Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PERAN TOKOH PEMUDA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI KARANG TARUNA DI DESA NANJUNG MARGAASIH nirmalasari, tiana; Widiastuti, Novi
Comm-Edu (Community Education Journal) Vol 1, No 2 (2018): Comm-Edu Journal Mei 2018
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.84 KB) | DOI: 10.22460/comm-edu.v1i2.334

Abstract

Pemuda harus dilatih dan dibina agar memiliki jiwa sosial yang tinggi, memiliki nilai dan moral yang baik dan meningkatnya  idealisme. Begitupun dalam tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan (1) peran tokoh pemuda dalam meningkatkan partisipasi  karang taruna di desa nanjung margaasih (2) Bentuk partisipasi anggota karang taruna dalamkegiatan-kegiatan karang taruna.Dalam penelitian ini Teori yang digunakan adalah teori kepemudaan, teori kepemimpinan dan teori partisipasi.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan  observasi. Penelitian ini dilakukan di RW 03 di Desa Nanjung  Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung,  yang menjadi responden penelitian adalah ketua, sekretaris, bendahara dan tiga anggota. Hasil dari penelitian ini yaitu (1) peran tokoh pemuda adalah membina, membimbing, dan memberikan inovasi (2) bentuk partisipasi ada partisipasi menggunakan harta, partisipasi menggunakan  tenaga, partisipasi menggunakan uang, partisipasi menggunakan fikiran dan partisipasi menggunakan keterampilan.Kata Kunci: Karang Taruna, Partisipasi, Tokoh Pemuda.
PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN DI PUSAT KEGIATAN MASYARAKAT (PKBM) BINA MANDIRI CIPAGERAN KECAMATAN CIMAHI UTARA juariah, siti; Widiastuti, Novi
Comm-Edu (Community Education Journal) Vol 1, No 2 (2018): Comm-Edu Journal Mei 2018
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.226 KB) | DOI: 10.22460/comm-edu.v1i2.1053

Abstract

ABSTRAKBertolak pada permasalahan yang peneliti temui dilapangan yaitu : Terdapat kecenderungan umum bahwa pendidikan non formal dihadapkan dengan beragai permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini diantaranya : 1. Untuk mengetahui perencanaan Peran Tokoh Masyarakat dalam Memajukan Pendidikan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), 2. Untuk mengetahui pelaksanaan Peran Tokoh Masyarakat dalam Memajukan Pendidikan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). 3. Untuk mengetahui hasil Peran Tokoh Masyarakat dalam Memajukan Pendidikan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), 4. Untuk mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memajukan pendidikan non formal di PKBM Bina Bina Mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan studi litaratur. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa : 1) Peran tokoh masyarakat dalam pelaksanaan memajukan pendidikan di PKBM Bina Mandiri sebagai pemrakarsa, motivator, pengelola dan penyedia sarana dan prasarana, 2) Tokoh masyarakat sebagai pemrakarsa memiliki gagasan dan melakukan rapat bersama pengelola untuk merencanakan program pendidikan non formal, sebagai pengelola ikut serta memantau bahkan membantu tutor dalam pembelajaran, sebagai tutor melaksanakan pembelajaran yang disesuaikan menurut minat dan kebutuhan warga belajar, sebagai motivator memberi pengarahan, informasi dan mengingatkan agar partipasinya meningkat serta memfasilitasi tempat pembelajaran,
Peran HIMPAUDI Dalam Meningkatkan Manajemen PAUD Di KOBER Darul Farohi Latifah, Siti; Widiastuti, Novi
Comm-Edu (Community Education Journal) Vol 1, No 2 (2018): Comm-Edu Journal Mei 2018
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.601 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran HIMPAUDI dalam meningkatkan manajemen PAUD khususnya di KOBER Darul Farohi Padalarang. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya program PAUD menyebabkan pemahaman masayarakat terhadap pendidikan anak usia dini sangat minim bahkan ada yang tidak tau sama sekali, rendahnya kualifikasi akademik pendidik atau tenaga pendidik PAUD, selain itu kurangnya pemahaman pengelola mengenai manajemen yang baik dan sesuai aturan dalam sebuah lembaga PAUD. Oleh karena itu, pengembangan dan peningkatan sebuah lembaga PAUD maupun jumlah pendidik dan tenaga kependidikannya serta jumlah anak usia dini atau peserta didik yang tertampung masih jauh dari jumlah yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan yang bersifat kualitatif. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah: pengurus HIMPAUDI Kecamatan Ngamprah, kepala sekolah, dan pendidik/tutor. Hasil penelitian menunjukkan tentang: (1) Manajemen pendidikan di KOBER Darul Farohi Padalarang berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan; (2) Peran HIMPAUDI Kecamatan Ngamprah; dan (3) Faktor pendukung terlaksananya manajemen pendidikan di KOBER Darul Farohi Padalarang.
PELATIHAN IN-SERVICE TERHADAP KOMPETENSI BABYSITTER Widiastuti, Novi; Gunawan, Agus; Hernawati, Erna
Empowerment Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, No 1, Februari 2013
Publisher : IKIP Siliwangi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.497 KB) | DOI: 10.22460/empowerment.v2i1p16-37.589

