Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Penentuan Kadar Flavonoid Total dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kajajahi (Leucosyke capitellata Wedd.) Ipandi, Irvan; Triyasmono, Liling; Prayitno, Budi
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 3, No 1 (2016): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tumbuhan kajajahi (Leucosyke capitellata Wedd.) merupakan tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat tradisional seperti penurun panas dan anti diare. Tumbuhan kajajahi telah diketahui mengandung senyawa flavonoid dengan sifat sebagai penangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun kajajahi. Penelitian ini bersifat eksperimental. Sampel yang digunakan adalah daun kajajahi yang berasal dari desa Hulu Banyu Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu sungai Selatan. Penentuan kadar flavonoid total dilakukan secara spektrofotometri didasarkan pada kemampuan flavonoid membentuk kompleks dengan AlCl3 sedangkan Aktivitas antioksidan ditentukan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil penelitian diperoleh kadar flavonoid total ekstrak etanol daun kajajahi sebesar 6,14 ± 0,193 mg/g kuersetin dan aktivitas antioksidan sebesar  IC50  455,570 ppm. Sehingga dapat digolongkan sebagai antioksidan lemah.Kata kunci : Leucosyke capitellata Wedd, Antioksidan, DPPH,Flavonoid Total
Validasi Metode dan Analisis Penetapan Kadar Sibutramin HCl Pada Jamu Pelangsing dengan KCKT Fase Terbalik Triyasmono, Liling; Safitri, Rahmi; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 1 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sibutramin hidroklorida (sibutramin HCl) merupakan bahan kimia obat yang sering ditambahkan pada jamu pelangsing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memvalidasi metode penetapan kadar sibutramin HCl pada jamu pelangsing di Banjarmasin dengan menggunakan RP HPLC dengan detektor UV-Vis. Kondisi analisis menggunakan kolom Eurospher (5 µm, 250mm x 4,6 mm), fase gerak campuran dari kalium dihidrogen fosfat 50 mM dengan asetonitril (pH 5,5 dengan menambahkan asam ortofosfat 10%) (30:70 v/v), kecepatan alir 1 mL/menit pada panjang gelombang 225 nm. Waktu retensi dari sibutramin HCl adalah 4,69 menit. Hasil validasi metode dari linieritas, akurasi dan presisi telah sesuai dengan persyaratan validitas. Linieritas memperoleh koefisien korelasi (r)= 0,998 pada kisaran konsentrasi analisis 100 ppm sampai 300 ppm. Akurasi memperoleh nilai 99,02% hingga 103,73%, dan presisi 3,34% hingga 6,84%. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantifikasi (LOQ) masing-masing 16 ppm dan 53 ppm. Hasil menunjukan bahwa metode validasi ini akurat dan baik diaplikasikan untuk penetapan kadar sibutramin HCl pada jamu pelangsing. Metode penetapan kadar menunjukkan bahwa jamu pelangsing merek A dan merek B mengandung sibutramin HCl dengan kadar masing-masing 15,39 mg/kapsul dan 12,83 mg/kapsul. Kata Kunci: KCKT, Fase Terbalik, validasi metode, sibutramin HCl Abstract Sibutramine hydrochloride (sibutramine HCl) is usually found in slimming traditional medicine as adulterant. The aims of this study were identification and validation method of quantitative determination of sibutramine HCl in slimming traditional medicine in Banjarmasin by reverse phase HPLC (High performance liquid chromatography) with UV-Vis detector. Condition analysis were used a Eurospher column (5 µm, 250 mm x 4,6 mm), mobile phase mixed buffer potassium dihydrogen phosphate 50 mM with acetonitrile (pH 5,5 adjusted with 10% Orthophosphoric acid) (30:70v/v), flow rate 1 mL/minute in 225 nm wave length. The retention time of sibutramine HCl was 4,69 minutes.Validation method result on linierity, accuracy, precision, limit of detection and quantification were effectively performed. The linierity was obtained with a correlation coefficient of 0.998 for analitycal range from 100 ppm to 300 ppm. Accuracy was 99.02% to 103.73%, and precision 3.34% to 6.84%. Limit of detection (LOD) and limit of quantification (LOQ) were found to be 16 ppm and 53 ppm. The results indicated that this validation method were accurate and successfully applied for quantitative determination of sibutramine HCl in slimming traditional medicine. Quantitative determination method showed the slimming traditional medicine brand A and brand B contain sibutramine HCl of 15.39 mg/capsule and 12.83 mg/capsule respectively. Keywords: RP HPLC, method validation, sibutramine hydrochloride.
