Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PERENCANAAN PARIT RESAPAN UNTUK MENGATASI BANJIR DI KUPANG Ledo, Yuliana; Udiana, I Made; Banunaek, Noni
Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.175 KB)

Abstract

Air Hujan merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan, namun jika salah dalam pengaturannya, maka dapat menimbulkan masalah seperti banjir. Debit akibat intensitas curah hujan dijumlahkan dengan debit akibat sisa air kotor diperoleh debit rencana total (QTOTAL) sebesar 6,3796 m3/dtk. Besar debit saluran drainase eksisting (QS) adalah sebesar 6,0696 m3/dtk. Hasil perbandingan debit rencana total (QTOTAL) lebih besar dari debit eksisting (QS), sehingga dapat menimbulkan banjir. Pencegahannya perlu direncanakan saluran kosong untuk penampungan sementara debit banjir yang tidak mampu dialirkan oleh saluran drainase yang ada untuk diresapkan ke dalam tanah sebagai salah satu alternatif pencegahan banjir yaitu dengan merencanaan parit resapan sebanyak 38 buah dengan 2 type dimensi parit resapan yaitu panjang 1,2  (L1=L2) =10,00 m, lebar 1 (B1) = 8,00 m dan lebar 2  (B2) = 6,00 m dengan dalam 1,2 (D1=D2) = 2,50 m.Rainwater is one of source of water which can be exploited, but if wrong in its (the governing hence can generate problem like flooding. In calculation looking for maximum rainfall is applied  by Gumbel Type I Method and result of rainfall intensity discharge is summed up with debit as result of rest of sewerage is obtained total plan debit (QTOTAL) 6,3796 m3/sec. big charged drainage existing (QS) be 6,0696 m3/sec. Result of comparison of total plan debit (QTOTAL) bigger than drainage existing discharge (QS), causing can generate flooding. Its the prevention need to be planned zero passage for relocation whereas flooding debit which unable to be flown by the drainage passage to be soaked up into soil land ground as one of alternative of prevention of flooding that is with planning of infiltration trench amount 38 with 2 type infiltration trench dimension that is length 1,2  (L1=L2) =10,00 m, width 1 (B1) = 8,00 m and width 2 (B2) = 6,00 m, depth 1,2 (D1=D2) = 2,50 m.
PERENCANAAN PARIT RESAPAN UNTUK MENGATASI BANJIR DI KUPANG Ledo, Yuliana; Udiana, I Made; Banunaek, Noni
Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.175 KB)

Abstract

Air Hujan merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan, namun jika salah dalam pengaturannya, maka dapat menimbulkan masalah seperti banjir. Debit akibat intensitas curah hujan dijumlahkan dengan debit akibat sisa air kotor diperoleh debit rencana total (QTOTAL) sebesar 6,3796 m3/dtk. Besar debit saluran drainase eksisting (QS) adalah sebesar 6,0696 m3/dtk. Hasil perbandingan debit rencana total (QTOTAL) lebih besar dari debit eksisting (QS), sehingga dapat menimbulkan banjir. Pencegahannya perlu direncanakan saluran kosong untuk penampungan sementara debit banjir yang tidak mampu dialirkan oleh saluran drainase yang ada untuk diresapkan ke dalam tanah sebagai salah satu alternatif pencegahan banjir yaitu dengan merencanaan parit resapan sebanyak 38 buah dengan 2 type dimensi parit resapan yaitu panjang 1,2  (L1=L2) =10,00 m, lebar 1 (B1) = 8,00 m dan lebar 2  (B2) = 6,00 m dengan dalam 1,2 (D1=D2) = 2,50 m.Rainwater is one of source of water which can be exploited, but if wrong in its (the governing hence can generate problem like flooding. In calculation looking for maximum rainfall is applied  by Gumbel Type I Method and result of rainfall intensity discharge is summed up with debit as result of rest of sewerage is obtained total plan debit (QTOTAL) 6,3796 m3/sec. big charged drainage existing (QS) be 6,0696 m3/sec. Result of comparison of total plan debit (QTOTAL) bigger than drainage existing discharge (QS), causing can generate flooding. Its the prevention need to be planned zero passage for relocation whereas flooding debit which unable to be flown by the drainage passage to be soaked up into soil land ground as one of alternative of prevention of flooding that is with planning of infiltration trench amount 38 with 2 type infiltration trench dimension that is length 1,2  (L1=L2) =10,00 m, width 1 (B1) = 8,00 m and width 2 (B2) = 6,00 m, depth 1,2 (D1=D2) = 2,50 m.
PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN KEPADA PENAMBANG EMAS TANPA IJIN DI DESA NOELTOKO, KEC.MIOMAFFO BARAT, KAB.TTU Yusuf Rumbino; Fani Serangmo; Herry Zadrak Kotta; Woro Sundari; Ika Krisnasiwi; Noni Banunaek
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 3 No 2 (2019): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.581 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v3i2.1549

