Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Festival Air (Songkran): Komodifikasi Budaya di Thailand Nikodemus Niko; Atem Atem
SIMULACRA: JURNAL SOSIOLOGI Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/sml.v2i1.5518

Abstract

This research aims to want to see the occurred on the discourse of cultural commodification of Songkran in Thailand. Songkran in Thailand is a religious and cultural festival, which is the celebration of New Year in Thailand. Culture of Songkran festival which then becomes bringing many foreign tourists come to some areas in Thailand like Bangkok, Chiang Mai and Phuket. This great Festival and then give effect to social, cultural as well as the economy on local community. The methods used in this study is a qualitative descriptive based on the experiences both of the author. The data analyzed i.e. secondary data that comes from a variety of scientific journals, then the primary data are analyzed based on the author’s experience when on the Songkran festival in Thailand on April, 2019. Based on the analysis that the commodification of culture happens to Songkran in Thailand is not so much to erode the authenticity of rituals. This means that the core rituals such as bathing the Buddha statues in the temples still do. Commodification is a positive impact on the local community, where on area of the festival they provided tubs for sale in range 5 THB to 15 THB. Then, foreign tourists are pouring in from various countries are also effect on the local community economy.
‘Tkw’ Sebuah Perangkap Perdagangan Perempuan (Menelisik Femonena Human Traffiking Di Kabupaten Sambas) Atem Atem
Raheema Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : PSGA LP2M IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.28 KB) | DOI: 10.24260/raheema.v4i1.832

Abstract

Human trafficking has become a global issue that caught attention of many countries and also this crime has been included as heavy violations of human rights. The Developing countries like Indonesia often become the targets of criminal practices-based on human trafficking. Diverse modes have done which is throught the distribution of labour abroad. Women and children are the most listed as victims of human trafficking with the exploitation purpose. The border area has become a transit point for the distribution of workforce is either legal or illegal so the border is become a vulnerable area of human trafficking practices. In west Kalimantan particularly in Sambas Regency, the current transitions of ilegal labour to Malaysia is an usual and they not aware has a victims of human trafficking. This study attempt to describe and analysis the phenomenon of trafficking in person with mode of lobor distribution especially the case infemale worker (TKW) in Sambas Regency throught qualitative approach of techniques of observation and interview limited and also literature review.
Fenomena Pekerja Anak pada Perkebunan Kelapa Sawit di Wilayah Perbatasan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat Atem Atem
Raheema Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : PSGA LP2M IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.526 KB) | DOI: 10.24260/raheema.v4i2.842

Abstract

A child has become a significant object to face many problems, especially social problems which often rise along with the development of this country. The children workers being a problem in Indonesia which is caused by the expanding of industrial markets such as palm oil industry. Moreover, a large number of palm oil plantation in some areas could reach the border is as well. In Sambas regency, for instance, there are so many palm oil industries that entangle children as workers. This research, furthermore, aims to explore and describe the children workers phenomenon in Sambas, West Kalimantan, through the qualitative and quantitative method of the literature study.
PERJUANGAN KELAS PENGESAHAN RUU PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL Nikodemus Niko; Atem Atem; Alif Alfi Syahrin; Alfin Dwi Rahmawan; Anggi Mardiana
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.215 KB) | DOI: 10.38043/jids.v4i2.2425

Abstract

Tulisan ini ingin menempatkan gejolak perjuangan kelas—pemikiran Karl Marx—sebagai bahan kajian analisis kritis dalam melihat upaya perjuangan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual di Indonesia, utamanya dalam aksi mahasiswa bersama dengan rakyat pada gerakan #GejayanMemanggil, #RakyatGugatNegara dan aksi lainnya di berbagai wilayah di Indonesia. Ide utama dari esai ini adalah bahwa teori kelas Marx hadir berdasarkan filosofi pemahaman terhadap fenomena sosial; adanya pembagian kelas pada masyarakat itu sendiri. Pada studi ini dilihat adalah kelas penguasa (pemerintah; negara) dan kelas rakyat biasa. Marx berkeyakinan bahwa inklusivitas dalam masyarakat hanya dapat tercapai melalui perjuangan kelas. Tulisan ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan kajian pustaka. Eksplorasi data sekunder dalam tulisan ini didapatkan melalui penelusuran tulisan ilmiah dan tulisan populer seperti jurnal, tulisan di koran, media daring dan buku yang terkait dengan tema dalam tulisan ini. Berdasarkan analisis data, temuan dalam kajian ini bahwa pada konteks perjuangan perempuan (secara organisasi dan individu) dan orang-orang yang memiliki kepedulian pada kekerasan seksual di Indonesia, menghadapi tantangan perjuangan kelas perempuan dalam mendesak pengesahan RUU penghapusan kekerasan seksual menjadi Undang-Undang
ANCAMAN CYBER PORNOGRAPHY TERHADAP ANAK-ANAK Atem Atem
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 1 No 2 (2016): Desember
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.037 KB) | DOI: 10.21067/jmk.v1i2.1529