Pengujian Daya Cerna Protein Ikan Haruan (Channa striata) Asal Kota Banjarmasin Nurlely, Nurlely; Muslimah, Muslimah; Triyasmono, Liling
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 2 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak            Ikan haruan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat kota Banjarmasin untuk membantu proses penyembuhan luka karena mengandung protein yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kadar protein tercerna secara in vitro daging ikan haruan asal kota Banjarmasin. Ikan haruan yang digunakan memiliki berat 250-400 g dengan panjang 25-38 cm. Serbuk daging ikan dibuat dengan pengeringan 40ºC. Hasil uji pendahuluan protein dengan metode millon dan xantoprotein dari serbuk daging ikan haruan menunjukkan hasil positif. Hasil analisis protein tercerna dari uji daya cerna protein secara in vitro adalah 98,486±0,1031% dengan %RSD 0,1047%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ikan haruan asal kota Banjarmasin memiliki daya cerna protein yang tinggi.Kata kunci: Ikan haruan (Channa striata),  daya cerna protein  AbstractSnakehead fish is so much used by the people in Banjarmasin in order to help the healing process due to possessing high protein content. The purpose of this study was to determine the digestible protein content by in vitro analysis in snakehead fish from Banjarmasin. Snakehead fish samples weighing 250-400 g with a length of 25-38 cm. Fillet powder was dried at 40ºC. Preliminary test results of protein from fillet powder using Millon and xantoprotein methods showed positive results. The result of the in vitro protein digestibility was 98.486±0.1031% with %RSD of 0.1047%. Therefore, it can be concluded that snakehead fish from Banjarmasin possesses high protein digestibility.Keywords: Snakehead fish (Channa striata), protein digestibility.
Skrining Fitokimia dan Uji Kualitatif Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Asal Daerah Rantau Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan Sutomo, Sutomo; Arnida, Arnida; Rizki, Muhammad Ikhwan; Triyasmono, Liling; Nugroho, Agung; Mintowati, Evi; Salamiah, Salamiah
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 3, No 1 (2016): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kalimantan selatan merupakan salah satu kawasan tropis dengan sumber keanekaragaman hayati yang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan ekstraksi dan skrining fitokimia terhadap beberapa tumbuhan yang secara etnis digunakan sebagai pengobatan. Metode ini sangat penting untuk mendapatkan gambaran terhadap golongan senyawa yang terkandung dalam tumbuhan obat. Tumbuhan yang diteliti  adalah rimpang patiti, kulit batang ambaratan, batang carikang habang, daun puspa, kulit batang balik anngin, daun bilaran tapah, dan daun karamunting. Hasil ekstraksi menggunakan etanol 70% rendemen terbanyak adalah daun puspa (30,76%) diikuti secara berturut-turut kulit batang balik angin (27,05%), daun bilaran tapah (23,53%), daun karamunting (10,88%), rimpang patiti (8,48%), batang carikang habang (3,56%), dan kulit batang ambaratan (2,04%). Skrining fitokimia menunjukkan bahwa rimpang patiti mengandung senyawa golongan flavonoid, fenol, tanin, saponin, dan terpenoid. Kulit batang ambaratan mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan antrakinon. Batang carikang habang mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, steroid, dan antrakuion. Daun puspa mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, dan terpenoid. Kulit batang balik anngin mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, terpenoid, dan antrakuinon. Daun bilaran tapah mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonois, fenol, tanin, saponin, terpenoid, dan antrakuinon. Daun karamunting mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonois, fenol, tanin, saponin, dan terpenoid. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH melalui kromatpgrafi lapis tipis menunjukkan bahwa ketujuh tumbuhan yang diuji mengandung senyawa yang bersifat antioksidan. Kata kunci : eksplorasi, ekstraksi, skrining fitokimia, antioksidan.
