Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Factors That Influenced A Generation Z In Search Of Health Information On The Internet Ice Marini; Koniasari Koniasari
Jurnal EduHealth Vol. 14 No. 02 (2023): Periode April-June, 2023
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.739 KB)

Abstract

Generation Z is a transitional generation from the previous generation and is also known as iGeneration, the net generation or internet generation. The age group of 18 – 24 years is the highest group in the use of online services with a minimum access of 1 time per month compared to other age groups. Research on adolescent sexual behavior (JHCCO-UGM in 2017) states that adolescents aged 15-19 years seek information about health from peers and the internet.The purpose of this study is to determine the factors that influence Generation Z in seeking health information through the internet. This study used a cross sectional study design with a total sample of 84 people and taken by accidental sampling. Data was collected by distributing questionnaires, the data were analyzed descriptively and used chi-square test. The results of the bivariate study showed that there was no relationship between gender (p=0.463), age (p=1,000) with searching health information via the internet, but there was a relationship between internet use (p=0.000), attitude (p=0.030) and knowledge (p= 0.000). The results of the multivariate test showed that knowledge had the most significant relationship with searching health information via the internet. There is a need for socialization to generation Z regarding health information and internet safety so that they can be more precise in using the internet as a medium for health information
PEMBERDAYAAN KELOMPOK RELAWAN (NON MEDIS) DALAM MANAJEMEN PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI LOKASI BENCANA Emmelia Kristina Hutagaol; Ice Marini; Afif Wahyudi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.15915

Abstract

ABSTRAKKejadian bencana di Indonesia pada tahun 2022 menurut data BNPB sebanyak 3.522 bencana alam yang berpotensi mengakibatkan adanya pengungsi.Pengungsian merupakan tempat berkumpulnya manusia dalam jumlah banyak namun seringkali tidak dapat didukung dengan fasilitas yang memadai dalam jangka waktu cepat karena situasi darurat bencana. Kumpulan manusia dari berbagai wilayah dengan berbagai latar belakang riwayat penyakit serta hadirnya para pekerja penanggulangan bencana dari berbagai daerah dapat meningkatkan resiko penyebaran penyakit. Untuk mencegah penyebaran penyakit dan penyebaran infeksi maka perlu ditingkatkan edukasi atau pemahaman tentang langkah  pencegahannya.Dari hasil penelitian pengabdi diketahui bahwa belum semua relawan (non medis) memahami tentang manajemen pencegahan penyakit dan pencegahan infeksi. Hal ini disebabkan karena belum adanya pelatihan sejenis yang diadakan secara gratis. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dari para relawan penanggulangan (non medis) dan  meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit dan infeksi bagi diri sendiri dan orang lain . Pada Pelaksanaan pengabdian menggunakan metode diskusi dan seminar yang dilaksankan secara hybrid. Pada akhir kegiatan dilaksanakan evaluasi terhadap pemahaman manajemen PPI Dari hasil pre-test sebanyak 36 orang mendapatkan nilai rata-rata 63 dan sebanyak 60 orang rata-rata mendapatkan nilai 48.Setelah mengikuti workshop hasil post-test peserta sebanyak 18 orang yang mendapatkan nilai rata-rata 58 dan 78 orang mendapatkan nilai rata-rata 82. Kata kunci: .penyakit menular; petugas di bencana; pencegahan infeksi. ABSTRACTAccording of BNPB data, there are 3.522 natural disaster ini Indonesia during 2022. The natural disasters resulting “disaster survival” which have to  stayed in shelter. The large number of disaster survival in one place without supported with adequate facilities in a short time due to a disaster emergency situation. Many people from various regions with various background and disease histories including the presence of disaster management worker can increase the risk of spreading disease.To prevent spreading disease and infection all people in disaster site has to understand how to do that, and it can be initiated by the disaster management officer. From the results of the volunteers’s research known that not all volunteers (non-medical) have the understanding for disease and infection prevention management.During this time there is an absence of similar training which is held free of charge. The purpose of this event is to increase the understanding about the prevention and awareness of disease transmission and infection the non-medical volunteer for disaster management. To finding out about how the training going well, there are pre-test and post-test and certificate to all participants. The result of this community service activity is the understanding the participant are increase about the prevention and awareness of disease transmission and infection in disaster area. The pre-test result shown that 36 respondent approximately 63 point and 60 respondent got 48 points, but at the end of training the result shown 78 respondents got 82 points and 18 respondents got 58 point. Keywords: communicable diseases; disaster; disaster officer; infection prevention
Persepsi Pasien Poli KIA tentang Mutu Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Ice Marini; Anom Dwi Prakoso; Emmelia Kristina Hutagaol
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i5.5846

