Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perencanaan Ulang Saluran Drainase pada Perumahan Sutorejo, Surabaya Timur Jagad Dhita Kustyaningrum; Umboro Lasminto; Novi Andriany Teguh
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.55498

Abstract

Pembangunan pemukiman terbilang cukup tinggi pada daerah Surabaya, khususnya Surabaya Timur. Sutorejo salah satunya juga menjadi salah satu sasaran pembangunan perumahan dengan luas ±84,08 ha. Sutorejo yang terletak di dekat pantai memiliki kontur yang cukup rendah dan datar. Apabila memasuki musim penghujan dan terjadi intensitas hujan tinggi maka dapat menyebabkan banjir pada sistem drainasenya. Hal ini dikarenakan saluran eksistingnya banyak yang berubah dan tidak direncanakan dengan pembangunan saat ini, sehingga limpasan air yang terjadi mengakibatkan munculnya genangan banjir. Hal ini perlu diatasi dengan cara membuat fasilitas drainase penunjang seperti pembuatan kolam tampung, pompa, dan pintu, atau bias juga penambahan dan perubahan dimensi saluran. Metode yang akan digunakan untuk mengatasi genangan banjir pada perumahan Sutorejo yaitu dengan menggunakan analisis hidrologi dan hidrolika menggunakan program bantu Storm Water Management Model. Lalu dicek pada program bantu SWMM apakah saluran mengalami banjir atau tidak. Setelah dilakukan analisis dilanjutkan ke perencanaan ulang saluran dan penambahan fasilitas drainase yang dibutuhkan untuk menunjang agar saluran yang ada tidak mengalami banjir. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya limpasan air hujan yang dapat mengalir dari hulu sampai hilir tanpa menyebabkan munculnya genangan banjir. Kemudian didapatkan debit limpasan dari air hujan maksimum sebesar 12,01 m3/dtk ketika satu jam setelah hujan dimulai. Kolam Tampung yang berada di hilir dengan luas 1600 m2 dengan kedalaman 3 m. Pompa sebanyak 2 unit dengan model 650HW-7 dan flow 3600 m3/h atau 1 m3/dtk. Pintu air 1 yang terletak pada bagian hilir setelah kolam tampung dekat outfall 1 dengan lebar 0,8 m, tinggi 1 m, tebal 0,01 m, dan diameter stang 5 cm. Pintu air 2 yang terletak sebelum kolam tampung dengan lebar 0,8 m, tinggi 0,65 m, tebal 0,01 m, dan diameter stang 5 cm.
Evaluation of Pump Capacity in Pancasila Pumping Station, Madiun City, East Java Novi Andriany Teguh
Journal of Infrastructure & Facility Asset Management Vol 2, No 2 (2020): Journal of Infrastructure & Facility Asset Management
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/jifam.v2i2.7018

Abstract

Madiun River catchment area is widely known for flooding in the rainy season. There is an embankment built to prevent the flood from entering the city. With the existence of the embankment, pumps are required to discharge the rainwater from the urban drainage channel into the river. The pumps located in the pumping stations are spread across the Madiun City. Each pumping station has a different capacity and different catchment areas. Nevertheless, its capacity is not sufficient to discharge the water flowing from the drainage channel into the river without causing flood in the city. Hence, the evaluation of pump capacity is necessary. In this study, a case study of Pancasila Pumping Station as a pumping station with the biggest catchment area is taken. From the rainfall data, flood discharge in the inlet of the pumping station is calculated using a synthetic unit hydrograph of the Nakayasu method. The capacity of the pump will be evaluated using the resulted flood discharge, whether the capacity is sufficient or not. Furthermore, the necessary pump quantity, the pump capacity, the operational hours, and the volume storage needed will be calculated. The results are: maximum flood discharge with a return period of 10 years is 20.206 m³/s, the existing pump capacity is only 1,000 litre per second while the required pump capacity is 5 m³/s with the quantity of two units, both operated in the same time for 8 hours and one unit is operated for the ninth hour, equipped with a storage volume of 102,017 m³. Thus, the addition of pump capacity is necessary.
Hydropower Sustainability Assessment Protocol (HSAP) Implementation in Indonesia : A mini-review Novi Andriany Teguh; Ainul Firdatun Nisaa
Journal of Infrastructure & Facility Asset Management Vol 3, No 1 (2021): Journal of Infrastructure & Facility Asset Management
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/jifam.v3i1.13463