VALIDASI METODE DAN ANALISIS TADALAFIL DALAM PRODUK JAMU PENAMBAH STAMINA DI KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Wardana, Dika; Triyasmono, Liling; Rahmawanty, Dina
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 1 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARIJamu merupakan salah satu jenis obat tradisional yang sering digunakan. Salah satu bahan kimia obat yang sering ditambahkan pada jamu penambah stamina pria adalah tadalafil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan tadalafil dalam jamu penambah stamina di kota Banjarmasin serta melakukan validasi metode penetapan kadar tadalafil dengan KCKT. Sampel terdiri atas 10 macam jamu penambah stamina dengan merek yang berbeda yang dikumpulkan dari 5 kecamatan di Banjarmasin. Analisis dilakukan dengan menggunakan KCKT fase terbalik dengan kolom Eurospher (5 μm, 250 mm x 4,6 mm), detektor Uv-Vis, fase gerak berupa campuran asetonitril dan dapar fosfat (pH 7) (3:2 v/v), laju alir 0,8 mL/menit dengan panjang gelombang 262 nm. Pada sistem kromatografi tersebut, menunjukkan waktu retensi tadalafil yaitu 5,7 menit. Pada rentang analisis 50 hingga 150 ppm diperoleh linieritas dengan koefisien korelasi (r) = 0,999. Nilai akurasi yang diperoleh berkisar antara 99,358-100,142 %, presisi 0,332-0,709 % serta nilai LOD dan LOQ sebesar 0,003 dan 0,01 ppm. Hasil menunjukkan bahwa metode yang digunakan telah memenuhi syarat validasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sampel Jamu B terbukti mengandung tadalafil 2,724 ± 0,136 mg tiap 100 mg sampel.Kata kunci : Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), Jamu, Validasi Metode, TadalafilABSTRACTHerbal medicine is one type of traditional medicine that is often used. One of the chemical drugs that are often added to herbal durability enhancer is tadalafil. This research aimed to identify the content of tadalafil durability enhancer in herbal medicine in Banjarmasin, and perform validation of methods of determination tadalafil with HPLC. Samples consisted of 10 kinds of herbal durability enhancer medicines with different brand collected from 5 sub-districts in Banjarmasin. The analysis conducted using the HPLC reversed phase with Eurospher column (5 μm, 250 mm x 4,6 mm), Uv-Vis detectors, stationary phase as a mixture of acetonitrile and buffer phosphate (pH 7) (3:2 v/v), flowrate 0,8 mL/minute, and wavelength 262 nm. In the chromatography system, showed that the retention time of tadalafil was 5,7 minutes. Linearity obtained at analysis range of 50 to 150 ppm with correlation coefficient (r) = 0,999. Accuracy obtained at range between 99,358-100,142 % precision at 0,332-0,709 %, LOD and LOQ are 0,003 and 0.01 ppm respectly. The results showed that the method has qualified validation condition. Based on results of research, indicates that herbal medicine brand B is proven containing 2,724 mg tadalafil in each 100 mg samples.Key words : High Performance Liquid Chromatography (HPLC), Herbal Medicine, Validation Method, Tadalafil
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Tanaman Iler (Coleus atropurpureus Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Aloksan Illyyani, Sarlina; Intannia, Difa; Triyasmono, Liling
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 1 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak            Tanaman iler secara tradisonal digunakan masyarakat Amuntai Kalimantan Selatan untuk penghilang rasa nyeri, demam dan menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan pengaruh paling besar dari ekstrak etanol tanaman iler (Coleus atropurpureus Benth) yang dapat menimbulkan penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan. Tikus diinduksi aloksan 150mg/kgBB secara intraperitonial dan dikatakan diabetes jika kadar glukosa darah ≥ 150 mg/dL. Tikus dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu kontrol positif glibenklamid sebanyak 0,45 mg/kgBB, kontrol negatif NaCMC 1 % dan dosis ekstrak etanol tanaman iler yaitu 25mg/kgBB, 50mg/kgBB, 100mg/kgBB dan 200mg/kgBB. