Destria Indah Sari, Destria Indah
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI ASAM STEARAT TERHADAP KARAKTERISTIK SEDIAAN DAN PELEPASAN KRIM KURKUMIN Safitra, Diah; Sari, Destria Indah
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 1 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARIKurkumin merupakan hasil isolasi bahan alam yang telah diketahui manfaatnya dalam pengobatan. Pemberian dalam bentuk topikal lebih baik untuk tujuan pengobatan di kulit. Asam stearat merupakan bahan yang secara luas diketahui digunakan sebagai basis sediaan topikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konsentrasi asam stearat terhadap karakteristik sediaan dan pelepasan kurkumin dari krim sesaat setelah dibuat dan setelah penyimpanan 40°C selama 14 hari. Variasi konsentrasi asam stearat yang digunakan sebesar 5%, 7,5%, dan 10% terhadap bobot sediaan. Nipagin, butylated hydroxytoluene (BHT), dan oleum menthae telah ditambahkan untuk meningkatkan akseptabilitas krim. Karakteristik sediaan yang diuji meliputi organoleptis, pH, viskositas, dan ketersebaran. Pelepasan kurkumin diamati selama 9 jam. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan konsentrasi asam stearat memberikan pengaruh terhadap karakteristik sediaan dan pelepasan kurkumin dari krim.Kata Kunci : Kurkumin, asam stearat, pelepasan obat.ABSTRACTCurcumin is an isolated natural product which has been used to treat ailments. Topical use give better response when skin is the target. Stearic acid is extensively known as topical cream base. This study was aimed to determine stearic acid concentration effect to cream characteristic dan curcumin release on freshly made cream and 14 days 40°C storage cream. Stearic acid concentration was 5%, 7,5%, and 10%, relatively to total weight. Nipagin, butylated hydroxytoluene (BHT), and oleum menthae were added to increase acceptability. Cream characteristic was evaluated of organoleptic, pH, viscosity, and spreadability. Curcumin released was observed for 9 hours. Results showed elevation of stearic acid concentration could influence cream characteristic and curcumin release.Keywords : Curcumin, stearic acid, drug release.
Pengaruh Pemberian Simvastatin Terhadap Profil Farmakokinetika Rivaroxaban Paradina, Yusella Budi; Sari, Destria Indah; Kartinah, Nani
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 1 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Rivaroxaban dan simvastatin merupakan dua obat yang digunakan dalam terapi Fibrillasi atrium (FA) dan keduanya dimetabolisme oleh enzim CYP3A4. Pengunaan dua obat atau lebih pada waktu bersamaan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar obat dalam darah. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh simvastatin terhadap nilai Cpmaks, t1/2 dan AUC rivaroxaban pada tikus jantan Wistar. Penelitian ini terdiri dari kelompok kontrol (rivaroxaban 10 mg.kgBB-1) dan kelompok perlakuan (ribaroxaban 10 mg.kgBB-1 dan simvastatin 10 mg.kgBB-1). Cuplikan darah diambil pada waktu 0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,50; 2,00; 3,00; 4,00; 5,00; 6,00 dan 7,00 jam. Analisis kadar rivaroxaban menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis derivatif pertama yang telah divalidasi. Analisis profil farmakokinetika menggunakan SPSS dengan metode t-test, menunjukkan tidak ada peningkatan yang signifikan pada nilai Cpmaks dan t1/2 rivaroxaban (p>0,05) dari 9,946 g.mL-1 menjadi 11,799 g.mL-1 dan dari 3,90 jam menjadi 4,39 jam. Nilai AUC meningkat secara signifikan (p 0.05) from 9.946 g.mL-1 to 11.799 g.mL-1 and 3.90 hours to 4.39 hours. AUC value increased significantly (p