Abstract

Abstract Exploitation of natural resources through unlicensed gold mining (PETI) is not in accordance with mining operational standards occurring along the Noeltoko River, West Miomaffo Subdistrict, Timor Tengah Utara Regency, East Nusa Tenggara Province resulting in damage and environmental degradation. Changes and environmental damage include the formation of dug holes around the river flow, turbidity of water, changes in river flow. Other problems that arise are conflicts between these PETI workers and with other communities. This community service activity aims to provide an understanding to the community about the importance of maintaining and caring for rivers from excavation in the river walls that can cause debris / landslides explaining the impact of the use of hazardous materials such as mercury / mercury and cyanide, socialization of regulations regarding the formation of People's Mining Areas (WPR) ), introducing "sluice box" equipment to help the process of separating gold sand from sand. This activity was supported by the UPT ESDM Atambua Branch and was followed by 40 people who used to mine on the Noeltoko river. It is expected that the guidance and assistance can raise public awareness to be able to mine but still preserve the environment Keyword: PETI, Noeltoko, WPR, sluicebox, Abstrak Eksploitasi sumber daya alam melalui Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) tidak sesuai dengan standar operasional penambangan terjadi di sepanjang sungai Noeltoko-Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi Nusa Tenggara Timur yang mengakibatkan kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan. Perubahan dan kerusakan lingkungan tersebut diantaranya terbentuk lubang-lubang galian di sekitar aliran sungai, kekeruhan air, berubahnya aliran sungai.. Permasalahan lain yang timbul adalah konflik antar pekerja PETI ini maupun dengan masyarakat lain. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan merawat sungai dari penggalian di dinding sungai yang dapat mengakibatkan runtuhan/longsoran menjelaskan dampak penggunaan bahan berbahaya seperti air raksa/merkuri dan sianida, sosialisasi peraturan tentang pembentukan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), mengenalkan peralatan “sluice box” untuk membantu proses pemisahan buiran emas dari pasir.Kegiatan ini didukung oleh pihak UPT ESDM Cabang Atambua dan dikuti oleh 40 orang masyarakat yang biasa menambang di sungai Noeltoko. Diharapkan dengan adanya pembinaan dan pendampingan dapat menimbulkan kesadaran masyarakat untuk dapat menambang namun tetap menjaga kelestarian lingkungan Kata kunci: PETI, Noeltoko, WPR, sluicebox
PENERAPAN K3 BAGI PENAMBANG PASIR DI ALIRAN SUNGAI NOELMINA KECAMATAN BATUPUTIH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NTT Rumbino, Yusuf; Banunaek, Noni
PEDULI: Jurnal Ilmiah Pengabdian Pada Masyarakat Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37303/peduli.v4i1.174

Abstract

CV. Talenalain is a company that mines sand without using excavators, but uses human labor and has a workforce of 25 people aged between 15 and 60 years. The Community Education Method is applied to increase workers' awareness of using PPE (personal protective equipment), understanding work hazards and diseases arising from sand mining activities. The material presented by the executive was about the benefits of PPE, handling minor incidental accidents, technical identification of hazards and diseases in the work environment. Apart from that, 25 sets of PPE equipment (helmets, gloves, rubber shoes, nose cover) were provided, 1 set of first aid kit, 1 set of warning signs, and several books on OHS Mining. The results of the activities of the implementation of Occupational Health and Safety (OHS) in the company can increase mining production by 20%, discipline to use PPE increased by 80%, increase in income of workers increased by 30%. This shows that the improvement of the OHS system can increase overall company productivity
PENYEDIAAN JARINGAN AIR BERSIH DARI MATA AIR KE LOKASI PEMUKIMAN DI DESA BINAFUN-KAB.KUPANG Noni Banunaek; Yusuf Rumbino
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1120.88 KB)

Abstract

East Nusa Tenggara Province only has a short rainy month and the rest of the dry season. So that water becomes the most important problem in this province. One of the government's efforts to overcome this problem is by utilizing groundwater basins through drilling activities. Community knowledge about groundwater management is still lacking, so education and assistance is needed regarding the governance of clean water facilities that will be provided by the government to the regions. The implementation team carries out community service along with an initial survey of the drilling location for groundwater which will be facilitated by the government. The method of activity applied is community education by providing residents with knowledge about the formation of groundwater and training to install / install water pipes, manufacture of water catchment tanks from springs and manufacture of reservoirs as water distributor tanks close to settlements. The benefit of this activity is that the community does not have to take water far from the spring, but it is sufficient to collect it from the distribution tub closest to the settlement
PEMBUATAN BAK PENURAPAN MATAAIR DI DUSUN FATULULAT DESA FATUMONAS KECAMATAN AMFOANG TENGAH KAB. KUPANG Noni Banunaek; Herry Z. Kotta; Rizhard A. Ndolu; Zofar A. Banunaek
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.077 KB)

