Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENEGAKAN HAK REPRODUKSI PEREMPUAN DALAM KEBIJAKAN KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA Khoirun Nida, Fatma Laili
PALASTREN Vol 6, No 1 (2013): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam dinamika manajemen kependudukan, masuknya perempuan sebagai akseptor lebih dominan daripadalaki-laki. Namun, tidak diragukan lagi, berbagai masalah muncul dari perempuan sebagai akseptor. Masalah yang timbul sebagai akibat dari keterlibatan mereka dalam menjalankan perannya terkait dengan pembatasan jumlah anak menyebabkan berbagai dampak fisik, psikologis dan sosial. Ironisnya, kondisi masih tidak mengubah peran perempuan sebagai target utama dalam dinamika program keluarga berencana. Banyak faktor yang melemahkan posisi perempuan untuk memiliki daya tawardalam kehidupan reproduksi, terutama terkait dengan dinamika kontrasepsi, seperti kesenjangan penyebaran program kontrasepsi di kalangan perempuan (istri) dan laki-laki (suami), dan peran yang kurang optimal dari pemerintah dalam pelayanan kepada masyarakat baik secara edukatif serta medis sebagai konsekuensi daripelaksanaan program keluarga Berencana.kata kunci: Keluarga Berencana, Hak reproduksi Perempuan In dynamics of population management, the inclusionof women as acceptors is more dominant than men.It means that women’s involvement in the program isabsolute. However, no doubt, a variety of problems arisesfrom the women as the acceptors. The problems thatarise as a result of their involvement in carrying out its role related to the restriction of the children number getvarieties of physical, psychological and social impacts.Ironically, the condition still does not change the role ofwomen as the main target in the dynamics of the familyplanning program. Many factors weaken the position ofwomen to have the bargaining power to reproductivelife, especially related to the dynamics of contraception,such as the gap dissemination of contraception programsamong women (wives) and men (husbands), and lessoptimal role of government in service to the communityboth educativelly as well as medically as a consequence ofthe implementation of the family planing program. Keywords: Family Planning, Women’s reproductionrights
ZIKIR SEBAGAI PSIKOTERAPI DALAM GANGGUAN KECEMASAN BAGI LANSIA Khoirun Nida, Fatma Laili
KONSELING RELIGI Vol 5, No 1 (2014): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok lanjut usia beragam merupakan usia, dimana perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka tidak dapat diabaikan. Perubahan  yang menyangkut  aspek fisik, psikis, ekonomi, sosial serta munculnya pandangan bahwa lansia  memiliki  beragam kemunduran dalam  fungsi mental menyebabkan posisi lansia membutuhkan perhatian khusus.  Ketidaksiapan mental para lansia untuk mengahadapi rangkaian perubahan tersebut memicu munculnya sikap mereka yang putus  asa,  merasa kesepian, keterasingan dan tidak dihargai. Kondisi ini menjadi kompleks dan  akan terakumulasi dalam bentuk  gangguan kecemasan (anxiety disorder). Terapi kognitif yang dilakukan bagi penderita kecemasan dalam kelompok remaja dan dewasa membuahkan hasil yang positif,  namun tidak terjadi pada kelompok lansia. Dalam hal ini diupayakan adanya terapi yang lebih efektif dalam menangani kecemasan pada kelompok lansia diantaranya melalui psikoterapi zikir. Efek ketenangan  yang dimunculkan  dari terapi dzikir dapat mengurangi tingkat kecemasan pada lansia. Hal ini akan menumbuhkan  ekspectasi bagi mereka, sehingga akan lebih memandang sisa usianya dengan positif. kata kunci: Lansia, Psikoterapi Zikir, Gangguan Kecemasan REMEMBRANCE AS    PSYCHOTHERAPY  IN    ANXIETY DISORDERS  FOR ELDERLY. Elderly  in the  various  groups  is age, where  the  changes occur in their  lives cannot  be ignored. The changes regarding the aspects of the physical, psychological, economic, social and the emergence of the view that the elderly have various deterioration in mental function causes the position of the elderly need special attention. Mental’ unpreparedness the  elderly to facing a series of changes to trigger the emergence of the attitude of those who despair, feel  lonely,  alienation   and not appreciated. This  condition  is  the complex and will be accumulated are in the form of anxiety disorders (headache  disorder).  Cognitive  therapy  is done  for patients  with anxiety in a group of teenagers and adults yielded positive results, but does not occur in the group of elderly. In this endeavor to the existence of a more effective therapy in dealing with the anxiety in elderly groups including through psychotherapy remembrance. Effect of tranquillity that raised from ourselves occupied therapy  can reduce the level of anxiety in the elderly. This will grow ekspectasi for them, so it will be more looked at the remaining age with positive. Keywords: Elderly, Psychotherapy Remembrance, Anxiety Disorders
PERAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP Khoirun Nida, Fatma Laili