Potensi Agar-Agar Berbahan Kulit Pisang Mauli (Musa Sp. AA) Khas Kalimantan Selatan Sebagai Antihiperlipidemia Nugroho, Kukuh Bagus; Sari, Destria Indah; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 3, No 1 (2016): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang mauli (Musa sp. AA) adalah pisang khas Kalimantan Selatan. Kulit buah pisang mauli mengandung flavonoid yang berperan sebagai antihiperlipidemia. Berdasarkan kandungan flavonoid tersebut ekstrak dan agar-agar kulit pisang mauli memiliki potensi sebagai salah satu terapi antihiperlipidemia. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan dan efek antihiperlipidemia dari ekstrak dan agar agar kulit pisang mauli. Penentuan kadar flavonoid total dilakukan dengan metode kolorimetri menggunakan AlCl3. Sedangkan aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH. Penentuan efek antihiperlipidemia dilakukan pada tikus Wistar jantan yang diinduksi dengan Propiltiourasil, tikus dibagi menjadi lima kelompok : kelompok kontrol normal (Na-CMC), kelompok kontrol positif (Simvastatin 40 mg/70Kg BB), kelompok kontrol negatif, kelompok ekstrak 240 mg/Kg BB dan kelompok agar-agar 1 gram/Kg BB. Ekstrak dan agar-agar diberikan secara oral selama delapan hari. Pada hari berikutnya dilakukan pengukuran kadar kolesterol total dan trigliserida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dan agar-agar kulit pisang mauli mengandung flavonoid sebanyak 0,8339 dan 0,2021 mg kuersetin/100 mg sampel. Ekstrak dan agar-agar kulit pisang memiliki nilai % inhibisi terhadap DPPH sebesar 58,6794 dan 25,4792 %. Efek antihipelipidemia pada ekstrak 240 mg/kg BB lebih kuat daripada agar-agar 1 gram/Kg BB. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan dan efek antihiperlipidemia ekstrak lebih tinggi dan kuat daripada agar-agar. Kata kunci : Kulit pisang mauli, ekstrak, agar-agar, kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan, antihiperlipidemia
Pengaruh Pemberian Verapamil Terhadap Profil Farmakokinetika Rivaroxaban Lestari, Novita Dewi; Sari, Destria Indah; Kartinah, Nani
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 2 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPerkembangan polifarmasi dalam pengobatan saat ini dapat menyebabkan risiko interaksi obat. Penggunaan rivaroxaban dan verapamil secara bersamaan dalam terapi pencegahan stroke akibat fibrilasi atrium dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya interaksi farmakokinetika. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian verapamil terhadap nilai Cmaks, t1/2 dan AUC rivaroxaban. Penelitian ini menggunakan dua kelompok tikus, yaitu kelompok kontrol (rivaroxaban 10 mg/kgBB) dan kelompok perlakuan (rivaroxaban dan verapamil diberikan bersamaan; dosis masing-masing 10 mg/kgBB). Cuplikan darah diambil melalui vena lateralis ekor tikus pada waktu 0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,50; 2,00; 3,00; 4,00; 5,00; 6,00 dan 7,00 jam. Kadar rivaroxaban ditentukan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis derivatif pertama yang telah divalidasi. Profil farmakokinetika dianalisis menggunakan SPSS dengan metode  t-test tidak berpasangan dan Mann-whitney dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Cmaks rivaroxaban meningkat tidak signifikan (p>0,05) dari 10,373 µg.mL-1 menjadi 11,317 µg.mL-1. Nilai t1/2 meningkat secara signifikan (p<0,05) dari 3,89 jam menjadi 4,46 jam. Nilai AUC meningkat secara signifikan (p<0,05) dari 36,821 µg.jam.mL-1 menjadi 52,032 µg.jam.mL-1. Kesimpulan dari penelitian adalah pemberian verapamil bersamaan dengan rivaroxaban dapat mempengaruhi profil farmakokinetika (Cmaks, t1/2 dan AUC) rivaroxaban. Kata kunci : Interaksi Farmakokinetika, Rivaroxaban, Verapamil AbstractThe development of polypharmacy in medical treatment can lead to the risk of drug interactions. Using rivaroxaban and verapamil simultaneously as therapy to prevent stroke due to atrial fibrillation can lead to the possibility of pharmacokinetic interactions. The aims of this study was to investigate the effect of verapamil on the value of Cmax, t1/2 and AUC of rivaroxaban. The study was conducted on two groups of rats, the control group (rivaroxaban 10 mg.kg-1) and