Erni Suprapti
Akper Kesdam IV/ Diponegoro Semarang

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pengaruh Supervisi Metode Klinis Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RSUD. H Soewondo Kendal Wahyu Lestari, Nunik; Suprapti, Erni; Solechan, Achmad
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan pencatatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat secara lengkap mulai dari pengkajian, diagnosa, pelaksanaan dan evaluasi. Pendokumentasian keperawatan merupakan hal yang sangat penting dikarenakan pendokumentasian merupakan bukti perawat telah melakukan tindakan kepada pasien. Melihat manfaat dan pentingnya pendokumentasian keperawatan Maka perlu adanya kontrol terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu dengan adanya kegiatan supervisi. supervisi metode klinik dapat meningkatkan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi metode klinis terhadap kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di RSUD Dr. H Soewondo Kendal. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test, jumlah sampel 35 responden dengan teknik saturation sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh supervisi metode klinis terhadap kelengkapan dokumentasi. Terlihat dari sebelum dilakukan supervisi metode klinis terdapat 26 dokumentasi askep dengan kategori tidak lengkap dan setelah dilakukan supervisi metode klinis terdapat 25 dokumentasi askep dalam kategori lengkap, dengan nilai p value= 0,000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar melakukan supervisi metode klinis disetiap ruangan untuk menghasilkan dokumentasi yang lengkap.   Kata Kunci : Dokumentasi asuhan keperawatan dan supervisi metode klinis
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE AUDIO VISUAL TERHADAP KEPUASAN PASIEN POST PARTUM DI RSUD SALATIGA Wijayani, Reka; Fatkularini, Dian; Suprapti, Erni; Solechan, Achmad
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepuasan pasien adalah perasaan seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat melakukan peningkatan mutu pelayanan. Salah satu aspek dari tujuh dimensi pelayanan keperawatan yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien adalah pemberian informasi yang jelas, komunikasi efektif dan pendidikan kesehatan yang diperlukan oleh pasien Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audio visual terhadap kepuasan pasien post partum. Desain yang digunakan adalah penelitian Pra-eksperimental menggunakan One group pre-post test design, jumlah sampel 30 responden dengan tehnik Purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan kepuasan pasien terjadi peningkatan (ρ value 0,000) secara signifikan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini berarti pendidikan kesehatan dengan metode audio visual berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Hasil ini direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk memperluas lingkup pendidikan kesehatan yang diberikan.   Kata kunci: Kepuasan Pasien, Pendidikan Kesehatan, Pendidikan Kesehatan dengan Metode Audio Visual
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN STANDART OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PEMBERIAN OBAT PRINSIP ENAM BENAR DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD UNGARAN Adhi Hilmawan, Febri; Suprapti, Erni; Solechan, Achmad
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara hasil dari suatu jasa sudah sesuai atau belum sesuai dengan harapan yang dimilikinya sebelum mendapatkan pelayanan. Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut pelayanan keperawatan yang sesuai dengan haknya, yaitu pelayanan keperawatan yang bermutu. Dalam memberikan pelayanan keperawatan, Standart Operational Procedure (SOP) sangat penting untuk membantu perawat dalam mencapai sebuah asuhan keperawatan yang berkualitas. Dalam memberikan obat harus memperhatikan prinsip enam “benar” yang sudah menjadi prosedur wajib sebelum meberikan obat, yaitu: benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, dan benar dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan standart operational procedure (SOP) pemberian obat dengan prinsip enam benar terhadap tingkat kepuasan pasien di RSUD Ungaran. Desain penelitian ini adalah Descriptive Analisis dengan menggunakan pendekatan cross sectional, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 90 responden dengan menggunakan rumus Slovin untuk menentukan. Hasil penelitian menggunakan uji analisis Chi Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara penerapan (SOP) pemberian obat prinsip enam benar terhadap tingkat kepuasan pasien (p=0,000). Dari hasil analisis didapatkan nilai Odds Ratio (OR) sebesar 59,160. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat selalu menerapkan SOP dengan benar untuk meningkatkan kepuasan pasien. Kata kunci: Kepuasan pasien, SOP, prinsip enam benar pemberian obat
PENGARUH SOSIALISASI SOP APD DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN APD (HANDSCOON, MASKER, GOWN) DI RSUD Dr. H. SOEWONDO Yulita Sari, Reny; Suprapti, Erni; Solechan, Achmad
