Hasna Lathifatul Alifa
Universitas Islam Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FILANTROPI ISLAM DAN PENGELOLAAN WAKAF di MASJID SUCIATI SALIMAN SLEMAN YOGYAKARTA Alfi Wahyu Zahara; Hasna Lathifatul Alifa; Muhammad Miqdam Makfi
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 2 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss2.art1

Abstract

Wakaf merupakan salah satu instrumen sumbangan sosial yang memiliki peran besar di dalam ajaran Islam. Pada penelitian ini akan mendiskusikan bagaimana masjid sebagai wakaf,  menjadi manfaat dan menjadi pusat komunitas dengan aktivitas-aktivatas sosial dan berbagai program pemberdayaan yang mentargetkan masyarakat melalui praktek filantropi Islam. Penelitian ini mengambil kasus di wilayah Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni Masjid Suciati Saliman di Desa Pandowoharjo, yang diresmikan pada bulan Mei 2018 dengan design bergaya seperti replika Masjid Nabawi di Madinah yang berorientasi pada aktifitas kegamaan dan sosial masyarakat. Masjid ini merupakan Wakaf dari ibu Suciati yang sedari dulu bercita cita untuk mendirikan masjid agar bermanfaat bagi sesama.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterlibatan wakaf masjid yang dikelola dalam aktifitas filantropi ntuk memberdayakan masyarakat sekitar dengan diadakannya kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Dengan mengguakan metode kualitatif Deskriptif . Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwasanya filantropi yang berasal dari wakaf pribadi sesorang, yang telah dikumpulkan di implementasikan dengan diadakannya program-program dan aktivitas untuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial ekonomi. Masjid Suciati Saliman tidak hanya bertujuan untuk pusat ibadah saja melainkan memiliki tujuan lain yakni mememiliki program dan aktifitas yang ditujukan untuk masyarakat melalui praktik filantropi islam.
PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENCETAK WIRAUSAHA INDUSTRI MODERN (STUDI DI PONDOK PESANTREN ASWAJA LINTANG SONGO) Hasna Lathifatul Alifa; Alfi Wahyu Zahara; Muhammad Miqdam Makfi
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 2 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss2.art12

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pesantren dalam mencetak wirausaha industri modern dan mengetahui unit-unit usaha yang dikembangkan di Pesantren Aswaja Lintang Songo. Pondok Pesantren merupakan salah satu institusi yang memiliki potensi dalam upaya membangun budaya wirausaha. Potensi ini ditunjukkan karena pesantren merupakan lembaga pendidikan untuk mencetak manusia yang religius dan mandiri. Karakter ini sejalan dengan program entrepreneurship. Kemampuan kewirausahaan menjadi hal yang harus digiatkan di pesantren, tujuannya agar santri tidak hanya berkompeten dalam bidang agama tetapi juga mampu mandiri secara ekonomi. Hal ini akan memberikan andil yang besar dalam kehidupan ekonomi, khususnya dalam menciptakan entrepreneur dari kaum santri. Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri modern di lingkungan pondok pesantren, sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis atau industri berskala kecil dan menengah, dan memiliki inkubator bisnis. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tiga teknik pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi di Pesantren Aswaja Lintang Songo di Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pesantren Aswaja Lintang Songo memiliki peran besar dalam mencetak wirausaha industri modern, yaitu mencipatakan unit unit usaha diantaranya pembuatan sabun, konveksi, pembuatan kue dll, dengan memberdayakan santri dan masyarakat melalui program kewirausahaan sehingga mereka dapat mendukung dan meningkatkan kesejahteraan santri dan masyarakat dalam menciptakan banyak pekerjaan. Melalui keterlibatan santri dalam berwirausaha di Pesantren Aswaja Lintang Songo telah berhasil mendidik alumni untuk mendirikan bidang usaha yang tak jauh berbeda yang juga melayani penjualan ke seluruh Yogyakarta
PERAN HUKUM KELUARGA SEBAGAI PENGGERAK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Haerini Ayatina; Ilham Mashabi; Hasna Lathifatul Alifa; Wahyu Zahara; Muhammad Miqdam Makfi
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 3 No. 2 (2021): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol3.iss2.art1

Abstract

Pembangunan”berkelanjutan SDGs memiliki tiga pilar yakni ekonomi, sosial dan ekologi. Dalam sebuah negara, pembangunan berkelanjutan memiliki tujuan yang bermuara pada kesejahteraan rakyat, termasuk bentuk pembangunan dalam lingkup hukum dan keadilan. Tujuan Hukum keluarga Islam yang mengatur berbagai ihwal di dalamnya selaras dengan maksud mensejahterakan rakyat. Dalam mencapai konsep pembangunan nasional dan pembangunan manusia (sumber daya alam), hukum keluarga islam memiliki peran yang sangat luas dan bersifat menyeluruh selaras dengan norma-norma pembangunan masyarakat yang holistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian kepustakaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep pembangunan berkelanjutan beserta peran hukum keluarga islam yang ada di dalamnya. Pilar pembangunan berkelanjutan terdapat pada sub ekonomi, sosial dan lingkungan di antara ketiganya harus dikembangkan. Apabila ketiga pilar ini tidak seimbang, akan muncul ketimpangan dan pembangunan akan terjebak pada model konvensional. Pemeliharaan hubungan baik secara vertikal maupun horizontal ini tak luput dari peran dan sinergi hukum keluarga yang hidup di tengah masyarakat. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa hukum keluarga islam memiliki peran dalam pembangunan manusia, karena pada hakikatnya agama islam juga mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik secara vertikal maupun horizontal. Sumber daya manusia yang terbangun kapabilitas dan kapasitasnya, diarahkan oleh aturan hukum islam agar mampu menciptakan kemaslahatan hidup sehingga menghasilkan individu yang memiliki prilaku yang selaras untuk menopang tiga pilar pembangunan berkelanjutan tersebut.