Abstract

Keluarga adalah rumah pertama bagi seorang anak yang baru dilahirkan. Namun bagaimana jika orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya diluar. Permasalahan ekonomi bangsa ini menyebabkan orang tua memerlukan bantuan orang lain dalam mengasuh anak. Jasa baby sitter menjadi sebuah solusi. Namun beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi adalah sebagai berikut (1) Baby sitter yang ada saat ini belum mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan pemerintah. (2) Masih banyak baby sitter “gadungan” yang bukan berasal dari agen penyalur resmi. (3) Berkembangnya kasus-kasus kekerasan dan kecelakaan yang terjadi karena kesalahan pengasuhan yang dilakukan baby sitter.(4) Pelatihan yang ada saat ini bagi baby sitter berfokus pada perawatan secara fisik saja.(5) Terdapat model pelatihan in-service berbasis kompetensi bagi baby sitter yang memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai perawatan dan pengasuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut (1)Bagaimana penerapan pelatihan in service bagi baby sitter? (2)Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pelatihan in service dengan kompetensi baby sitter? (3)Adakah perbedaaan kompetensi baby sitter berdasarkan tingkat pendidikan? Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka teori  yang melandasi penelitian ini adalah pelatihan in service, kompetensi baby sitter. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, metode deskriptif dengan sampel penelitian adalah 10 baby siter yang sudah pernah mendapatkan pelatihan tersebut.  Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut (1) Model Pelatihan in-service terdiri dari beberapa tahapan yaitu TrainingofTrainer (TOT), Perencanaan (Seleksi calon fasilitator dan Penetapan fasilitator), Pelaksanaan (Pengantar materi stimulasi, Brain storming mengenai aktivitas keseharian anak, Materi 1 : “Peraturan Menteri nomor 58 tahun 2009”, Demonstrasi mengenai “pola asuh yang biasa dilakukan dalam aktivitas anak”, Refleksi, Menyusun rencana unjuk kerja, Evaluasi, Pelatihan sehari bagi baby sitter, Pendampingan baby sitter oleh fasilitator. (2) Terdapat hubungan yang cukup signifikan antara pelatihan dan kompetensi baby sitter yaitu sebesar 0,728. Koefisien determinasi, sebesar 53% dari kompetensi baby sitter dipengaruhi oleh model pelatihan. (3) terdapat perbedaan kompetensi baby sitter dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Hal ini terlihat dari t hitung yang lebih besar dari t tabel 6,11>2,306.
PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI ANAK MELALUI KEGIATAN NAIK TRANSPORTASI UMUM Dwi Rita Nova, Deana; Widiastuti, Novi
Comm-Edu (Community Education Journal) Vol 2, No 2 (2019): Volume 2 Nomor 2 Mei 2019
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.165 KB) | DOI: 10.22460/comm-edu.v2i2.2515