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku perawat yang baik dalam pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) dapat mengurangi risiko tertular penyakit. Sosialisasi SOP APD dapat meningkatkan perilaku perawat dalam penggunaan APD. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh sosialisasi SOP APD terhadap perilaku perawat dalam penggunaan APD (Handscoon, Masker, Gown) di RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Penelitian ini termasuk pre eksperimen dengan bentuk rancangan one group pretest-postest. Sampel penelitian sejumlah 35 responden diambil menggunakan teknik saturation sampling. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi SOP APD terhadap perilaku perawat dalam penggunaan APD (Handscoon, Masker, Gown) baik pada pengamatan hari ke-3 maupun hari ke-6 setelah intervensi dilakukan dengan p value 0,000. Saran untuk pihak manajemen rumah sakit agar rutin mengadakan sosialisasi SOP APD 1 bulan sekali sehingga perilaku safety perawat khususnya dalam penggunaan APD dapat dipertahankan atau ditingkatkan sebagai upaya mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Kata kunci : Penggunaan APD, Perilaku Perawat, dan Sosialisasi SOP APD
PENGARUH DISCHARGE PLANNING TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KESIAPAN PASIEN TB PARU MENGHADAPI PEMULANGAN (STUDI EKSPERIMENTAL DI RSUD TUGUREJO DAN RSUD KOTA SEMARANG) Suprapti, Erni; Kristina, Tri Nur; Sulisno, Madya
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2015
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang :Banyaknya kasus kekambuhan pada pasien TB paru karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan pasien untuk melakukan perawatan diri sendiri di rumah, yang diasumsikan sebagai kurangnya kesiapan pasien TB Paru pada saat menghadapi pemulangan.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektifitas discharge planning terstruktur dalam meningkatkan kesiapan pasienparu yang pernah dirawat menghadapi pemulangan ditinjau dari aspek pengetahuan dan keterampilan. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment (non blinded, non random with control group design).Selama penelitian 2 bulan, didapatkanjumlah sampel 60 pasien TB Paru yang dirawat di RSUD Tugurejo dan RSUD Kota Semarang, dengan masing-masing sejumlah 30 pasien. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan checklist, metode pengambilan sampling adalah total sampling dengan metode statistik uji independent t-test dan mann whitney, kelompok intervensi mendapatkan perlakuan berupa discharge planning terstruktur setelah pasien melewati fase akut, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan discharge planning sesuai kebiasaan rumah sakit yaitu pada saat pasien akan pulang. Kelompok intervensi di RSUD Tugurejo Semarang dan Kelompok kontrol di RSUD Kota Semarang, pre test dilakukan pada saat pasien melewati fase akut sedangkan post test dilakukan pada saat pasien akan pulang baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Hasil:Setelah intervensi dengan discharge planning terstruktur,pengetahuan maupun keterampilan pasien kelompok intervensidalam menghadapi pemulangan lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,0001). Simpulan:Discharge planning terstruktur terbukti efektif secara bermakna meningkatkan kesiapan pasien TB paru dalam menghadapi pemulangan, baik dari aspek pengetahuan maupun keterampilan Kata Kunci : Kesiapan pasien TB paru, discharge planning terstruktur
PENGARUH DISCHARGE PLANNING TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KESIAPAN PASIEN TB PARU MENGHADAPI PEMULANGAN (STUDI EKSPERIMENTAL DI RSUD TUGUREJO DAN RSUD KOTA SEMARANG) Suprapti, Erni
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 9, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya kasus kekambuhan pada pasien TB paru karena kurangnya pengetahuan dan keterampilanpasien untuk melakukan perawatan diri sendiri di rumah, yang diasumsikan sebagai kurangnya kesiapanpasien TB Paru pada saat menghadapi pemulangan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektifitasdischarge planning terstruktur dalam meningkatkan kesiapan pasien paru yang pernah dirawat menghadapipemulangan ditinjau dari aspek pengetahuan dan keterampilan. Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah quasi experiment (non blinded, non random with control group design). Selama penelitian 2bulan, didapatkan jumlah sampel 60 pasien TB Paru yang dirawat di RSUD Tugurejo dan RSUD KotaSemarang, dengan masing-masing sejumlah 30 pasien. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner danchecklist, metode pengambilan sampling adalah total sampling dengan metode statistik uji Independent ttestdan Mann Whitney, kelompok intervensi mendapatkan perlakuan berupa discharge planning terstruktursetelah pasien melewati fase akut, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan discharge planning sesuaikebiasaan rumah sakit yaitu pada saat pasien akan pulang. Kelompok intervensi di RSUD TugurejoSemarang dan kelompok kontrol di RSUD Kota Semarang, pre test dilakukan pada saat pasien melewatifase akut sedangkan post test dilakukan pada saat pasien akan pulang baik pada kelompok intervensimaupun kelompok kontrol. Setelah intervensi dengan discharge planning terstruktur, pengetahuan maupunketerampilan pasien kelompok intervensi dalam menghadapi pemulangan lebih tinggi secara bermaknadibandingkan kelompok kontrol (p = 0,0001). Discharge planning terstruktur terbukti efektif secarabermakna meningkatkan kesiapan pasien TB paru dalam menghadapi pemulangan, baik dari aspekpengetahuan maupun keterampilan.
PENGARUH DISCHARGE PLANNING TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KESIAPAN PASIEN TB PARU MENGHADAPI PEMULANGAN (STUDI EKSPERIMENTAL DI RSUD TUGUREJO DAN RSUD KOTA SEMARANG) Erni Suprapti
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.737 KB)