Abstract

Sustainability is one of the principles in infrastructure asset management. In a hydropower project, Hydropower Sustainability Tools (HST) are needed in assessing sustainability principles into practice when developing new hydropower projects. International Hydropower Association (IHA) published guidelines consist of three documents; one of them is Hydropower Sustainability Assessment Protocol (HSAP). This study is a mini-review focusing on the implementation of HSAP in hydropower projects in Indonesia, including the Pelosika project in Southeast Sulawesi, the Ir. H. Juanda project, and the Bendung Perjaya project in South Sumatra. HSAP has its advantages and disadvantages, it covers a variation of topics widely, but the assessment is somewhat subjective, time-consuming, and cost-intensive. HSAP is relatively new in Indonesia; there are not many publications regarding this topic. Future studies are recommended to know more about its potential in increasing the sustainability of hydropower projects.
Pemanfaatan Potensi Kali Geruh Sebagai Sumber Energi Listrik Terbarukan untuk Mendukung Desa Wisata Terpadu (Studi Kasus: Lembah Mbencirang, Desa Kebontunggul, Kabupaten Mojokerto) Novi Andriany Teguh; Mahendra Andiek Maulana; Mohamad Bagus Ansori; Anak Agung Ngurah Satria Damarnegara; Nadjadji Anwar
Sewagati Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.565 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i2.195

Abstract

Lembah Mbencirang merupakan suatu kawasan wisata edukasi terpadu yang terletak di Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Pembangunan kawasan wisata ini merupakan salah satu langkah yang ditempuh oleh Kepala Desa Kebontunggul demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan penduduk dengan meningkatkan perekonomian desa. Salah satu bentuk pengembangan yang direncanakan pada kawasan ini adalah pemanfaatan Kali Geruh sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) untuk desa wisata sebagai alternatif pengembangan sumber energi yang terbarukan. Pemanfaatan Kali Geruh sebagai PLTMH diharapkan dapat meminimalisir biaya suplai energi listrik untuk kawasan wisata Lembah Mbencirang, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan wisata Lembah Mbencirang. Hasil perhitungan potensi daya listrik pada Kali Geruh sebagai sumber tenaga listrik masyarakat Desa Kebontunggul Mojokerto, dengan tinggi jatuh efektif direncanakan sebesar 8,764 m dan debit andalan 75% sebesar 0,785 m3/detik, dapat dihasilkan energi listrik per hari sebesar 1268,88 kWh atau 463141,2 kWh per tahun, setara dengan pemenuhan kebutuhan energi listrik sekitar 436 orang. Selanjutnya dilakukan sosialisasi dengan menyebarkan booklet mengenai tingginya potensi yang ada tersebut agar masyarakat Desa Kebontunggul memperoleh informasi dan timbul kesadaran untuk memanfaatkan Kali Geruh sebagai sumber energi listrik terbarukan.
ANALYSIS OF SEDIMENTATION TRENDS IN EFFORTS FOR SUSTAINABILITY AT WONOREJO RESERVOIR Novi Andriany Teguh; Nastasia Festy Marginia
Chimica Didactica Acta Vol 9, No 2: December 2021
Publisher : FKIP USK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.422 KB) | DOI: 10.24815/jcd.v9i2.25097

Abstract

Sedimentation is a natural problem that always occurs in water structures, especially dams and reservoirs. Wonorejo Reservoir as a multipurpose reservoir also experienced this. Sedimentation can affect the performance of reservoirs and dams. With the accumulation of sediment, the volume of the reservoir will change from time to time, so it is necessary to estimate the volume of sediment during the useful life of the reservoir and dam, so that they can function optimally. In addition, efforts are also needed to deal with the sedimentation. This study was conducted to estimate the volume of sediment that can occur during the useful life of reservoirs and dams, which is 50 years. Using limited data from previous studies, the study was carried out using the literature study method from other studies that have been carried out in other reservoirs and dams in Indonesia. Based on the estimation results, it is estimated that the volume of sediment in the Wonorejo Reservoir at the end of its age will reach 17.6% of the reservoir capacity volume. So it can be concluded that the reservoir can still work optimally. However, these results are not accurate enough due to the limited data available so that proper sedimentation management efforts are still needed. These countermeasures can be adopted from what has been suggested in other studies for reservoirs and dams in Indonesia.
Studi Kasus Pengaruh Pembagian DAS untuk Analisis Debit Banjir DAS Menengan di Kabupaten Tuban Dyan Eka Nurhayati; Novi Andriany Teguh
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 21, No 2 (2023)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2579-891X.v21i2.15506

Abstract

Debit banjir suatu DAS dipengaruhi oleh pembagian luas DAS atau Sub DAS. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pembagian luas DAS yang tepat dalam analisis debit banjir secara teoritis yang paling mendekati debit banjir eksisting di DAS Menengan. Penentuan luas DAS pada studi kasus ini dibagi menjadi dua metode, yang pertama yaitu luas DAS secara keseluruhan, dan yang kedua adalah DAS dibagi menjadi tiga Sub DAS. Pada metode pertama, luas DAS keseluruhan adalah 114.04 km2 dengan panjang sungai utama sebesar 19.11 km. Sedangkan, pada metode kedua, DAS terbagi menjadi tiga Sub DAS dengan luasan masing-masing 14.05 km2, 45.87 km2, dan 54.12 km2, serta panjang sungai utama masing-masing 3.46 km, 7.65 km, dan 8.00 km. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan membagi DAS menjadi tiga Sub DAS diperoleh debit banjir sebesar 120.86 m3/det yang mendekati nilai debit banjir di lapangan sebesar 135.075 m3/det dengan kontrol elevasi pasang air laut maksimum +2.2 m.