Abstract

Pendidikan karakter mandiri adalah usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk watak, akhlak, budi pekerti, dan mental seorang individu, agar hidupnya tidak bergantung pada bantuan orang lain dalam menyelesaikan setiap tugas-tugasnya. Terdapat beberapa nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang harus dikembangkan, salah satunya adalah nilai karakter mandiri. Karakter mandiri pada anak, dapat aplikasikan melalui kegiatan sehari-harinya. Melalui kegiatan keseharian anak, nilai karakter mandiri dapat langsung diajarkan dan diterapkan sehingga anak terbiasa dan belajar mandiri melakukan dan menyelesaikan tuganya, tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain khususnya oleh orangtuanya. Kegiatan tersebut meliputi bangun sendiri, mandi sendiri, memakai pakaian sendiri bahkan berangkat sekolah sendiri. Selain itu, salah satu upaya untuk menanamkan karakter mandiri pada anak dapat dilakukan dengan mengenalkan pada transportasi umum dan membiasakan anak untuk naik transportasi umum. Manfaat menaiki transportasi umum anak dapat melatih kesabaran, kemandirian, menumbuhkan keberanian dan melatih kepekaan terhadap lingkungan dengan berinteraksi secara langsung dengan orang banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembentukan karakter mandiri anak melalui kegiatan naik transportasi umum. Mandiri merupakan sikap atau perilaku seorang individu melakukan segala aktivitasnya sendiri tanpa harus bergantung dan tanpa bantuan pada orang lain. Indikator kemandirian dapat dilihat dari empat aspek, yaitu: memiliki hasrat untuk bersaing, mampu mengambil keputusan dan menghadapi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri, dan memiliki rasa tanggungjawab. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui observasi atau pengamatan secara langsung dan wawancara. Bila dilihat dari sudut pandang pendidikan, transportasi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi anak, salah satunya sebagai upaya membentuk karakter mandiri pada anak. Hal ini terbukti dari delapan anak dengan rentang usia sekolah dasar yang menjadi subjek penelitian, berdasarkan hasil wawancara terhadap orangtua dan gurunya, anak-anak tersebut memiliki nilai karakter mandiri bila dibandingkan teman seusianya. Niali karakter mandiri yang dimiliki anak-anak tersebut meliputi: mereka memiliki rasa peduli dan empati atau kepekaan terhadap lingkungan, lebih percaya diri dan menghargai orang lain, mampu mengendalikan emosi, menahan diri dan bersabar, mampu membuat keputusan dan memiliki rasa tanggung jawab. Kesimpulanya pembentukan karakter mandiri pada anak dapat dilakukan melalui kegiatan naik transportasi umum. Karena melalui transportasi anak dapat belajar secara langsung mengenai lingkungan sekitarnya.
SOSIALISASI KREASI PENGOLAHAN SAMPAH MELALUI PROGRAM “DECOU-SANTAI” DALAM MENINGKATKAN PENGHASILAN MASYARAKAT SERTA KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN PESISIR PANTAI CIPATUJAH Widiastuti, Novi; Kartika, Prita
Abdimas Siliwangi Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : IKIP SILIWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.628 KB) | DOI: 10.22460/as.v1i1p45-60.39

