Malikhatun Ni’mah, Malikhatun
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perbandingan Daya Hambat Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Kasturi (Mangifera casturi Kosterm) dengan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans 2302-Unr Secara In Vitro Syarifuddin, Nur Indriyani; Badruzsaufari, Badruzsaufari; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 2 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penyakit infeksi bakteri pada rongga mulut, seperti karies gigi memiliki prevalensi yang tinggi di Indonesia. Salah satu bakteri flora normal pada rongga mulut manusia adalah Streptococcus mutans (S. mutans). Bakteri tersebut berperan dalam pembentukan karies gigi dan dapat menginfeksi organ lain seperti jantung, ginjal, otot, mata, dan kulit. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan daya hambat yang dihasilkan dari ekstrak kulit batang kasturi dan ekstrak daun sirih terhadap pertumbuhan S. mutans. Kasturi (Mangifera casturi Kosterm) adalah flora khas Kalimantan Selatan yang memiliki aktivitas antibakteri seperti daun sirih. Senyawa antibakteri yang terkandung pada kulit batang kasturi yaitu saponin, steroid, dan tanin. Pada penelitian ini telah dilakukan uji perbandingan daya hambat antibakteri ekstrak kulit batang kasturi dan ekstrak daun sirih. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram Kirby bauer untuk menentukan minimum inhibitory concentration (MIC). Hasil MIC ekstrak kulit batang kasturi sebesar 0,94% sedangkan MIC ekstrak daun sirih sebesar 0,9%. Berdasarkan penghitungan statistik uji t antara MIC ekstrak kulit batang kasturi dan ekstrak daun sirih, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit batang kasturi memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan S. mutans yang sama besar dengan daya hambat ekstrak daun sirih, sehingga ekstrak kulit batang kasturi dapat dijadikan alternatif antibakteri S. mutans dalam sediaan farmasi. Kata kunci : Antibakteri, Daun sirih (Piper betle L.), Karies gigi, Kulit batang kasturi (Mangifera casturi Kosterm), Streptococcus mutans. Abstract Bacterial infectious diseases of the oral cavity, such as dental caries has a high prevalence in Indonesia. One of the bacteria flora normal in the human oral cavity is Streptococcus mutans (S. mutans). The bacteria play a role in the formation of dental caries and can infect other organs such as the heart, kidneys, muscles, eyes, and skin. This study was conducted to compare the inhibitory power generated from the stem bark extract kasturi and betel leaf extract on the growth of S. mutans. Kasturi (Mangifera casturi Kosterm) is the typical flora of South Kalimantan which has antibacterial activity such as betel leaf. Antibacterial compounds contained in the kasturi bark are saponins, steroids, and tannins. In this research, comparative tests were conducted inhibition of antibacterial kasturi bark extract and betel leaf extract. The test  used Kirby Bauer disc diffusion method for determining the minimum inhibitory concentration (MIC). MIC results kasturi bark extract of 0.94% while MIC of betel leaf extract 0.9%. Based on the calculation of the statisttic t-test between MIC kasturi bark extract and betel leaf extract, it can be concluded that the kasturi bark extract had inhibition on the growth of S. mutans which is equal to the inhibition of betel leaf extract, so that the stem bark kasturi extract can be used as an alternative antibacterial S. mutans in pharmaceutical products. Keyword : Antibacterial, Betel leaf (Piper betle L.), Dental Caries, Kasturi bark (Mangifera casturi Kosterm), Streptococcus mutans.