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-0 (setelah tikus diinduksi aloksan dan menjadi diabetes), 4, 7, 10 dan 14. Nilai persen perubahan kadar glukosa darah dianalisis menggunakan uji Kruskal wallis dan uji Mann-Whithney. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak etanol tanaman iler dosis 100mg/kgBB dan 200mg/kgBB menunjukkan tidak berbeda nyata dengan kontrol positif glibenklamid. Semua dosis ekstrak etanol iler menujukkan penurunan kadar glukosa darah. Dosis ekstrak 200mg/kgBB memberikan aktivitas terbesar yang dapat menurunkan kadar glukosa darah pada hewan uji. Kata Kunci : Glukosa Darah, Ekstrak Etanol, Iler AbstractTraditionally, Iler plant is used by the people in Amuntai, South Kalimantan for healing the pain, fever and decreasing the level of blood glucose. The aim of this research is to determine activities and the largest effect of ethanol extract of iler plant (Coleus atropurpureus Benth) which can decrease blood glucose on the white male rats. The rats is inducted with alloxan doses 150 mg/kgBB intraperitonial, rat has diabetes if the level of blood glucose ≥ 150 mg/dL. The rats are divided into 6 groups, consist of positive control of glibenclamide 0.45 mg/kgBB, negative control NaCMC 1% and ethanol extract of iler plant doses 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, and 200 mg/kgBB. Measurement of blood glucose level was performed on day 0 (after the rats are inducted with alloxan and becoming diabetes), 4, 7, 10 and 14. The percentage of blood glucose level change was analyzed using Kruskal Wallis test, and Mann Whitney test. Analysis result showed that extract ethanol of Iler plant with doses 100 mg/kgBB and 200 mg/kgBB was not significantly different from the positive control glibenclamide. All of doses of ethanol extract of iler  referred to the decreasing of level of blood glucose. The doses 200mg/kgBB contributed the largest activity that able to decrease the level of blood glucose of laboratory animal. Key words : Blood Glukose, Ethanol extract, Iler.
ANALISIS KADAR ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK HASIL PENGGORENGAN BERULANG DENGAN METODE TITRASI ASAM BASA DAN SPEKTROFOTOMETER FOURIER TRANSFORMATION INFRA RED (FTIR) Alfiani, Selamat; Triyasmono, Liling; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 1 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARIProses penggorengan berulang pada minyak goreng akan menyebabkan terbentuknya asam lemak bebas. Asam lemak bebas dapat dianalisis menggunakan metode titrasi asam basa dengan NaOH 0,05 M sebagai titran dan menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red) yang didasari pada absorbansi dari gugus asam lemak bebas. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan peningkatan kandungan asam lemak bebas dan menunjukkan pemakaian yang masih memenuhi standar mutu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak kelompok (RAK). Pengelompokan sampel sebanyak 2 kelompok dengan masing-masing pengulangan penggorengan ke-0, ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5. Hasil analisis kadar menggunakan titrasi asam basa untuk minyak goreng bermerek dari penggorengan ke-0 sampai ke-5 berturut-turut sebagai berikut 0,18 mgOH/g; 0,29 mgOH/g; 0,37 mgOH/g; 0,47 mgOH/g; 0,50 mgOH/g; 0,53 mgOH/g, untuk minyak goreng curah dari penggorengan ke-0 sampai ke-5 berturut-turut sebagai berikut 0,49 mgOH/g; 0,52 mgOH/g; 0,58 mgOH/g; 0,69 mgOH/g; 0,76 mgOH/g; 0,81 mgOH/g. Hasil analisis menggunakan FTIR menunjukkan ada peningkatan nilai absorbansi pada gugus fungsi C=O (1743 cm-1) asam lemak bebas pada penggorengan ke-3 dan ke-4. Kesimpulan penelitian ini terdapat peningkatan kadar pada pengulangan penggorengan dan pemakaian berulang yang masih memenuhi standar mutu pada pengulangan ke-5 untuk minyak goreng bermerek dan dua kali pengulangan untuk minyak goreng curah.Kata kunci: Asam lemak bebas, minyak goreng, titrasi asam