Abstract

Perkembangan teknologiyang semakin pesat di Indonesia berpengaruh pada kehidupan sosial dan keamanan masyarakat.Tingginya penetrasi pengguna internet membuka peluang tersendiri munculnya kejahatan-kejahatan berbasis ruang cyber.Anak-anak lebih beresiko menjadi korban kejahatan di ruang cyber, salah satunya ialah kejahatan pornografi.Tulisan ini hendak mengkaji dan mendeskripsikan bagaimana ancaman kejahatan berbasis pornografi di ruang cyber.Anak-anak menjadi rentan mendapatkan kejahatan secara seksual dan pornografi di dalam ruang cyber, hal ini terkait keamanan ruang cyber, kontrol akses pada internet, dan integrasi produk hukum dengan teknologi yang belum baik.Metode yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan studi kepustakaan.
Persoalan Kerawanan Pangan pada Masyarakat Miskin di Wilayah Perbatasan Entikong (Indonesia-Malaysia) Kalimantan Barat Nikodemus Niko; Atem Atem
Jurnal Surya Masyarakat Vol 2, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.066 KB) | DOI: 10.26714/jsm.2.2.2020.94-104

Abstract

The issue of food security has long since developed, both among the international community and national communities in Indonesia. In some processes and forms of national food security, the Government encourages the development of local food-based communities. In the community in Entikong, the implementation of this program is still not seen as an exact condition in thehandling of food issues at the borders of the country. Border society is still food dependence on Malaysia. The idea of making Indonesian society self-sufficiency in food has long been a crucial sector of individual attention to the Government. Many empowerment programs are found in the community that is the meeting point for overcoming food insecurity, so it is a new way forthe border community out of the inferior zone. The method used is a descriptive exploratory where the source of the data comes from the primary data referring directly to the situation of the border society of Entikong, while the secondary data of the desk review results related to the potential and state of the food community In the Entikong border area. The findings in this paper are that Entikong has economic potential, strategic location, and formal access support that has been qualified to advance. However, this situation is uneven; there are still areas of isolated villages and limited access. Then, the construction of international Terminal Goods (TBI) on the border became a breath of fresh air for the Entikong to multiply and make Entikong as the center of activity and economic development, including the food Center for the region Indonesia and as part of Malaysia.
Gender dan Dominasi Patriarki dalam Drama Korea Sungkyunkwan Scandal Atem Atem
Jurnal Empirika Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Master Program in Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Sriwijay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.974 KB) | DOI: 10.47753/je.v4i2.77

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan tentang isu tentang perempuan, gender dan dominasi ideologi patriarki pada masa dinasti Joseon yang terdapat dalam sebuah drama korea berjudul “sungkyunkwan Scandal”. Isu gender, perempuan maupun ideologi patriarki dalam tulisan ini akan dikemas kedalam diskusi kritis dengan kerangka feminisme radikal. Sungkyunkwan scandal merupakan sebuah drama atau film berseri yang diadaptasi dari novel berjudul “The Lives of Sungkyunkwan Confucian Scholars” yang ditulis oleh Jung Eun Gwol. Menceritakan tentang kehidupan masyarakat korea yang kental akan ajaran konfusianisme, dimana pada dinasti Joseon laki-laki dan perempuan diberlakukan berbeda. Perempuan dilarang belajar di sekolah atau universitas dan tidak diperbolehkan menjadi pejabat pemerintahan, perempuan hidup dalam diskriminasi dan dominasi laki-laki. Hasil tulisan ini menunjukkan bahwa Ideologi patriarki yang sudah lama tertanam pada masyarakat korea dan telah mendiskriminasi perempuan dalam sektor publik pada dasarnya adalah sebuah konstruksi yang dapat ditembus. Tergambar dari kehadiran sosok Kim Yoon Hee sebagai murid di universitas Sungkyunkwan yang berhasil membuka kesadaran orang-orang di sekitarnya  akan kesetaraan gender untuk mengakses pendidikan dan pengetahuan di universitas.
Konflik Etnik Madura dan Melayu Sambas: Tinjauan Konflik Kekerasan Johan Galtung Atem Atem
Journal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan Vol. 11 No. 2 (2022): JISPAR
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jispar.v11i2.5304

