Dewi Restuana Sihombing
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 3 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.341 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v3i1.2245

Abstract

Vitamin C adalah antioksidan terbaik yang dikenal memiliki manfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh, vitamin C biasa ditemukan pada sayuran dan buah-buahan. untuk memanfaatkan kandungan vitamin C yang ada pada buah dapat juga diolah menjadi minuman probiotik. Probiotik merupakan bakteri yang baik secara alamiah didalam saluran pencernaan manusia. Pada penelitian ini dibuat sari buah probiotik dengan penambahan kultur biokul sebagai sumber probiotiknya. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari proses pembuatan sari buah probiotik dari kombinasi sari buah nenas jeruk dan pepaya dengan menggunakan biokul sebagai sumber mikroorganisme probiotiknya. Sari buah tersebut diatas kemudian difermentasi pada suhu 370C selama 24 jam dengan kultur biokul. Setelah difermentasi sari buah disimpan selama 3 minggu pada suhu 5-100C. Parameter saribuah hasil fermentasi yang diamati adalah kadar vitamin C, pH, total asam, total bakteri asam laktat, dan uji organoleptik. Data hasil analisa diolah menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola faktorial. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hasil analisa nalisa kadar vitamin C saribuah fermentasi selama penyimpanan 0-3 minggu berkisar 6,50-18,20, total asam 1.57-2,73% dan total bakteri asam laktat (Lactobacillus plantarum) 1.37 × 107 - 3.75 × 107.
Penyuluhan Edukasi Jajanan Sehat Anak Usia Sekolah Di Desa Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan, Sumatera Utara Dewi Restuana Sihombing, S.Si, M.Si
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1697

Abstract

Jumlah anak-anak usia sekolah di Desa Bandar Pasir Mandoge berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan tahun 2018, anak usia sekolah berjumlah 1097 orang. Sebagian besar siswa berangkat ke sekolah tidak membawa bekal dari rumah melainkan membeli di kantin sekolah atau penjual jajanan disekitar sekolah. Dilihat dari jenis jajanan anak sekolah yang tersedia di kantin sekolah maupun penjual jajanan anak di lingkungan sekitar sekolah, terdapat cukup banyak jajanan yang kurang sehat bila ditinjau dari warna jajanan dan bahan-bahan yang digunakan. Ragam jajanan anak sekolah ini tentu berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anak sekolah itu sendiri. Ragam jajanan anak sekolah berpengaruh terhadap pemenuhan gizi dan energi anak, yang secara keseluruhan berpengaruh pada prestasi anak dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Melihat kondisi seperti ini, maka perlu dilakukan penyuluhan mengenai Jajanan/kudapan yang sehat untuk anak-anak usia sekolah, dengan memberikan edukasi bagaimana memilih jajanan sehat. Menyarankan kepada anak-anak agar sebelum berangkat ke sekolah lebih baik sarapan terlebih dahulu di rumah, atau membawa bekal makanan dari rumah sehingga terjamin kebersihan, keamanan, dan kandungan gizinya. Jajanan anak sekolah yang kurang atau tidak higienis atau menggunakan bahan tambahan makanan dapat menyebabkan diare bahkan keracunan makanan. Tentu saja hal ini tidak diinginkan oleh setiap orangtua.
The Fruitghurt Formulations are Combination of Red Guava and Pineapple Juice by using the Encapsulation Method, as an Alternative Source of Vitamin C Dewi Restuana Sihombing; Connie Daniela
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 9 No. 3 (2022): Jurnal Pertanian Tropik
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jpt.v9i3.10470

Abstract

Fruitghurt is a product of fermented fruit juice using Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophillus bacteria. This research was conducted of developing fruitghurt products that contain vitamin C with a combination of red guava and pineapple juice. The research method was carried out using a factorial completely randomized design method which consisted of two factors. Factor I: combination of red guava and pineapple juice: JN1=120%:80%; JN2=130%:70%, JN3=140%:60%, JN4=150%:50%. Factor II: drying time L1=1 hour, L2=2 hours, L3=3 hours, L4=4 hours. The results showed that the concentration of red guava and pineapple juice had a very significant effect (p<0.01) on vitamin C levels, total dissolved solids, total acids, water content, total LAB, antioxidant activity, organoleptic. The interaction between the concentration of red guava and pineapple juice and the drying time had a very significant (p<0.01) effect on total lactic acid bacteria, antioxidant activity, vitamin C and total dissolved solids. The best fruitghurt quality was obtained in the JN4L1 treatment combination with a vitamin C 4.92 mg/100g, total dissolved solids 8.85°Brix, total acid 1.50%, moisture content 4.98% and total lactic acid bacteria 12.95 log CFU/ml. Fruitghurt a formulation of red guava and pineapple juice is recommended as an alternative source of vitamin C.
Hormon dalam Poc Organik yang Berbeda Mempengaruhi Pertumbuhan Harian Azolla Microphylla Sebagai Pakan Ternak Meriksa; Risdawati br Ginting; Dewi Restuana Sihombing
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 3 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/retipa.v3i2.2639

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hormon dari beberapa tumbuhan yang yang paling cepat untuk pertumbuhan dan perkembangan Azolla mycrophyla untuk menghasilkapakan ternak.Target khusus penelitian ini untuk menemukan jenis tumbuhan penghasil hormon yang paling efektif penanaman Azola sp yang paling tepat untuk memicu pertumbuhan. Hipotesis penelitian, diduga terdapat jenis tumbuhan penghasil hormon ysng bsik untuk penanaman Azola sp. Selanjutnya untuk mengetahui hormon dari jenis tumbuhan tertenu untuk media tanam Azolla mycrophyla untuk dijadikan pakan ternak unggas. Hasil data yang diperoleh diuji dengan menggunakan program DMRT dan dilanjutkan dengan uji beda Dun’can menggunakan Duncan’t Test. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah tumbuhan yang mempunyai ZPT (hormon) dan bioaktivator. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah: pengambilan hormon dari: A (kontrol) tanpa hormon, B (bonggol pisang), C (tauge), D (pucuk ubi jalar).Uraian singkat kegiatan. Pengujian hormon diambil dari tumbuhan dengan menambahkan bioaktivator EM4 dan gula tetes (molases) yang difermntasi selama 2 minggu kecuali hormon dari tauge.ketiga hasil fermentasi selesai dan dapat digunakan dsebagai media tanam Azolla sp. Parameter yang diamati siap untuk di analisa untuk petumbuhan jumlah populasi (tumbuhan, diameter koloni, produksi (g). Dari hasil penelitian yang telah dianalisa diperoleh bahwa penggunaan hormon yang berasal dari Tauge (C) menunjuukan perbedaan yang nyata dan lebih unggul dibandingkan dengan pemakaian homon bonggol pisang dan pucuk ubi jalar