Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT DAN KONDISI PASEURISASI (SUHU DAN WAKTU) TERHADAP KARAKTERISTIK MINUMAN SARI APEL BERBAGAI VARIETAS : KAJIAN PUSTAKA [IN PRESS APRIL 2015] Khurniyati, Maylina Ilhami; Estiasih, Teti
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.532 KB)

Abstract

Apel merupakan salah satu buah yang populer di kalangan masyarakat. Kandungan senyawa kimia apel umumnya sangat baik bagi tubuh, selain dapat dimakan dalam keadaan segar, apel juga dapat diproses menjadi produk olahan seperti saus apel, jus apel, sirup apel, dan minuman sari apel. Besarnya permintaan konsumen terhadap produk minuman sari apel, membuat UMKM tersebut berupaya untuk memperbaiki mutu minuman sari apel tersebut dengan menambahkan pengawet dan proses pasteurisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi penambahan natrium benzoat yang paling optimum berdasarkan uji organoleptik pada minuman sari apel varietas Manalagi, Rome Beauty, dan Anna, serta untuk menentukan proses pasteurisasi berdasarkan suhu dan waktu terbaik dalam proses pembuatan minuman sari apel dengan varietas Manalagi, Rome Beauty, dan Anna berdasarkan uji organoleptik.   Kata kunci: Anna, Manalagi, Natrium benzoat, Pasteurisasi, Rome Beauty
Skrining Bakteri Lipolitik Hasil Isolasi dari Tanah Terkontaminasi Minyak Khurniyati, Maylina Ilhami; Sumarsih, Sri; Chasanah, Uswatun
ALKIMIA Vol 6 No 1 (2022): ALKIMIA
Publisher : SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY OF UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.546 KB) | DOI: 10.19109/alkimia.v6i1.12297

Abstract

Lipase (triasilglycerol acylhydrolase, E.C, 3.1.1.3) is an enzyme can hydrolyze long chains of triglycerides[1]. Lipase is a water-soluble enzyme and naturally lipase catalyze the hydrolysis of ester bonds in water insoluble lipid substrate and long-chain acylglycerol synthesis, diacylglycerol, monoacylglycerol, and glycerol[2]. Hydrolase enzyme lipase can be used potentialy produced fatty acid which precursors in the chemical industry[3]. The research aims to study the lipolytic activity of bacteria isolated from soil contaminated with oil. Screening of lipolytic bacteria was performed in Rhodamin-B agar plate containing olive oil. The lipolytic activity was determined by spectrofotometry method toward p-nitrofenil palmitat as a substrate. The result this research showed that there are 15 of 150 isolates bacteria from soil contaminated with oil was confirmed by observing the zone of hydrolysis formed around the growth of colony on Rhodamin B agar plate containing olive oil. One of the lipolytic bacteria identified as higher activity was produced lipase with activity of 7,41 U/ml
Pendampingan Masyarakat Di Desa Panditan Dalam Memanfaatkan Kotoran Sapi Menjadi Pupuk Bokashi Maylina Ilhami Khurniyati; Anis Nurhayati; Pinctada Putri Pamungkas; Abd Rohim; Yunita Khilyatun Nisak
Darmabakti : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): Darmabakti : Junal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Peneliian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Madura (UIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/darmabakti.2023.4.1.11-16