Potensi Agar-Agar Berbahan Kulit Pisang Mauli (Musa Sp. AA) Khas Kalimantan Selatan Sebagai Antihiperlipidemia Nugroho, Kukuh Bagus; Sari, Destria Indah; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 3, No 1 (2016): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang mauli (Musa sp. AA) adalah pisang khas Kalimantan Selatan. Kulit buah pisang mauli mengandung flavonoid yang berperan sebagai antihiperlipidemia. Berdasarkan kandungan flavonoid tersebut ekstrak dan agar-agar kulit pisang mauli memiliki potensi sebagai salah satu terapi antihiperlipidemia. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan dan efek antihiperlipidemia dari ekstrak dan agar agar kulit pisang mauli. Penentuan kadar flavonoid total dilakukan dengan metode kolorimetri menggunakan AlCl3. Sedangkan aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH. Penentuan efek antihiperlipidemia dilakukan pada tikus Wistar jantan yang diinduksi dengan Propiltiourasil, tikus dibagi menjadi lima kelompok : kelompok kontrol normal (Na-CMC), kelompok kontrol positif (Simvastatin 40 mg/70Kg BB), kelompok kontrol negatif, kelompok ekstrak 240 mg/Kg BB dan kelompok agar-agar 1 gram/Kg BB. Ekstrak dan agar-agar diberikan secara oral selama delapan hari. Pada hari berikutnya dilakukan pengukuran kadar kolesterol total dan trigliserida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dan agar-agar kulit pisang mauli mengandung flavonoid sebanyak 0,8339 dan 0,2021 mg kuersetin/100 mg sampel. Ekstrak dan agar-agar kulit pisang memiliki nilai % inhibisi terhadap DPPH sebesar 58,6794 dan 25,4792 %. Efek antihipelipidemia pada ekstrak 240 mg/kg BB lebih kuat daripada agar-agar 1 gram/Kg BB. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan dan efek antihiperlipidemia ekstrak lebih tinggi dan kuat daripada agar-agar. Kata kunci : Kulit pisang mauli, ekstrak, agar-agar, kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan, antihiperlipidemia
Validasi Metode dan Analisis Penetapan Kadar Sibutramin HCl Pada Jamu Pelangsing dengan KCKT Fase Terbalik Triyasmono, Liling; Safitri, Rahmi; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 1 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sibutramin hidroklorida (sibutramin HCl) merupakan bahan kimia obat yang sering ditambahkan pada jamu pelangsing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memvalidasi metode penetapan kadar sibutramin HCl pada jamu pelangsing di Banjarmasin dengan menggunakan RP HPLC dengan detektor UV-Vis. Kondisi analisis menggunakan kolom Eurospher (5 µm, 250mm x 4,6 mm), fase gerak campuran dari kalium dihidrogen fosfat 50 mM dengan asetonitril (pH 5,5 dengan menambahkan asam ortofosfat 10%) (30:70 v/v), kecepatan alir 1 mL/menit pada panjang gelombang 225 nm. Waktu retensi dari sibutramin HCl adalah 4,69 menit. Hasil validasi metode dari linieritas, akurasi dan presisi telah sesuai dengan persyaratan validitas. Linieritas memperoleh koefisien korelasi (r)= 0,998 pada kisaran konsentrasi analisis 100 ppm sampai 300 ppm. Akurasi memperoleh nilai 99,02% hingga 103,73%, dan presisi 3,34% hingga 6,84%. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantifikasi (LOQ) masing-masing 16 ppm dan 53 ppm. Hasil menunjukan bahwa metode validasi ini akurat dan baik diaplikasikan untuk penetapan kadar sibutramin HCl pada jamu pelangsing. Metode penetapan kadar menunjukkan bahwa jamu pelangsing merek A dan merek B mengandung sibutramin HCl dengan kadar masing-masing 15,39 mg/kapsul dan 12,83 mg/kapsul. Kata Kunci: KCKT, Fase Terbalik, validasi metode, sibutramin HCl Abstract Sibutramine hydrochloride (sibutramine HCl) is usually found in slimming traditional medicine as adulterant. The aims of this study were identification and validation method of quantitative determination of sibutramine HCl in slimming traditional medicine in Banjarmasin by reverse phase HPLC (High performance liquid chromatography) with UV-Vis detector. Condition analysis were used a Eurospher column (5 µm, 250 mm x 4,6 mm), mobile phase mixed buffer potassium dihydrogen phosphate 50 mM with acetonitrile (pH 5,5 adjusted with 10% Orthophosphoric acid) (30:70v/v), flow rate 1 mL/minute in 225 nm wave length. The retention time of sibutramine HCl was 4,69 minutes.Validation method result on linierity, accuracy, precision, limit of detection and quantification were effectively performed. The linierity was obtained with a correlation coefficient of 0.998 for analitycal range from 100 ppm to 300 ppm. Accuracy was 99.02% to 103.73%, and precision 3.34% to 6.84%. Limit of detection (LOD) and limit of quantification (LOQ) were found to be 16 ppm and 53 ppm. The results indicated that this validation method were accurate and successfully applied for quantitative determination of sibutramine HCl in slimming traditional medicine. Quantitative determination method showed the slimming traditional medicine brand A and brand B contain sibutramine HCl of 15.39 mg/capsule and 12.83 mg/capsule respectively. Keywords: RP HPLC, method validation, sibutramine hydrochloride.