Abstract

This article aims to discusses Johan Galtung's perspective in analyzing the conflict that occurred between the Madura and Malay ethnic groups in Sambas through the concept of violence. The conflict has been seen as a natural process in community life with the cultural, religious, and ideological elements involved. The conflict in 1999 between Madura and Malay in Sambas regency happened sporadically and formed into violence. The conflict is constructed as negativity and an unwanted event. Theorists see that conflict can be understood as both a positive and a negative thing. Johan Galtung is one of the theorists who see a conflict with multidisciplinary analysis. He introduced the violence concept in three dimensions: structural violence, direct violence, and cultural violence. This article uses the qualitative method with a descriptive approach through textual reality analysis and literature review.
Perempuan Melayu dan Pangan: Relasi Yang Tidak Terpisahkan Atem Atem
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol 5 No 1 (2023): Juni
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v5i1.279

Abstract

Permasalahan ketahanan pangan bukanlah suatu hal yang baru di era ini. Baik pada skala nasional maupun global telah banyak upaya-upaya program pembangunan telah dilakukan untuk menanggulangi krisis pangan. Sejarah telah mencatat bahwa perempuan memiliki peranan penting dalam menjaga ketahanan keluarga dalam rumah tangga. Disisi lain perbedaan gender laki-laki dan perempuan melahirkan ketimpangan peran gender terutama pada perempuan. Mereka seringkali tidak mendapatkan akses dan kontrol terhadap sumberdaya-sumber daya produktif dan di beberapa kasus peran perempuan mulai terpinggirkan sejak masuknya teknologi pertanian. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan peranan perempuan Melayu Sambas dalam pertanian dan perannya domestiknya untuk memenuhi kebutuhan pangan anggota keluarga dalam rumah tangga. Pada masyarakat Melayu Sambas khususnya di desa Sungai Kumpai, perempuan memiliki peran penting dalam kegiatan pertanian, mereka terlibat hampir di setiap proses pertanian mulai dari penyiapan lahan hingga kegiatan pasca panen dan menyajikannya pangan untuk anggota keluarga. Perempuan Melayu Sambas dikenal memiliki etos kerja yang tinggi sehingga mereka melakukan berbagai aktivitas untuk mendukung ekonomi rumah tangga. Pada masyaakat Melayu di Sungai Kumpai, kaum laki-laki atau suami sering kali bermigrasi keluar (Malaysia) untuk bekerja dan menyerahkan tanggungjawab pada perempuan (isteri) dalam menjaga keberlangsungan keluarga.
Sosialisasi Potensi Wisata Berbasis Kearifan Lokal Melalui Standar CHSE (Cleanlines, Health, Safety, Environtment Sustainibility ) Di Desa Bahu Palawa Yorgen Kaharap; Osi Karina Saragih; Andrie Elia; Kumpiady Widen; Sontoe Sontoe; Juli Natalia Silalahi; Atem Atem; Muhammad Zusanri Batubara; M. Zainuddin Lutfi Fauzi
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/js.v2i3.121

Abstract

Desa Bahu Palawa, Kec.Kahayan Tengah, Kab. Pulang Pisau memiliki daya tarik dan potensi alam yang sangat baik, kekayaan heritage, budaya dan adat masyarakat lokal, yang menarik untuk dikunjungi seperti halnya Sungai Tambak. Namun, potensi ini tidak seimbang dikarenakan sulitnya akomodasi, promosi, kurangnya kelompok sadar wisata, menyebabkan banyak bangunan yang bernilai wisata tidak dikelola dengan baik dan memiliki kekuatan wisata yang lemah, sehingga menyebabkan akses tujuan wisata terhambat. Untuk itu, perlunya sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan serta keterampilan mengelola potensi desa wisata melalui protokol berbasis cleanliness, health, safety, dan environment (CHSE) sebagai norma baru pola adaptasi pasca pandemi diharapkan mampu mengakomodasi dalam pengelolaan pariwisata. Tujuan dari protokol wisata berbasis CHSE adalah untuk menjamin kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan wisatawan dalam berwisata karena berbagai kegiatan dan aktivitas wisata tidak terlepas dari bahaya dan risiko keselamatan seperti terjatuh, terpeleset, dan kecelakaan yang dapat menyebabkan wisatawan cidera. Kegiatan ini dapat menjadi titik mula bagi masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap potensi pariwisata di Desa Bahu Palawa, Kec.Kahayan Tengah, Kab. Pulang Pisau