KONSELING RELIGI Vol 4, No 1 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehendak untuk maksud kehidupan adalah motivasi fundamental hadir dalam setiap individu. Pemenuhan kebutuhan ini berpunca dari tiga nilai-nilai  which termasuk: nilai- nilai  kreatif,  nilai- nilai experiental, dan nilai-nilai sikap. Sumber makna nilai-nilai hidup akan actualized dengan bantuan peran kualitas spiritual yang berpotensi hadir dalam setiap individu sebagai quetion shape spiritual. Dengan mengadopsi  logoanalisis dasar teoretis dikembangkan oleh Victor E.  Frankl  dalam metode terapis meaningfulness  kehidupan, di  mana  Frankl  percaya bahwa semua aspek-aspek  arti hidup menyimpan.  Arti hidup untuk dapat dicapai akan diwujudkan dengan bantuan quetion rohani yang melekat pada setiap individu. Justru itu, quetion rohani berkontribusi terhadap pencapaian meaningfulness  kehidupan, dalam peran yang dia dapat menjadi media, control dan petunjuk bagi individu dalam dinamika kehidupan, sehingga masing- masing dalam keadaan apa pun dengan tetap menjaga kualitas keberadaan manusia sebagai intelektual, emosi dan rohani agar ia dapat mencapai maksud kehidupan. Kata Kunci: Peran, Kecerdasan Spiritual, Kebermaknaan  HidupTHE ROLE OF THE SPIRITUAL INTELLIGENCE IN THE ACHIEVEMENT OF MEANINGFULLNESS. The will to meaning of life is the fundamental  motivation  present in every individual. The fulfillment of these need system from the three valueswhich include: the creative values, experiental values, and attitudinal  values. The source of the meaning of life values that will be actualized with the help of the role of spiritual qualities that are potentially present in every individual as a shaper of spiritual quetion. By adopting the theoretical basic logo analysis developed by Victor E. Franklin therapeutic methods meaning fulness of life, where Frankl  believes that all aspects of the meaning of life saving. Meaning of life to be achieved will be realized with the help of spiritual quetion inherent in each individual. Thus, spiritual quetion  is contributing  to the achievement of the meaning fulness of life, in which role he was able to become the media, control and guidance for individual sindynamics of life, so that individual under any circumstances while maintaining the quality of humanexistence as intellectually, emotionally and spiritually so that he able to achieve the meaning of life. Keywords: Role, Spiritual Quetion, Meaning of Life
INTERVENSI TEORI PERKEMBANGAN MORAL LAWRENCE KOHLBERG DALAM DINAMIKA PENDIDIKAN KARAKTER Khoirun Nida, Fatma Laili
EDUKASIA Vol 8, No 2 (2013): EDUKASIA
Publisher : EDUKASIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Pendidikan karakter sangat berperan dalam membentuk kepribadian siswa sebagai agen perubahan.  Banyak pendidik tidak memahami hubungan yang sangat tertutup antara moral dan karakter. Selama ini pendidik hanya mengaktualisasikan konsep pendidikan karakter sebagai produk yang siap digunakan oleh siapa saja, kapan saja dan kepada setiap orang tanpa mendalam memahami teori dasar yang mendasari lahirnya konsep. Selain itu,  tahap  perkembangan moral peserta didik berpartisipasi dalam proses pencapaian sukses dampak besar dari pendidikan karakter. Tulisan ini diharapkan memberikan wawasan pendidik untuk mampu memahami terutama keberadaan aspek moral dan perkembangan,  sehingga melalui pemahaman  ini, mereka akan mendapatkan teknik pendidikan karakter yang efektif dan memiliki relevansi dengan peserta didik. Kajian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Hasil dari pembahasan didapatkan bahwa pendidik perlu memahami konsep Lawrence Kohlberg pada tahap perkembangan moral, pendidik perlu menerapkan tiga komponen utama pendidikan karakter yang meliputi moral yang mengetahui, perasaan moral, dan perilaku moral sebanding dengan aspek moral dan perkembangan.Kata kunci: pendidikan,  karakter, pengembangan, moralINTERVENTION OF LAWRENCE KOHLBERG’S MORAL DE- VELOPMENT THEORY IN THE DYNAMICS OF CHARACTER EDUCATION. Character  education  is very important  in forming the students’ personality as agents of change. Many educators do not understand the closed relationship between the moral and character. During this period, educators only actualize the character educational concept as a product that is ready to be used by anyone, anytime  and to any person without deeply understanding the basic theory underlying the birth of the concept. Moreover, the learners’ moral development stages participate  in the process of achieving a big impact  success of character  education.  This  article  is expected  that educators  could comprehend  especially the  existence  of moral  and developmental aspects, so that through this understanding , they will get an effective character educational techniques and have relevance to the learners. This study  uses library  research. Te result of this study  is that the educators need to understand  the   Lawrence Kohlberg concept on moral developmental stages, educators are able to implement the three main components of character education.Keywords:  character, education, moral, development
PERSUASI DALAM MEDIA KOMUNIKASI MASSA Khoirun Nida, Fatma Laili
AT-TABSYIR Vol 2, No 2 (2014): Jurnal At-tabsyir
Publisher : AT-TABSYIR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KOMUNIKASI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Khoirun Nida, Fatma Laili
AT-TABSYIR Vol 1, No 2 (2013): Jurnal At-Tabsyir
Publisher : AT-TABSYIR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PERSUASI DALAM MEDIA KOMUNIKASI MASSA Khoirun Nida, Fatma Laili
AT-TABSYIR Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v2i2.502