basa, FTIR.ABASTRACTThe process of repeated frying in cooking oil will cause the formation of free fatty acids. Free fatty acids can be analyzed using the method of acid-base titration using 0.05 M NaOH as titrant and FTIR (Fourier Transform Infra Red), which is based on the atomic bonding of free fatty acid group. The purpose of this study was to determine the increase on free fatty acid content and demonstrate the use of which is still safe to use. This study used an experimental method with a plan randomized group (RAK). The samples was divided into 2 groups, with each repetition of the frying of 0, 1st, 2nd, 3rd, 4th, 5th. The results of the analysis using acid-base titration levels for branded cooking oil from the frying of 0 to 5th repetition in a row following as 0.18 mgOH/g; 0.29 mgOH/g; 0.37 mgOH/g; 0.47 mgOH/g; 0.5 mgOH/g; 0.53 mgOH/g, for the cooking oil from the frying of 0 to 5th repetition in a row following as 0.49 mgOH/g; 0.52 mgOH/g; 0.58 mgOH/g; 0.69 mgOH/g; 0.76 mgOH/g; 0.81 mgOH/g. The results of the analysis using FTIR showed difference in the absorbance values of functional groups C=O (1743 cm-1) of free fatty acids in the frying of the 3rd and 4th repetition. This study conclude there is the increase on free fatty acid level in repetition of frying and the repeated cooking oil consumption safety limit on 5 times repetition for gianded cooking oil and 2 times repetition for bulk cooking oil.Keywords: free fatty acids, edible oils, acid-base titration, FTIR.
Daya Larut Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia) Terhadap Batu Ginjal Kalsium Secara In Vitro Triyasmono, Liling; Suhartono, Eko
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 1 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak            Telah dilakukan penelitian tentang daya larut ektrak etanol daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) terhadap batu ginjal kalsium secara in vitro. Identifikasi flavonoid dilakukan dengan KLT menghasilkan senyawa yang terkandung adalah jenis flavon, sedangkan uji kualitatif batu ginjal dengan difraktometer sinar X dan FTIR menunjukkan bahwa batu ginjal yang digunakan adalah jenis kalsium oksalat. Ekstrak dibuat dengan 3 konsentrasi berbeda yaitu 0,125%, 0,25%, dan 0,5%. Batu ginjal kemudian dimasukkan sebanyak 100 mg ke dalam masing-masing konsentrasi dan diinkubasi selama 6 jam (37oC). Hasil filtrat didestruksi dan diukur kadar kalsium menggunakan spektrofotometer serapan atom pada l 422,7 nm. Hasil pengukuran rata-rata konsentrasi kalsium yang terlarut dalam ekstrak etanol pada konsentrasi 0,125%, 0,25%, dan 0,5% adalah 0,2893 ppm, 0,8809 ppm, dan 0,0554 ppm. Hasil uji  Kruskal-Wallis diperoleh (nilai sig sebesar 0,027 < 0,05) dan disimpulkan bahwa konsentrasi kalsium terlarut dalam masing-masing konsentrasi ekstrak etanol yang dibuat berbeda signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Kembang Bulan dapat melarutkan batu ginjal kalsium secara in vitro. Konsentrasi 0,25% memiliki daya larut batu ginjal kalsium in vitro yang paling tinggi. Kata kunci:    Batu ginjal kalsium, Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), daya larut ekstrak etanol, spektrofotometer serapan atom AbstractIn vitro solubility activity test of ethanol extract of mexican sunflower leaves (Tithonia diversifolia) on calcium kidney stone has been carried out. Identification of flavonoids by TLC showed that a compound contained is kind of flavon, while qualitative test of kidney stones by X-ray diffraction and FTIR showed that the kidney stone is  type of calcium oxalate. The variation of ethyl acetate fraction was made at concentration of 0.125; 0.25; 0.5 % (w/v). Each ethanol extract was added 100 mg of kidney stone and incubated for 6 hours at a temperature of 37oC. Filtrate is destructed and measured of calcium concentration was measured using atomic absorption spectrophotometer at l 422.7 nm. The average of result measurement of calcium concentration dissolved in ethyl acetate concentration of 0.125; 0.25; 0.5 % (w/v)  is 0.2893; 0.8809; and 0.0554 ppm. Based on Kuskal Wallis test, obtained (sig=0.027<0.05). It can be concluded that the dissolved calcium concentration in each ethanolic extract were significantly different. Ethanolic exctract  0.25% has the largest ability in dissolving calcium kidney stones in vitro. Keywords:       Calcium kidney stones, Tithonia diversifolia, solubility, ethanolic extract, Atomic Absorbtion Spectroscopy 