Abstract

Latar Belakang: Kematian ibu masih menjadi masalah yang sering terjadi di beberapa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bekasi, sehingga diperlukan pembinaan dan monitoring pada setiap Puskesmas. Selain itu, penguatan pelayanan kesehatan diperlukan agar semua bermutu pada pelayanan tingkat primer yang merupakan tujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Tujuan: untuk mengetahui hubungan persepsi pasien tentang mutu pelayanan KIA terhadap pemanfaatan pelayanan KIA. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross secsional study. Pengumpulan data melalui kuesioner dan dianalisis secara uji chi square. Hasil: Hasil Bivariat tidak ada hubungan pendidikan (p=0,773), pekerjaan (p=1,000), Asuransi (p=0,576), daya tanggap (p=0,538), jaminan (p=0,374), biaya (p=0,383), namun ada hubungan kehandalan (p=0,002), bukti fisik (p=0,013), empati (p=0,000) dengan pemanfaatan pelayanan KIA. Analisis multivariat didapatkan model akhir variabel empati nilai OR 10,9 (95% CI: 2,8 – 42,6). Kesimpulan: ada hubungan antara kehandalan, bukti fisik dan empati terhadap pemanfaatan pelayanan KIA. Variabel empati merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan KIA. Kata Kunci: Mutu, Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Pemanfaatan
Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Bpjs Di Puskesmas Cikarang Kabupaten Bekasi Tahun 2023 Afif Wahyudi Hidayat; Lyliana Endang Setianingsih; Ice Marini
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i5.5925

Abstract

Berdasarkan mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh proses pemberian pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan puskesmas belum memberikan kepuasan terhadap pasien dan masyarakat. Tujuan mengetahui pengaruh mutu pelayanan dengan kepuasan pasien layanan BPJS di Puskesmas Cikarang. Jenis penelitian kuantitatif desain analitik observasional rancangan cross sectional. Sampel berjumlah 142 orang dengan tehnik sampling accidental sampling. Data dianalisis dengan uji chi square dan hasil kemudian dilanjutkan analisis multivariate dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan mutu pelayanan administrasi dengan kepuasan pasien dengan nilai p value = 0.001 < 0.05, ada hubungan mutu pelayanan perawat dengan kepuasan pasien dengan nilai p value = 0.017< 0.05, ada hubungan mutu pelayanan obat dengan kepuasan pasien dengan nilai p value = 0.003 < 0.05, ada hubungan mutu sarana dan prasarana dengan kepuasan pasien dengan p value = 0.001 < 0.05. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pelayanan administrasi dan sarana prasarana paling memengaruhi kepuasan pasien BPJS. Kata Kunci: Mutu Pelayanan, Kepuasan Pasien
Workshop Pemanfaatan Layanan Digital Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Di Puskesmas Cikarang Kabupaten Bekasi Tahun 2023 Afif Wahyudi Hidayat; Lyliana Endang Setianingsih; Ice Marini
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v4i2.316

Abstract

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Cikarang ditemukan peserta BPJS Kesehatan belum bisa mengakses sendiri aplikasi tersebut, hal ini juga berdampak pada pencapaian target kunjungan online puskesmas. Tujuannya memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam menggunakan aplikasi Mobile JKN agar memudahkan akses pasien BPJS Kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat dan efisien. Metode, memberikan workshop, ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktik. Materi yang disampaikan adalah macam-macam fitur yang ada di aplikasi tersebut. Setelah materi selesai disampaikan masyarakat diajak untuk langsung mempraktikkannya dan monitoring evaluasi dalam bentuk pre-test dan post-test. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebelum dilakukan workshop dari 25 responden memiliki hasil pre-test pengetahuan tentang pemanfaatan Aplikasi BPJS Kesehatan Mobile JKN dalam kategori cukup 57,2 %, sesudah dilakukan workshop pemahaman Mobile JKN maka hasil post-test dari 25 responden terdapat peningkatan pengetahuan atau pemahaman sebanyak 94,4 % dalam kategori baik tentang pemanfaatan Aplikasi Mobile JKN. Sehingga persentase mengalami peningkatan pengetahuan atau pemahaman sebesar 37,4 %. Kemudian setelah dilakukan evaluasi ada peningkatan pemahaman dalam penggunaan Aplikasi Mobile JKN seperti mengetahui antrian online, konsultasi dokter, penambahan peserta, info ketersediaan tempat tidur, info lokasi faskes, info iuran, perubahan data peserta, info program JKN, info riwayat pelayanan, pengaduan layanan JKN, info jadwal tindakan operasi, info iuran, skrining riwayat kesehatan, info virtual account dan info riwayat pembayaran. Kesimpulan, tercapainya workshop yang diharapkan pihak manajemen puskesmas cikarang dan khususnya pasien peserta BPJS Kesehatan, peningkatan kemampuan pemahaman penggunaan Mobile JKN meningkat 50-60 %, dengan ciri atau tanda hasil pre-test dan pos-test yang menunjukan hasil yang signifikan.