Abstract

Penduduk Dusun Fatululat sangat kesulitan air bersih pada saat musim kemarau, sehingga harus berjalan mendaki sepanjang 2 km untuk mencapai embung penampungan yang airnya berwarna kecoklatan. Desa Fatumonas sendiri memiliki beberapa sumber mata air yang memiliki debit kecil namun tetap stabil mengalir. Mata air ini dapat diturap dan kemudian dialirkan ke penduduk desa termasuk Dusun Fatululat. Sebelum air ini sampai ke pemukiman dan dimanfaatkan, maka terlebih dahulu diuji kebersihannya. Air yang didistribusikan dapat memenuhi kebutuhan 45 KK di Dusun Fatululat. Tranfer ipteks dapat diterima oleh masyarakat yang tampak dari kemampuan masyarakat dalam melakukan perawatan pipa, menyambung pipa. Diharapkan ke depan masyarakat dapat membangun turap sendiri dari beberapa mata air yang belum dimanfaatkan karena jauh dari pemukiman.
HIDROGEOLOGI DESA FATUMONAS DAN SEKITARNYA, AMFOANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG Noni Banunaek; Adept Titueki
Jurnal Teknologi Vol 15 No 2 (2021): Nopember 2021
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.039 KB)

Abstract

Desa Fatumonas dan sekitarnya terdapat di Kecamatan Amfoang Tengah Kabupaten Kupang, Berdasarkan Peta Geologi Rosidi HMD, dkk 1979, terdiri dari satuan batuan Kompleks Bobonaro dan Formasi Aitutu (Tra). Berdasarkan hasil pengamatan lapangan ternyata di Desa Fatumonas dan sekitarnya pada daerah airtanah langka tidak merupakan Kompleks Bobonaro, banyak dijumpai mataair yang ekonomis. Ini membuktikan adanya kesalahan penarikan batas atau pemetaan geologi yang dilakukan pada 32 tahun lalu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memetakan geologi detail permukaan serta memetakan hidrogeologi dan mataair di Desa Fatumonas dan sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan meliputi melakukan kajian hasil pemetaan sebelumnya, pengambilan data citra satellite serta Pegamatan dan pemetaan dan lokasi mataair dan sumur gali. Hasil pengukuran debit mataair dan sumur gali. potensi air di daerah Fatumonas dan sekitarnya dapat hadir dalam bentuk; (1) kontak antara batugamping TRPml dan lempung TRa, dimana air keluar melalui rekahan batugamping (2) jalur sesar/patahan pada batuan gamping (TRPml) (bahkan juga di Formasi Aitutu), (3) tanah hasil pelapukan batuan sedimen TRa, dan (4) alluvium. Pengoptimalan potensi air tanah dapat dilakukan melalui pemboran atau sumur gali dangkal, sedangkan potensi mata air (spring) dapat dioptimalkan dengan membangun tampungan (reservoir) serta penjaringan pipa ke arah pemukiman.
PEMETAAN HIDROGEOLOGI DAN POTENSI MATA AIR DI DESA FATUMONAS DAN BINAFUN, KECAMATAN AMFOANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR Ferdinandus Juang Openg; Noni Banunaek
Jurnal Teknologi Vol 16 No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.581 KB)

