Valentina Tjandra Dewi
Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GEJALA PSIKOTIK PADA PENYAKIT PARKINSON: SEBUAH LAPORAN KASUS DAN TINJAUAN PUSTAKA Sri Yenni Trisnawati; Purwa Samatra Dewa Putu Gde; Lely Setyawati Kurniawan; Astari Arum Cendani Goller; Valentina Tjandra Dewi
Callosum Neurology Vol 4 No 2 (2021): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29342/cnj.v4i2.152

Abstract

Pendahuluan: Penyakit Parkinson (PP) memiliki dimensi gejala sangat luas yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup penderita maupun keluarga. Gejala non motorik PP diantaranya adalah gangguan neuropsikiatri seperti depresi, psikosis, ansietas. Kami melaporkan sebuah kasus PP dengan gejala psikotik berupa halusinasi yang jarang dijumpai. Laporan Kasus: Pasien perempuan berusia 74 tahun terdiagnosis Parkinson sejak lebih dari 20 tahun, dibawa ke rumah sakit dengan bicara tidak nyambung, adanya halusinasi visual, dan emosi yang tidak stabil sejak 1 bulan. Keluarga pasien juga merasa sejak 6 bulan terakhir pasien menjadi sering lupa. Pasien dengan riwayat PP tidak rutin mengkonsumsi obat parkinson di bawah supervisi dokter. Keluhan halusinasi pernah dirasakan 2 tahun lalu namun membaik setelah perawatan. Diskusi: Gejala non motorik dapat dijumpai seiring perkembangan penyakit Parkinson dandapat diidentifikasi sebelum sindrom motor muncul. Adanya gejala psikosis berupa halusinasi dalam kasus yang dipaparkan terhadi setelah 18 tahun sejak pasien terdiagnosis, dimana berdasarkan hasil studi terdahulu dilaporkan 60% penderita PP berkembang adanya halusinasi atau delusi setelah 12 tahun perawatan dan pada usia lebih tua saat onset PP. Gangguan kognitif pada PP juga dicurigai dalam kasus walau belum sepenuhnya dapat ditegakan serta adanya gangguan tidur pada PP dengan prevalensi 40-90% dijumpai pada kasus yang kami laporkan. Kesimpulan: Manifestasi non motorik PP yang mencakup gejala neuropsikiatri sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien maupun keluarga dan perawat pasien. Klinisi harus meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala non motorik PP dan pemberian tatalaksana farmakologi dan non farmakologi harus dilakukan secara terintegratif bersama dengan bidang-bidang terkait sesuai dengan kondisi pasien. Kata kunci: Parkinson, non-motor, psikotik, neuropsikiatri
Manifestasi Klinis dan Gambaran Pencitraan Struktural dan Fungsional Berbagai Subtipe Demensia Valentina Tjandra Dewi; Anak Agung Ayu Putri Laksmidewi
Cermin Dunia Kedokteran Vol 50 No 11 (2023): Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v50i11.836

Abstract

Dementia causes impaired cognition, behavior, and daily functional activities with physical, mental, and psychosocial consequences for patients, families, and communities. However, dementia diagnosis is still challenging. Classification of dementia subtypes also requires structuraland functional imaging studies. The structural imaging needed to support Alzheimer’s dementia and vascular dementia diagnosis is brain magnetic resonance imaging (MRI), frontotemporal dementia diagnosis can be supported by brain MRI or functional imaging, while Lewy Body dementia diagnosis requires functional imaging and biomarkers findings.