Abstract

Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat terkenal sebagai daerah dengan destinasi wisata pantai yang sangat indah. Salah satu pantai selain pantai pangandaran yang juga memiliki keindahan pantainya yaitu pantai cipatujah yang terletak di Desa Sindangkerta. Pantai Cipatujah memiliki luas hingga 115 hektar yang kaya akan terumbu karang untuk ikan-ikan bertelur dan berkembangbiak. Pantai Cipatujah kini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti hotel, restoran, warung-warung, dan tempat parker yang luas. Sebagai pantai yang menjadi destinasi wisata, pantai cipatujah kini mengalami beberapa dampak positif dan negatif yang dirasakan oleh masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. Dampak positif yang dirasakan adalah terbukanya lapangan pekerjaan baru maupun lahan usaha baru yang tentunya menjadi peluang yang menjanjikan bagi masyarakat. Banyaknya pembangunan seperti hotel, restoran, dan tempat umum lainnya menyerap banyak tenaga kerja. Namun disamping dampak positif, terdapat juga dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat secara tidak langsung yaitu kerusakan lingkungan akibat rendahnya kepedulian masyarakat sebagai pengunjung dalam menjaga lingkungan sekitar. Sampah di pesisir pantai menjadi masalah baru yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, pengolahan sampah menjadi solusi yang tepat untuk mengembalikan kelestarian lingkungan dan juga dapat menambah daya tarik para wisatawan domestic maupun mancanegara. Sampah yang sering ditemukan adalah sampah plastic seperti botol-botol platik bekas minuman, botol kaleng, dan dan botol kaca. Melalui program “Decou-Santai” yang merupakan akronim dari Decoupage Sampah Pantai ini diharapkan masyarakat memiliki keterampilan dalam mengolah sampah pantai menjadi barang yang dapat dimanfaatkan kembali. Selain itu sampah yag diolah kembali bisa menjadi barang yang memiliki nilai jual yang tinggi sebagai cendramata khas pantai cipatujah. Program ini juga memberikan kesempatan bagi ibu-ibu rumah tangga untuk menambah penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. 
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Erni Puji Astuti, Novi Widiastuti, Nila Kurniasih,
EKUIVALEN - Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2013): EKUIVALEN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.463 KB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model TAI memberikan motivasi dan hasil belajar yang lebih baik daripada metode ekspositori bagi siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 64 siswa. Teknik pengolahan data menggunakan statistik multivariat Hotelling?s T2 dilanjutkan uji t univariat. Hasil analisis data menunjukan nilai rerata motivasi dan hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization (TAI) diperoleh 40.594 dan  66.094. Sedangkan rerata motivasi dan hasil belajar menggunakan metode ekspositori diperoleh 38.594 dan 58.75. Uji multivariat menunjukkan bahwa rerata motivasi dan hasil belajar kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol. Setelah dilanjutkan perhitungan uji t univariat menunjukkan bahwa motivasi dan hasil belajar matematika dengan metode kooperatif tipe TAI tidak sama dengan metode ekspositori. Dari rerata motivasi dan hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa motivasi dan hasil belajar dengan model TAI lebih baik daripada metode ekspositori.   Kata kunci: TAI, motivasi, hasil Belajar
SPECIAL NEEDS EDUCATION: A CASE STUDY OF VISUAL IMPAIRMENT STUDENTS OF COMMUNITY EDUCATION STUDY PROGRAM IN IKIP SILIWANGI Novi Widiastuti
Jurnal Ilmiah P2M STKIP Siliwangi Vol 5, No 1 (2018): Volume 5 No. 1 Mei 2018
Publisher : IKIP Siliwangi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.385 KB) | DOI: 10.22460/p2m.v5i1p27-33.787

Abstract

This study focuses on adult education for special needs students of community education study program in IKIP Siliwangi. Education in this perspective covers not only the methodological problems and learning methods, but also the learning problems faced by various students. There are two categories of human characteristics: physical characteristics and mental characteristics. In physical characteristics, there are students who have different physical conditions compared to others, such as being blind or visually impaired. Nowadays, a lot of special needs students have applied inclusive learning which allows them to attend higher education. Thus, this study aims to uncover adults’ education in facilitating and encouraging special needs students.
POLA ASUH ORANG TUA SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB PADA ANAK DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI Novi Widiastuti; Dewi Safitri Elshap
Jurnal Ilmiah P2M STKIP Siliwangi Vol 2, No 2 (2015): Volume 2 No. 2 November 2015
Publisher : IKIP Siliwangi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.737 KB) | DOI: 10.22460/p2m.v2i2p148-159.174