Kandungan Total Fenolik, Total Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Anwar, Khoerul; Triyasmono, Liling
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 3, No 1 (2016): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan salah satu tanaman mempunyai khasiat meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah, menurunkan glukosa darah, dan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah mengkudu. Serbuk kering buah mengkudu dimaserasi menggunakan etanol 70%.  Analisis kualitatif fenolik dan flavonoid dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Penetapan kadar total fenolik menggunakan pereaksi Folin-ciocalteau dengan pembanding pirogalol. Kadar total flavonoid ditetapkan dengan pembanding rutin menggunakan pereaksi FeCl3. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan uji penangkapan radikal 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Hasil analisis kualitatif menunjukkan adanya kandungan senyawa fenolik dan flavonoid. Kadar total fenolik pada ekstrak etanol buah mengkudu sebesar 14,44+0,82 mg ekivalen  pirogalol  (PE)/g  ekstrak, sedangkan kadar total flavonoid sebesar 5,69+0,21  mg ekivalen rutin (RE)/g ekstrak. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan IC50 ekstrak etanol buah mengkudu sebesar 104,73+4,56  µg/mL. Kata kunci: Morinda citrifolia, total fenolik, total flavonoid, antioksidan
Dampak dari Parameter Variasi Koneksi, Node dan Kecepatan Node Terhadap Delay pada Routing Protocol AODV dan BATMAN Jaringan MANET Dodon Turianto Nugrahadi; M Reza Faisal; Liling Triyasmono; Muhammad Janawi
Jurnal Komputasi Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/komputasi.v8i2.2675

Abstract

Mobile ad-hoc Network (MANET) is a multihop wireless network that a many collection of mobile nodes that are dynamic. MANET each node on the network have the same position, so it needs the appropriate routing protocol, to support the exchange of data to be optimal. In this study, the routing protocol to be tested is AODV and BATMAN based scenario increasing the number of connections, nodes and speed. Simulation parameter scenarios is number connection 1 UDP, 2 UDP, 3 UDP, and number of node 25 node, 50 node, 100 node, and then number node speed 20 m/s, 50 m/s. in this AODV routing protocol will establish a rute from the source node to the destination only if there is a request from the source node. BATMAN routing protocols, all decisions and information disseminated throughout the node and will regularly update on each node. The performance parameters to be measured such as delay by using OMNET ++ 4.6. Output of simulation will analysis with two way anova and multivariate to know correlation between variation scenario impact to delay. The results obtained in this study AODV and BATMAN have their respective advantages, analisys with two-way anova show that both AODV and BATMAN get the impact of the scenario from incrising the number of connections, the number of nodes and the number of nodes speed with a p-value of 0.012212 (<0.05) with two-way anova. From all scenarios, the number of UDP connections has the greatest impact, from UDP 1, UDP 2 and UDP 3. Followed by the number of speed 50 and node 100. So it can be concluded that the connection has an effect on increasing delay. The increasing number of speed and nodes can contribute to an increase in delay if number of nodes above 100 and speed above 50. With multivariate analysis, the BATMAN protocol had the most impact on the delay under the scenario then AODV.