Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN ETIKA BERBAHASA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN UJARAN KEBENCIAN PADA MEDIA SOSIAL DI KELAS V SDN 091608 SINAKSAK Netti Marini; Berlian Romanus Turnip; Resmi Resmi; Rosmeri Saragih; Tuti Ariani Nasution; Rahmat Kartolo Silitonga; Sinur Hutagaol; Dea Puspita
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i3.7510

Abstract

Di zaman sekarang media sosial merupakan kebutuhan primer yang harus dimiliki setiap orang, karena dengan adanya media sosial kita bisa berkomunikasi dengan cepat dan dimana saja. Namun yang menjadi sorotan adalah bagaimana penggunaan etika berbahasa dalam menggunakan media sosial sehingga dapat menghindari ujaran kebencian atar pengguna media sosial tersebut.  Penggunaan  media  sosial  semakin  tahun  semakin meningkat.  Keseharian  kegiatan  manusia  tak  lepas  dari  penggunaan  media  sosial.  Namun pengguna terkadang kurang memahami etika berbahasa yang baik dalam menggunakan media sosial. Hal ini akan memberikan dampak atau efek yang negatif untuk pengguna media sosial itu sendiri atau pengguna lainnya. Adapun yang menjadi mitra kegiatan PKM ini adalah SDN 091608 Sinaksak.  Kegiatan  PKM  ini  dilakukan  selama  tiga  bulan, yang  dimulai  dari  bulan september  hingga  November  2022.  Dimana kebiasaan mereka sebelumnya adalah  ketika  menggunakan  media  sosial  kurang  memperhatikan  etika  dalam  berbahasa sehingga  bisa  saja mengakibatkan  adanya rasa kebencian terhadap kata-kata yang digunakan dalam media sosial. Tansliova, (2022:204) mengatakan sebagai seorang pendidik, guru perlu menanamkan pemahaman pada siswa mengenai penggunaan Bahasa yang santun dalam berkomunikasi baik secara langsungataupun secara tidak langsung. Diharapkan  dengan  adanya  pelatihan  yang  diadakan  oleh  tim  PKM  ini  kedepannya siswa kelas V SDN 091608 Sinaksak dapat menggunakan etika berbahasa ketika menggunakan media sosial untuk mencegah ujaran kebencian terhadap penggunanya. Adapun metode yang digunakan adalah yuridis empiris, menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sampel dengan menggunakan metode non pprobability sampling tidak menggunakan dasar probabilitas namun di dasarkan pada logika. Tahapan dari metode ini yaitu tahap survey, tahap pengkajian, tahap perencanaan alternatif program, tahap pemformulasian rencana aksi, tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan, tahap pendampingan, dan tahap evaluasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah ada  30  siswa  dari  35  siswa  yang mengikuti  pelatihan  ini  yang  sudah  dapat mengimplementasikan  etika  berbahasa  di media  sosial dengan baik.  Hal  ini  berarti  85  %  siswa sudah mengalami  peningkatan  dalam  etika berbahasa di media sosial.
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dipadu Metode Debat Terhadap Kemampuan Berargumentasi Netti Marini; Berlian Romanus Turnip; Dea Puspita
Journal on Education Vol 6 No 1 (2023): Journal On Education: Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v6i1.3364

Abstract

This study aims to determine the forms of technological influence in the digital era on the character of respect and courtesy of students and character education strategies that are carried out to minimize the negative influence of technology and the obstacles faced by the school. This study uses a qualitative approach, with a descriptive qualitative research type. The data collection techniques used are interviews, observation, and documentation. While data analysis through three techniques, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. And checking the validity of the data is done by technical triangulation and source triangulation. The results of the study show that the impact of technology on student character includes the impact on students' ways or patterns of communication, the impact on student attitudes and behavior, and the impact on student attitudes in learning. The character education strategy carried out by schools in minimizing the influence of technology on the character of respect and courtesy of students is carried out through self-development programs, integration in subjects, and school culture.
PELATIHAN DEBAT BAHASA INDONESIA BAGI SISWA KELAS VIII SMP SWASTA ERLANGGA PEMATANG SIANTAR Netti Marini; Berlian Romanus Turnip; Resmi Resmi; Rosmeri Sragih; Tuti Ariani Nasution; Sinur Hutagaol; Dea Puspita; Devi Puspita Sari Nababan; Fheti Wulandari Lubis
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.21672