ANALISIS KADAR ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK HASIL PENGGORENGAN BERULANG DENGAN METODE TITRASI ASAM BASA DAN SPEKTROFOTOMETER FOURIER TRANSFORMATION INFRA RED (FTIR) Alfiani, Selamat; Triyasmono, Liling; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 1 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARIProses penggorengan berulang pada minyak goreng akan menyebabkan terbentuknya asam lemak bebas. Asam lemak bebas dapat dianalisis menggunakan metode titrasi asam basa dengan NaOH 0,05 M sebagai titran dan menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red) yang didasari pada absorbansi dari gugus asam lemak bebas. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan peningkatan kandungan asam lemak bebas dan menunjukkan pemakaian yang masih memenuhi standar mutu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak kelompok (RAK). Pengelompokan sampel sebanyak 2 kelompok dengan masing-masing pengulangan penggorengan ke-0, ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5. Hasil analisis kadar menggunakan titrasi asam basa untuk minyak goreng bermerek dari penggorengan ke-0 sampai ke-5 berturut-turut sebagai berikut 0,18 mgOH/g; 0,29 mgOH/g; 0,37 mgOH/g; 0,47 mgOH/g; 0,50 mgOH/g; 0,53 mgOH/g, untuk minyak goreng curah dari penggorengan ke-0 sampai ke-5 berturut-turut sebagai berikut 0,49 mgOH/g; 0,52 mgOH/g; 0,58 mgOH/g; 0,69 mgOH/g; 0,76 mgOH/g; 0,81 mgOH/g. Hasil analisis menggunakan FTIR menunjukkan ada peningkatan nilai absorbansi pada gugus fungsi C=O (1743 cm-1) asam lemak bebas pada penggorengan ke-3 dan ke-4. Kesimpulan penelitian ini terdapat peningkatan kadar pada pengulangan penggorengan dan pemakaian berulang yang masih memenuhi standar mutu pada pengulangan ke-5 untuk minyak goreng bermerek dan dua kali pengulangan untuk minyak goreng curah.Kata kunci: Asam lemak bebas, minyak goreng, titrasi asam basa, FTIR.ABASTRACTThe process of repeated frying in cooking oil will cause the formation of free fatty acids. Free fatty acids can be analyzed using the method of acid-base titration using 0.05 M NaOH as titrant and FTIR (Fourier Transform Infra Red), which is based on the atomic bonding of free fatty acid group. The purpose of this study was to determine the increase on free fatty acid content and demonstrate the use of which is still safe to use. This study used an experimental method with a plan randomized group (RAK). The samples was divided into 2 groups, with each repetition of the frying of 0, 1st, 2nd, 3rd, 4th, 5th. The results of the analysis using acid-base titration levels for branded cooking oil from the frying of 0 to 5th repetition in a row following as 0.18 mgOH/g; 0.29 mgOH/g; 0.37 mgOH/g; 0.47 mgOH/g; 0.5 mgOH/g; 0.53 mgOH/g, for the cooking oil from the frying of 0 to 5th repetition in a row following as 0.49 mgOH/g; 0.52 mgOH/g; 0.58 mgOH/g; 0.69 mgOH/g; 0.76 mgOH/g; 0.81 mgOH/g. The results of the analysis using FTIR showed difference in the absorbance values of functional groups C=O (1743 cm-1) of free fatty acids in the frying of the 3rd and 4th repetition. This study conclude there is the increase on free fatty acid level in repetition of frying and the repeated cooking oil consumption safety limit on 5 times repetition for gianded cooking oil and 2 times repetition for bulk cooking oil.Keywords: free fatty acids, edible oils, acid-base titration, FTIR.
Profil Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Air Rambut Jagung (Zea Mays L.) Tua dan Muda Pada Mencit Jantan Galur Balb-C Ramadani, Finlinda Hery; Intannia, Difa; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 3, No 1 (2016): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rambut jagung mengandung flavonoid. Kandungan total flavonoid dipengaruhi oleh usia tanaman. Flavonoid memiliki potensi sebagai antihiperglikemia. Penelitian bertujuan untuk melihat profil penurunan kadar glukosa darah ekstrak air rambut jagung tua dan muda pada mencit jantan galur Balb-C yang diinduksi aloksan. Penelitian bersifat eksperimental dengan rancangan posttest only control group design. Ekstrak dibuat dengan merebus rambut jagung menggunakan air selama 30 menit. Total flavonoid ditentukan dengan metode AlCl3. Aktivitas penurunan kadar glukosa darah dilakukan dengan metode tes toleransi glukosa oral terhadap mencit jantan galur Balb-C yang diinduksi aloksan secara intraperitonial (140 mg/kgBB). Sebanyak 20 hewan uji dibagi menjadi kelompok kontrol positif (Akarbose 0,1305 mg/20 gBB), kontrol negatif (NaCMC 1%), ekstrak air rambut jagung tua (200 mg/kgBB) dan ekstrak air rambut jagung muda (200 mg/kgBB) yang diberi perlakuan secara oral. Kadar glukosa darah diukur pada menit ke 0, 30, 60, 90, 120, 150, dan 180 pasca pembebanan glukosa oral. Data persen penurunan kadar glukosa darah dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Persen penurunan kadar glukosa darah ekstrak air rambut jagung tua dan muda tidak berbeda bermakna (p>0,10). Ekstrak air rambut jagung muda menurunkan kadar glukosa darah sejak menit ke-90 pasca pemberian glukosa oral dengan persen penuran sebesar 44,55 ± 4,92%. Sedangkan ekstrak air rambut jagung tua menurunkan kadar glukosa darah sejak menit ke-120 pasca pemberian glukosa oral dengan persen penurunan sebesar 30,15 ± 7,25%. Kata kunci: rambut jagung tua, rambut jagung muda, flavonoid, kadar glukosa darah