Abstract

Usaha Peternakan sapi di Kabupaten Pasuruan semakin pesat perkembangannya, salah satunya di desa panditan. Limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Limbah peternakan terdiri dari banyak jenis sesuai ternak yang menghasilkannya. Usaha budidaya ternak (sapi) menghasilkan limbah berupa kotoran ternak (feces, urine), sisa pakan ternak seperti potongan rumput, jerami, dedaunan, dedak, konsentrat dan sejenisnya. Setiap harinya, seekor sapi menghasilkan kotoran 10-15 kg. Permasalahan dari kurangnya pemanfaatan limbah kotoran sapi dapat dilihat dari banyaknya limbah yang hanya dibuang ke sungai, dibakar, atau di biarkan menggunung. Dari permasalahan tersebut dilakukan pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik bokashi. Selain dapat meminimalisir dampak akibat limbah kotoran sapi, pupuk organik bokashi menjadikan nilai tambah karena memiliki nilai ekonomis serta mendukung kegiatan pertanian untuk mengembalikan kesuburan lahan di desa Panditan. Berangkat dari rasa keperdulian dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka team dosen Program Studi Teknologi Hasil Petanian ITSNU Pasuruan mengadakan program pembinaan dan pelatihan pembuatan pupuk bokashi. Metode pengabdian yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah dan praktek pembuatan pupuk bokashi. Hasil dari program ini adalah animo yang ditunjukkan oleh masyarakat pada saat kegiatan pembinaan berlangsung memperlihatkan ketertarikan yang tinggi terhadap kegiatan pembuatan pupuk bokashi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di desa Panditan.
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DI DESA PANDITAN DALAM MEMANFAATKAN KOTORAN SAPI MENJADI PUPUK BOKASHI Maylina Ilhami Khurniyati; Anis Nurhayati; Pinctada Putri Pamungkas; Abd. Rohim
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.6.2.91-95.2022

Abstract

Usaha Peternakan sapi di Kabupaten Pasuruann semakin pesat perkembangannya, salah satunya di desa panditan. Limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Limbah peternakan terdiri dari banyak jenis sesuai ternak yang menghasilkannya. Usaha budidaya ternak (sapi) menghasilkan limbah berupa kotoran ternak (feces, urine), sisa pakan ternak seperti potongan rumput, jerami, dedaunan, dedak, konsentrat dan sejenisnya. Setiap harinya, seekor sapi menghasilkan kotoran 10-15 kg. Permasalahan dari ketidak efisienan pemanfaatan limbah kotoran sapi dapat dilihat dari banyaknya limbah yang hanya dibuang ke sungai, dibakar, atau di biarkan menggunung. Dari permasalahan tersebut dilakukan pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik bokashi. Selain dapat meminimalisir dampak akibat limbah kotoran sapi, pupuk organik bokashi menjadikan nilai tambah karena memiliki nilai ekonomis serta mendukung kegiatan pertanian untuk mengembalikan kesuburan lahan di desa Panditan. Berangkat dari rasa keperdulian dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka team dosen Program Studi Teknologi Hasil Petanian ITSNU Pasuruan mengadakan program pembinaan dan pelatihan pembuatan pupuk bokashi. Hasil dari program ini adalah dilakukannya pembinaan dan pelatihan pembuatan pupuk bokashi dengan metode ceramah dan praktek pembuatan pupuk bokashi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di desa Panditan. Kata kunci: bokashi, limbah, peternakan, sapi ABSTRACT Cattle farming in Pasuruan Regency is growing rapidly, one of which is in Panditan Village. Livestock waste is a product of livestock business, whose presence is not desired and must be disposed of. Livestock waste consists of many types according to the livestock that produces it. Livestock (cattle) cultivation business produces waste in the form of livestock manure (feces, urine), animal feed residues such as grass clippings, straw, leaves, bran, concentrates and the like. Every day, a cow produces 10-15 kg of manure. The problem of the inefficient use of cow dung waste can be seen from the amount of waste that is only dumped into rivers, burned, or left to build up. From these problems, cow dung was processed into organic bokashi fertilizer. Besides being able to minimize the impact of cow dung waste, organic bokashi fertilizer adds value because it has economic value and supports agricultural activities to restore land fertility in Panditan village. Departing from a sense of concern and providing greater benefits to the community, the lecturer team of the ITSNU Pasuruan Agricultural Products Technology Study Program held a coaching and training program for making bokashi fertilizer. The result of this program is coaching and training in the manufacture of bokashi fertilizer with the lecture method and the practice of making bokashi fertilizer that can be utilized by the community in Panditan village. Keywords: bokashi, waste, farm, cow