Abstract

Banyaknya kasus kekambuhan pada pasien TB paru karena kurangnya pengetahuan dan keterampilanpasien untuk melakukan perawatan diri sendiri di rumah, yang diasumsikan sebagai kurangnya kesiapanpasien TB Paru pada saat menghadapi pemulangan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektifitasdischarge planning terstruktur dalam meningkatkan kesiapan pasien paru yang pernah dirawat menghadapipemulangan ditinjau dari aspek pengetahuan dan keterampilan. Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah quasi experiment (non blinded, non random with control group design). Selama penelitian 2bulan, didapatkan jumlah sampel 60 pasien TB Paru yang dirawat di RSUD Tugurejo dan RSUD KotaSemarang, dengan masing-masing sejumlah 30 pasien. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner danchecklist, metode pengambilan sampling adalah total sampling dengan metode statistik uji Independent ttestdan Mann Whitney, kelompok intervensi mendapatkan perlakuan berupa discharge planning terstruktursetelah pasien melewati fase akut, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan discharge planning sesuaikebiasaan rumah sakit yaitu pada saat pasien akan pulang. Kelompok intervensi di RSUD TugurejoSemarang dan kelompok kontrol di RSUD Kota Semarang, pre test dilakukan pada saat pasien melewatifase akut sedangkan post test dilakukan pada saat pasien akan pulang baik pada kelompok intervensimaupun kelompok kontrol. Setelah intervensi dengan discharge planning terstruktur, pengetahuan maupunketerampilan pasien kelompok intervensi dalam menghadapi pemulangan lebih tinggi secara bermaknadibandingkan kelompok kontrol (p = 0,0001). Discharge planning terstruktur terbukti efektif secarabermakna meningkatkan kesiapan pasien TB paru dalam menghadapi pemulangan, baik dari aspekpengetahuan maupun keterampilan.
PENERAPAN BIBLIOTERAPI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA HOSPITALISASI DI RSUD DR. ADHIYATMA, MPH SEMARANG: APPLICATION OF BIBLIOTHERAPY TO DECREASE THE ANXIETY LEVEL OF SCHOOL-AGED CHILDREN DURING HOSPITALIZATION IN RSUD. DR. ADHIYATMA, MPH SEMARANG Tri Santoso; Erni Suprapti
JURNAL KEPERAWATAN SISTHANA Vol. 4 No. 2 (2019): September : Jurnal Keperawatan Sisthana
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV DIPONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.201 KB)

