Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS EKONOMI PADA PERKUATAN RUMAH GUNA PENGURANGAN DAMPAK GEMPA BUMI Mohamad F.N. Aulady; Felicia T. Nuciferani; Dyan Eka Nurhayati; Adi A. Pratama
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2021): JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL (Edisi Desember 2021)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jk.v4i2.6434

Abstract

Indonesia berada pada "Ring of Fire" yang merupakan rangkaian gunung berapi aktif serta terletak pada empat lempeng utama yaitu lempeng Eurasia, lempeng India-Australia, lempeng Laut Filipina dan lempeng Pasifik mengakibatkan timbulnya sesar baru di daerah Surabaya yaitu Sesar Kendeng dan Sesar Waru. Hal ini berpotensi menyebabkan gempa bumi maka masyarakat perlu melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi dampak kerugian yang timbul. Tujuan penelitian yaitu mengaplikasikan metode retrofitting pada bangunan rumah tipe 42/70 disertai dengan analisis cost benefit analysis. Hasil penelitian menyajikan bahwa tingkat kerusakan rumah tanpa dilakukan retrofitting yaitu sebesar 64,42 % dengan total kerugian mencapai Rp. 165.471.763,35. Pada saat retrofitting diaplikasikan dengan metode kombinasi penambahan balok dan kolom yang  dibantu aplikasi software maka hasil struktur bangunan rumah lebih tahan terhadap gempa dan tidak terjadi kerusakan pada bangunan disertai biaya retrofitting mencapai Rp. 10.551.814,65. Hasil dari analisis cost benefit analysis yang melakukan perbandingan antara biaya perbaikan atau retrofitting menjadi harga yang lebih efisien bila dibandingkan dengan harga kerusakan yang mencapai Rp 165.471.763,35Kata Kunci : Gempa Bumi, Retrofitting, Cost Benefit Analysis
UJI EKSPERIMENTAL PEREDAM DI HILIR SLUICE GATE UNTUK PENGENDALIAN LONCATAN HIDRAULIK Dyan Eka Nurhayati; Syamsuri
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 11 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.882 KB) | DOI: 10.22225/pd.11.2.5312.193-198

Abstract

A hydraulic jump can be formed by the discharge flowing through the sluice gate. This phenomenon occurred due the flow transformation from subcritic to supercritic. The hydraulic jump can cause an erosion in channel base. In this experimental study the stilling basin is planned in sluice gate downstream. The triangular, trapezoid, and sinusoidal stilling basin have been installed to control the flow and the hydraulic jump. The objective of this study is to evaluate the hydraulic jump in the sluice gate downstream, specifically the height and the jump length. This experimental study result can be used as consideration in designing a sluice gate. In this experimental study, comparisons were made on several models such as triangular stilling basin (model 1), trapezoidal stilling basin (model 2), and sinusoidal stilling basin (model 3), with the original design (Model 0). The modelling results were then evaluated by comparing to indicators such as sluice gate opening height (Y1), hydraulic jump height (Y2), and hydraulic jump length (Lj). The experimental study result exhibited that stilling basin in sluice gate downstream can reduce Y2 and Lj. The more roughness the stilling basin, the more effective to control the hydraulic jump. Y2 and Lj decreasing value from first to third experiment, that result also affects the length of transition part for the supercritic to subcritic flow. In this experimental study, the largest Y2 reduction efficiency was obtained on the Model 3, which the originally Y2 value was 0.11 m to 0.075 m. The result from this 31.82% efficiency is obtained 0.16 m of hydraulic jump length (Lj) and stilling basin length requirement (Ld) in 0.38 m.
Studi Evaluasi Saluran Drainase Sekunder Gunung Anyar Kota Surabaya Dyan Eka Nurhayati; Jenny Caroline
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2022: Energi Terbarukan dan Keberlanjutannya di Berbagai Sektor
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Gunung Anyar Kota Surabaya merupakan salah satu kawasan yang memiliki permasalahan genangan yang diakibatkan kapasitas saluran yang tidak mampu menampung debit banjir akibat curah hujan. Debit yang mengalir pada wilayah Gunung Anyar mengalir menuju saluran drainase sekunder Gunung Anyar yang bermuara menuju saluran primer Perbatasan Surabaya – Sidoarjo. Kapasitas saluran eksisting maksimum adalah 0,96 m3/det, sedangkan Q2 sebesar 3,12 m3/det. Sehingga pada saluran drainase sekunder Gunung Anyar perlu dilakukan peningkatan saluran atau evaluasi dimensi.Data curah hujan yang digunakan adalah data pencatatan pos hujan Wonokromo dari tahun 2007 – 2021. Luas catchment area 0,35 km2 memiliki Q2 sebesar 3,12 m3/det dan Q5 sebesar  3,65 m3/det. Saluran eksisting yang berdimensi 1,5 x 1 m, dievaluasi menjadi 1,5 x 1,5 m yang terletak pada kedua sisi tepi jalan. Kapasitas tampung desain saluran untuk masing-masing sisi adalah 1,82 m3/det dengan kecepatan aliran maksimum 0,81 m/det. Sehingga total debit yang dapat tertampung pada saluran drainase sesuai dengan Q5, yaitu 3,65 m3/det.
Studi Kasus Pengaruh Pembagian DAS untuk Analisis Debit Banjir DAS Menengan di Kabupaten Tuban Dyan Eka Nurhayati; Novi Andriany Teguh
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 21, No 2 (2023)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2579-891X.v21i2.15506

Abstract

Debit banjir suatu DAS dipengaruhi oleh pembagian luas DAS atau Sub DAS. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pembagian luas DAS yang tepat dalam analisis debit banjir secara teoritis yang paling mendekati debit banjir eksisting di DAS Menengan. Penentuan luas DAS pada studi kasus ini dibagi menjadi dua metode, yang pertama yaitu luas DAS secara keseluruhan, dan yang kedua adalah DAS dibagi menjadi tiga Sub DAS. Pada metode pertama, luas DAS keseluruhan adalah 114.04 km2 dengan panjang sungai utama sebesar 19.11 km. Sedangkan, pada metode kedua, DAS terbagi menjadi tiga Sub DAS dengan luasan masing-masing 14.05 km2, 45.87 km2, dan 54.12 km2, serta panjang sungai utama masing-masing 3.46 km, 7.65 km, dan 8.00 km. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan membagi DAS menjadi tiga Sub DAS diperoleh debit banjir sebesar 120.86 m3/det yang mendekati nilai debit banjir di lapangan sebesar 135.075 m3/det dengan kontrol elevasi pasang air laut maksimum +2.2 m.