Abstract

Desa Fatumonas dan Desa Binafun terletak di Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara geologi, berdasarkan Peta Geologi Regional Rosidi HMD, dkk, 1979 daerah penelitian terdiri dari satuan batuan Kompleks Bobonaro (Tmb) yang didominasi oleh lempung bersisik dan Formasi Aitutu (TRa) yang terdiri dari perselingan kalsilutit, serpih dengan batulanau dan napal tipis. Berdasarkan Peta Hidrogeologi (Soekrisno H. dkk, 1990), daerah Fatumonas dan Binafun merupakan Daerah Air Tanah Langka dan daerah Akifer dengan Produktivitas Rendah. Pada penelitian ini dilakukan pemetaan geologi dan pengukuran debit mata air untuk mengetahui kondisi geologi permukaan, hidrogeologi, dan besar debit mata air. Sebelum dilakukan pemetaan lapangan, dilakukan interpretasi citra menggunakan data DEMNAS. Interpretasi yang dilakukan berupa penarikan batas litologi berupa batugamping dan batuan impermeabel serta kelurusan. Pengamatan di lapangan terdiri dari pengamatan geologi dan hidrogeologi. Geologi Desa Fatumonas dan Binafun secara litostratigrafi dari tua ke muda yaitu Formasi Maubisse (TRPml) dan Formasi Aitutu (TRa). Formasi Maubisse batuannya berupa batugamping pejal berwarna kemerahan, merah muda, hingga kecoklatan, mengandung fosil Ammonit sebagai penciri umur Perm dan diendapkan di laut dangkal. Batuan ini membentuk morfologi yang menonjol berupa perbukitan atau gunung. Formasi Aitutu berupa perselingan antara kalsilutit dan serpih. Kalsilutit merupakan bagian bagian terbesar. Kontak antara Formasi Maubisse dan Formasi Aitutu adalah ketidakselarasan yang diakibatkan oleh sesar berupa Thrust Fault. Kenampakan sesar berupa zona hancuran dan breksiasi dari kedua formasi. Hidrogeologi Desa Fatumonas dan Binafun yaitu akuifer berupa rekahan, celahan dan rongga sebagai tempat keluarnya mata air pada batugamping Formasi Maubisse. Total mata air yang terdapat di Desa Fatumonas dan Binafun berjumlah 38 mata air dengan dengan debit terbesar 3,693 ltr/dtk dan debit terkecil 0,001 ltr/dtk. Total debit sebesar 14,75 ltr/dtk. Debit mata air bergantung pada ketebalan dan luas sebaran batugamping serta intensitas rekahan.
PENERAPAN IPTEK KEPADA KELOMPOK PEMILAH MANGAN DI KABUPATEN KUPANG Yusuf Rumbino; Herry Zadrak Kotta; Fani K. Y. Serangmo; Rizhard Ndolu; Noni Banunaek; Woro Sundari; Aisyah Ahmad; Adept Talan Titu Eki; Ika Fitri Krisnasiwi; Andreas Sinuhaji
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat di Desa Ekateta Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang. Ada yang memiliki pekerjaan sebagai pemilah batuan yang mengandung logam mmangan (Mn). Para pekerja merupakan penduduk desa yang dilibatkan oleh suatu perusahaan yang memiliki Ijin Usaha Tambang (IUP) untuk memisahkan mangan dari batuan pengikutnya dengan cara “hand sorting”. Para pekerja ini tidak dilengkapi peralatan K3 maupun fasilitas dalam memilah mangan. Jumlah pekerja tidak menentu tergantung banyaknya tumpukan mangan yang digali oleh alat berat perusahaan. Permasalahan utama dari para pekerja adalah mereka tidak dapat memilah batuan mangan yang berukuran kurang dari 2 cm karena selain lebih mudah mengumpulkan batuan mangan yang berukuran lebih besar dari 5 cm. Metode kegiatan berupa penyampaian materi mengenai teknis penambangan mangan, K3 dalam usaha pertambangan, perhitungan ekonomis yang didapatkan jika bisa mengambil mangan yang berukuran kurang dari 2 cm menggunakan alat bantu mekanis berupa trommel screen dan log washer. Dampak dari kegiatan pengabdian ini adalah menimbulkan motivasi para pemilah untuk bermitra dengan kampus dalam menghasilkan prototipe alat yang bisa digunakan sebagai pemilah mekanis untuk mendapatkan batuanpembawa mangan yang berukuran kurang dari 2 cm.
PEMANFAATAN POTENSI AIR TANAH BERUPA PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI DAN DISTRIBUSI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH DESA OHAEM Andreas Sinuhaji; Ika Fitri Krisnasiwi; Woro Sundari; Noni Banunaek; Yusuf Rumbino; Aisyah Ahmad; Adept Talan Titu; Matilda Metboki; Herry Kotta
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Ohaem memiliki 3 sumber mata air yang berpotensi memenuhi kebutuhan air warga desa. Permasalahan yang ada ialah sumber air jauh dari pemukiman penduduk dan membutuhkan waktu dan tenaga yang besar menuju sumber air. Untuk mengatasi permasalahan yang ada di desa Ohaem sebagai perlu dilakukan Sistem Transmisi Dan Distribusi air dari sumbernya menjadi lebih dekat ke pemukiman penduduk dan fasilitas umum melalui bak penampungan air. Data yang di perlukan kualitas dan kuantitas air, letak sumber air dan pemukiman penduduk, rata – rata pemakaian air per hari. Data di analisis siecara komputerisasi untuk mengasilkan Peta jalur perpipaan. Peta perencanaan dapat dipakai dalam perancangan pendistribusian air unutk memenuhi kebutuhan air desa Ohaem.