Abstract

Debat adalah salah satu materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi ini menuntut siswa memiliki keterampilan dan kecakapan dalam berbicara untuk menanggapi suatu permasalahan atau topik tertentu. Debat sering sekali dijadikan ajang perlombaan antar sekolah baik tingkat lokal ataupun tingkat nasional. Pembelajaran debat mempengaruhi keterampilan berbicara karena setiap siswa dituntut untuk aktif dalam memberikan argumennya. Selain melatih kemampuan berbicara pembelajaran debat juga menuntut berfikir kritis baik dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan.Pembelajaran di sekolah menuntut peserta didik untuk mampu melaksanakan debat bahasa indonesia baik secara individu maupun secara kelompok. Selain sebagai materi pembelajaran, debat juga bisa dilombakan atau dipertandingkan. Setiap tahun beberapa lomba debat diadakan, baik tingkat regional maupun nasional. Dengan banyaknya kegiatan tersebut, membuat beberapa sekolah melakukan persiapan dalam bentuk pelatihan debat. Namun beberapa kendala sering dihadapi sekolah dalam melakukan persiapan, di antaranya kurang motivasi dan kepercayaan menggunakan bahasa Indonesia melalui keteramoilan berbicara, terbatasnya pengetahuan dan keterampilan siswa dalam berbicara, kurangnya motivasi mengikuti lomba debat karena minimnya informasi, dan kurangnya pembimbing. Penelitian ini menggunakan metode diskusi, simulasi dan demonstrasi, dimana pada saat pelatihan berlangsung narasumber akan memberikan materi tentang pengenalan dan pemahaman keterampilan berbahasa lisan keterampilan berbicara, debat dan ruang lingkup debat. Sasaran target yang dihasilkan dan kegiatan pelatihan debat ini yaitu pemahaman tentang debat dan ruang lingkupnya, pengenalan debat ini dalam keterampilan berbicara dapat bermanfaat untuk siswa mengembangkan kemampuannya dalam keterampilan berbicara terkhusus berdebat. Penelitian ini mengaplikasikan data-data sekunder, dimana data ini didapatkan dari berbagai sumber berupa buku dan jurnal yang masih berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu Pelatihan Debat Bahasa Indonesia bagi Siswa Kelas VIII SMP Swasta Erlangga Pematang Siantar, karena jenis penelitian ini adalah studi literatur. Dari penjelasan di atas penulis tertarik untuk membuat pelatihan debat Bahasa Indonesia terhadap siswa kelas VIII SMP Swasta Erlangga Pematangsiantar. Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah Siswa kelas VIII SMP Swasta Erlangga Pematang Siantar mampu memahami dan menguasai berbahasa lisan yang baik dan benar, paham bagaimana cara mengontrol mental saat dihadapkan oleh lawan debat sehingga mampu beraduh argumen dengan tepat, memahami segala ruang lingkup sistematis dalam berdebat, dan mampu berdebat. Hasil dari penelitian ini adalah siswa mengalami peningkatan dalam kemampuan debat Bahasa Indonesia yang awalnya rata-rata nilai kemampuan debat siswa 69,00. Kemudian setelah dilakukan pelatihan debat Bahasa Indoneia nilainya rata-rata kemampuan debat Bahasa Indonesia siswa meningkat menjadi 85,11. Hal ini berarti 85% siswa sudah mengalami peningkatan kemampuan debat Bahasa Indonesia dan sisanya masih sedikit mengalami kendala karena keterbatasan.