treatment group (rivaroxaban and verapamil was given simultaneously; 10 mg.kg-1 for each group). Blood sample were from the vein of rat’s tail at 0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,50; 2,00; 3,00; 4,00; 5,00; 6,00 and 7,00 hours. The concentration of rivaroxaban was determined using derivatives UV-Vis spectrophotometry that has been validated. The pharmacokinetic profiles were analyzed using SPSS ith a t-test and Mann-whitney method. The statistical results using 95% of confidence interval showed that verapamil increases the Cmax of rivaroxaban from 10.373 µg.mL-1 to 11.317 µg.mL-1 (p>0,05), the t1/2 of rivaroxaban increased from 3.89 hour to 4.46 hour (p<0,05). The AUC of rivaroxaban was significantly increased from 36.821 µg.hour.mL-1 to 52.032 µg.hour.mL-1 (p<0,05). The conclusion of this study was verapamil and rivaroxaban given simultaneously can affect the pharmacokinetic profiles (Cmax, t1/2 and AUC) of rivaroxaban. Keywords : Rivaroxaban, Verapamil, Pharmacokinetics Interactions
UJI PELEPASAN DAN AKTIVITAS GLUTATION SEDIAAN KRIM TIPE A/M MENGGUNAKAN CERA ALBA Murniati, Hidayah; Sari, Destria Indah
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 1 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARIGlutation tereduksi (GSH) adalah “master antioxidant”, antioksidan yang melindungi sel terhadap stres oksidatif. GSH merupakan tripeptida yang tersusun atas asam amino sistein, asam glutamat, dan glisin. Krim tipe air dalam minyak (A/M) membuat GSH yang bersifat hidrofilik lebih mudah lepas dari krim. Salah satu bahan yang digunakan dalam sediaan krim adalah cera alba yang berfungsi sebagai peningkat konsistensi. Cera alba membuat krim bertahan lama di kulit dan memberikan proteksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi cera alba yang menghasilkan pelepasan paling besar dan efektivitas antioksidan paling besar dari GSH dalam sediaan krim tipe A/M. Variasi konsentrasi cera alba untuk masing-masing formula sebesar 5%, 10% dan 15%. Uji pelepasan GSH secara in vitro selama 4 jam. Area Under Curve (AUC) digunakan sebagai parameter kuantitatif dari uji pelepasan secara in vitro. Efektivitas antioksidan dari sediaan krim GSH tipe A/M diuji secara in vitro menggunakan metode DPPH. Berdasarkan analisis statistik (P>0,05), menunjukkan perbedaan konsentrasi cera alba tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pelepasan dari GSH. Konsentrasi cera alba sebesar 5% menghasilkan pelepasan paling besar dan efektivitas antioksidan paling besar dari GSH.Kata Kunci : Glutation, cera alba, pelepasan obat, uji antioksidan DPPHABSTRACTMost of the disease preceded by excessive oxidation reactions in the body, excessive oxidation leads to oxidative stress. Reduced Glutathione (GSH) is “Master Antioxidant”, protects cells against oxidative stress. GSH is tripeptide composed of the amino acids cysteine, glutamic acid, and glycine. GSH is a hydrophilic drug, water in oil (W/O) cream used to improve the release of hydrophilic drug. One of the ingredients that used in the cream is cera alba as stiffening agent. Cera alba make the cream long lasting on the skin and give protection. The objectives of this research was to determine concentration of cera alba which produces the highest release and the highest antioxidant efectivity of GSH in W/O cream. The variation of concentration of cera alba for each formula are 5%, 10% and 15%. In vitro release of GSH was performed for 4 hours. Area Under Curve (AUC) used as a quantitative parameter of release in vitro. Antioxidant efectivity of GSH in W/O cream examined using DPPH. Based on statistical analysis (P>0.05), different concentration of cera alba does not has significant influence on the release of GSH. Five percents concentration of cera alba was yield the highest released and the highest antioxidant efectivity of GSH.Keywords : Glutathione, cera alba, drug release, antioxidant test DPPH