Abstract

KOMUNIKASI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Khoirun Nida, Fatma Laili
AT-TABSYIR Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v1i2.431

Abstract

KOMUNIKASI PERSUASIF DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL Khoirun Nida, Fatma Laili
AT-TABSYIR Vol 5, No 1 (2017): Juni 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i1.3152

Abstract

Komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang paling mendasar yang dibutuhkan oleh setiap individu dalam dinamika adaptasi demi menjaga keberlangsungan spesiesnya. Salah satu tujuan dari komunikasi adalah sampainya pesan dari komunikator terhadap komunikan dengan harapan terciptanya pemahaman dan perubahan sikap maupun perilaku yang sesuai dengan harapan komunikator. Perubahan sikap dan perilaku yang sesuai dengan isi pesan komunikator sangat bergantung pada bagaimana komunikator mampu menyampaikan pesan secara persuasive.  Dalam kegiatan komunikasi, intervensi kebudayaan memiliki andil yang cukup besar dimana kebudayaan akan memberi pengaruh terhadap gaya komunikasi, persepsi, dan interpretasi terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Intervensi budaya tersebut adakalanya mampu menjadi daya dukung maupun penghambat dari efektifitas komunikasi persuasive. Untuk menghindari kegagalan persuasi dalam komunikasi maka dibutuhkan variable lain yang mampu berkontribusi pada tercapainya komunikasi persuasive dan efektif seperti penguatan empati dan penegakan etika dalam berkomunikasi
KONTRIBUSI DA’I DALAM MEMBANGUN JIWA KEPEMIMPINAN MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER Khoirun Nida, Fatma Laili
TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol 2, No 1 (2017): Tadbir Jurnal Manajemen Dakwah (Article in Press)
Publisher : TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Eksistensi da’i dalam dinamika dakwahnya tidak cukup hanya sebagai pembawa risalah agama, namun lebih dari itu da’i memiliki peran yang strategis dalam kiprahnya sebagai fasilitator, motivator, problem solver dan teladan bagi masyarakat. Dalam tulisan ini akan menguraikan bagaimana kompetensi da’i mampu menjadi daya dukung dalam proses pembangunan jiwa kepemimpinan mad’u. Keberhasilan da’i dalam membangun jiwa kepemimpinan mengindikasikan kemampuan da’i  dalam  mewujudkan proses pendidikan karakter sebagai muatan dalam dinamika dakwahnya. Disisi lain, kekuatan karakter yang dicapai mad’u sebagai produk dari keberhasilan dakwah merupakan wujud nyata dari aktualisasi kompetensi da’i baik secara personal, social, spiritual dan subtantif-metodologis. Kekuatan karakter dalam proses pembangunan jiwa kepemimpinan didukung oleh tiga pilar pendidikan karakter yang meliputi; moral knowing, moral loving dan moral behavior sebagai sebagai pijakannya. Keberhasilan pendidikan karakter melalui peran da’i yang professional akan menjadi media yang strategis dalam upaya pembangunan jiwa kepemimpinan ummat sebagai salah satu tujuan dari kegiatan dakwah.Â