Abstract

ABSTRAK  Perkembangan teknologi saat ini mengakibatkan perubahan pada berbagai bidang kehidupan yakni bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Teknologi komunikasi berkembang sangat pesat hingga masuk pada semua kalangan. Handphone atau smartphone kini sudah menjadi nyawa benda yang sangat berarti dalam kehidupan karena sangat bermanfaat. Selain memudahkan seseorang dalam berkomunikasi, smartphone ini mampu mendekatkan yang jauh, meski tanpa disadari sebetulnya smartphone menjauhkan yang dekat. Dampak positif dan negatif sangat dirasakan oleh masyarakat. Selain teknologi itu memang dirasa sangat memudahkan pekerjaan, namun dampak negatif yang muncul yaitu maraknya pornografi, penculikan, pemerkosaan, transaksi narkoba, bahkan transaksi prostitusi kini ikut meramaikan pemberitaan di Indonesia. Bahaya yang sangat mengancam anak-anak saat ini adalah pornografi dan pelecehan seksual. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan dari orang tua selaku madrasah pertama bagi anak agar penggunaan smartphone menjadi lebih bertanggungjawab. Survey dilakukan untuk mengetahui pola asuh orang tua di kota Cimahi. Hasil penelitian ini yaitu  64% anak kecanduan HP, dan 36% anak tidak kecanduan HP. Dari data anak yang kecanduan HP berasal dari keluarga yang menerapkan pola asuh permisif 47%, pola asuh otoriter 34%, dan pola asuh demokratis 19%. Latar belakang pendidikan orang tua yang  anaknya kecanduan HP sebagian besar berpendidikan SD, SMP, dan SMA meskipun ada juga yang berpendidikan S1 dan S2.  Sedangkan anak yang tidak kecanduan HP berasal dari keluarga yang menerapkan pola asuh demokratis 55%, pola asuh otoriter 28%, dan pola asuh permisif 17%. Orang tua memiliki latar belakang pendidikan SMA, S1, dan S2 meskipun ada juga yang berpendidikan SD, dan SMP namun berhasil mendidik anak mereka menjadi generasi yang tidak kecanduan HP.  Pola asuh demokratis yang mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab anak dalam menggunakan HP adalah sebagai berikut: (a)Menentukan peraturan dan disiplin dengan memperhatikan dan mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima, dipahami dan dimengerti oleh anak; (2) memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu dipertahankan dan yang tidak baik agar di tinggalkan; (3) Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian; (4) Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga; (5) Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua dan anak serta sesama keluarga. Kata Kunci : Penggunaan Teknologi, Pola Asuh Orang Tua, Tanggung Jawab.  ABSTRACT Current technological developments lead to changes in many areas of life that is economic, social, and cultural. Communication technology is growing very rapidly up to get in on all the circles. Mobile phone or smartphone has now become the life of a very meaningful thing in life because it is very beneficial. In addition to facilitate a person to communicate, the smartphone is capable of a much closer, though unwittingly distanced smartphone actually close. Positive and negative impact is felt by the community. In addition the technology was deemed very easy job, but it appears that the negative impact of the proliferation of pornography, kidnapping, rape, drug dealing, prostitution transaction even now enliven the news in Indonesia. Dangers threatening children today is pornography and sexual harassment. Hence the need for supervision of parents as the first madrasah for children to become more responsible use of smartphones. The survey was conducted to determine the pattern of parenting in Cimahi. Results of this research that 64% of children addicted to HP, and 36% of children are not addicted to HP. Data from HP addicted children come from families who apply 47% permissive parenting, authoritarian upbringing 34%, and 19% democratic parenting. The educational background of parents whose children are addicted HP majority of elementary education, junior and senior high school although there are also educated S1 and S2. While the children are not addicted HP come from families who apply 55% democratic upbringing, authoritarian upbringing 28%, and 17% permissive parenting. Parents have high school education background, S1, and S2 although there are also educated elementary and junior high school but managed to educate their children into a generation that is not addicted to HP. Democratic parenting that can foster a sense of responsibility in children using HP are as follows: (a) Determine the rules and discipline to pay attention and consider the reasons which can be accepted, understood and understood by children; (2) provide guidance on good deeds that need to be maintained and that is not good in order to be left behind; (3) Provide guidance with understanding; (4) Can create harmony in the family; (5) It creates a communicative atmosphere between parents and children and the families. Keywords: Use of Technology, Parenting Parent, Responsibility.
PENYULUHAN UPAYA PREVENTIF PERILAKU MENYIMPANG SEKSUAL DI KALANGAN REMAJA MELALUI MODEL JARAK Novi Widiastuti; Prita Kartika
Abdimas Siliwangi Vol 3, No 1: Januari, 2020
Publisher : IKIP SILIWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/as.v3i1p%p.3377

Abstract

Perkembangan teknologi memberikan dampak positif dan negatif pada masyarakat di semula level. Dampak negatif yang sedang menghantui masyarakat adalah dampak pada perilaku seksual menyimpang di  kalangan remaja melalui gadget atau secara online. Keluarga sebagai madrasah pertama dan yang paling utama bagi setiap anak seharusnya menjadi benteng pertama dalam melindungi anak dari pengaruh negatif. Namun pada kenyataannya banyak orang tua yang tidak mempedulikan itu sehingga membiarkan anaknya terjerumus dalam jurang kenistaan yang dapat menghancurkan masa depannya.. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas pendampingan model JARAK terhadap perilaku menyimpang seksual pada remaja melalui penyuluhan upaya preventif dengan mengoptimalkan peran dan fungsi keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deksriptif melalui pendekatan kualitatif. Hasil penelitian memaparkan proses pendampingan dengan model JARAK memberikan kontribusi terhadap pengetahuan masyarakat. Keberadaan program pendampingan keluarga di Kecamatan Katapang, Soreang Kabupaten Bandung ini dalam upaya preventif penyimpangan seksual di kalangan remaja.