Penelitian bertujuan untuk menganalisis bentuk sikap toleransi dan berpikiran terbuka dalam interaksi sosial di masa pandemi Covid-19, karena di masa ini hampir seluruh tatanan kehidupan masyarakat berubah, termasuk interaksi sosial masyarakat transmigrasi yang melakukan malakok di Nagari Sungai Sirah. Berawal dari kronologi kedatangan masyarakat transmigrasi sehingga tercipta masyarakat yang beragam, untuk itu dibutuhkan sikap toleransi dan berpikiran terbuka untuk menstabilkan kehidupan sosial di Nagari Sungai Sirah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara yang mendalam dan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di tempat penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap toleransi dan berpikiran terbuka di Nagari Sungai Sirah terlaksanakan dengan baik, bahkan kadar sikap toleransi dan sikap berpikiran terbuka nya lebih besar ketimbang sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Adat istiadat pada masa sebelum terjadinya pandemi Covid-19 mewajibkan semua unsur adat untuk melakukan suatu kebiasaan yang sudah ditetapkan secara adat namun di masa pandemi Covid-19 semua unsur adat memberi dan diberi toleransi serta keringanan dalam hal pelaksanaan adat tersebut serta fenomena ini juga disikapi dengan pikiran yang terbuka oleh semua masyarakat. Melalui tradisi “malakok” masyarakat pendatang masih mampu hidup berdampingan dan menjaga harmonisasi sosial dalam persaudaraan yang dibingkai dalam sikap toleransi dan berpikiran terbuka.AbstractThe research aims to analyze forms of tolerance and open-mindedness in social interactions during the Covid-19 pandemic, because at this time almost the entire order of community life changed, including the social interactions of the transmigration community who carried out malakok in Nagari Sungai Sirah. Starting from the chronology of the arrival of the transmigration community so that a diverse society was created, it requires an attitude of tolerance and an open mind to stabilize social life in Nagari Sungai Sirah. This research was conducted using a phenomenological qualitative approach. Collecting data using observation techniques, in-depth interviews, and holding Focus Group Discussions (FGD) at the research site. The results showed that tolerance and open-mindedness in Nagari Sungai Sirah were carried out well, even the levels of tolerance and open-mindedness were greater than before the Covid-19 pandemic. Customs in the period before the Covid-19 pandemic required all elements of custom to carry out a custom that had been established in custom, but during the Covid-19 pandemic all elements customary gave and were given tolerance and relief in terms of implementing these customs, and this phenomenon was also addressed with an open mind by all societies. Through the “malakok” tradition, immigrant communities are still able to live side by side and maintain social harmony in a brotherhood framed in an attitude of tolerance and open-mindedness.