Abstract

Hospitalization is a process that has planning or emergency reasons that require the child to stay in the hospital. Hospitalization at school-aged children is 6-12 years forcing children to part with their beloved environment such as family and group soisalnya causing anxiety. Anxiety is an emotional response to the assessment of something dangerous, associated with feelings of uncertainty, helplessness, fear of fear is not clear why. This case study illustrates the application of bibliotherapy to decrease the anxiety level of school-aged children during hospitalization. The case study design used is descriptive case study. The case study was conducted in RSUD Dr. Adhiyatma, MPH Semarang. result of case study got decrease of subject anxiety level I before application of bibliotherapy value of anxiety level 40 after application of bibliotherapy decrease to 34 and subject II anxiety level level before applying of bibliotherapy value of anxiety level 31 after application of bibliotherapy decrease to 26. subject of subject anxiety level decrease 6 value and subject II down 5 values.
DUKUNGAN SOSIAL PADA IBU USIA REMAJA DALAM PENGASUHAN ANAK USIA INFANT: SOCIAL SUPPORT TO ADOLESCENT MOTHERS IN INFANT AGE CHILDREN CARE Diana Dayaningsih; Erni Suprapti; Feri Tri Y; Aprillya Dwi S
JURNAL KEPERAWATAN SISTHANA Vol. 5 No. 1 (2020): Maret : Jurnal Keperawatan Sisthana
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV DIPONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.878 KB)

Abstract

Teenage pregnancy and parenthood among teenagers are still a matter of international concern because of the potential adverse consequences for society, families and individuals. Teen pregnancies are more than 80% unplanned. The transition to parenting experienced by teens creates a period of instability that demands new parenting roles. Parenting by adolescent mothers will be more effective when adolescent mothers receive strong social and emotional support from their families and partners. The purpose of this study was to explore social support for adolescent mothers in the care of infant children. Qualitative research methods with an Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) approach. Respondents in this study there were 5 respondents who met the inclusion criteria were taken using purposive sampling technique. The data was obtained using a semi-structured interview method. The research credibility was achieved by using triangulation of sources through interviews with the mothers of the main participants. The results showed that the five participants expressed various experiences of being a mother that varied when caring for infant age children depending on the situation experienced by each mother. Social support for adolescent mothers in child care includes 4 themes, namely 1). Instrumental Support, 2). Information Support, 3). Financial Support, 4). Emotional Support Based on the results of this study, it is hoped that there will be a special program for adolescent mothers, in which the role of health workers is able to support mothers' efforts to obtain optimal education and skills in parenting.
PENYULUHAN KESEHATAN PERSIAPAN MENARCHE DI SDN METESEH KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG Yuni Astuti; Erni Suprapti; Apriliya Dwi S; Badriyatul Khasanah; Dina Farkhana; Inas Shafa; Kristiyana Yeni
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.713 KB)

Abstract

Anak remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Perkembangan yang mencolok pada masa remaja usia 10 sampai 19 tahun adalah terjadinya kematangan identitas seksual dan perkembangan organ reproduksi untuk memasuki masa dewasa (Supartini, 2012). Perubahan terpenting yang terjadi pada remaja perempuan adalah haid pertama kali (menarche). Menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan pada remaja perempuan di beberapa daerah, sehingga mereka dianggap sudah mampu melakukan tugas sebagai seorang wanita. Santrock (2010), menyimpulkan bahwa anak perempuan yang mengalami menarche akan mengalami kondisi psikologis seperti cemas, stres, takut dan beresiko mengalami depresi karena terjadi perubahan fisik setelah menarche. Salah satu cara menghadapi hal tersebut dengan meningkatkan pengetahuan anak melalui pendidikan kesehatan di sekolahan mengenai menarche. Sekolah merupakan tempat yang paling tepat untuk melakukan pendidikan kesehatan karena sekolah merupakan lingkungan terdekat anak setelah lingkungan keluarganya. Sekolah dapat menjadi langkah strategis dalam upaya peningkatan kesehatan pada anak usia sekolah