Perkembangan embrio diiringi dengan peningkatan nutrisi, oksigenasi serta pembuangan zat sisa metabolisme sel. Peningkatan tersebut merangsang sel-sel mesenkimal untuk menginduksi sel endotel menjadi jaringan pembuluh darah, proses ini disebut vaskulo-angiogenesis. Sistem vaskuler yang terbentuk sempurna akan memfasilitasi proses organogenesis dan morfogenesis embrio berjalan tanpa ada gangguan. Adanya gangguan dapat menyebabkan defek kongenital. Kurkumin sering digunakan sebagai bahan pengawet makanan dan obat–obatan di berbagai lapisan masyarakat. Walau sudah menjadi konsumsi harian, penelitian mengenai keamanan kurkumin terhadap embrio masih terbatas dan belum menjelaskan pengaruhnya terhadap kondisi fetal. Penelitian ini mengamati pengaruh kurkumin pada proses vaskulo-angiogenesis yang berpengaruh pada proses organogenesis secara in ovo pada embrio ayam. Konsentrasi kurkumin yang digunakan adalah 12,5 µM, 25 µM dan 50 µM. Kurkumin diinjeksikan pada telur ayam berusia kurang dari 1 hari dan kemudian diinkubasi selama 48 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa kurkumin dapat menghambat organogenesis pada embrio ayam dengan hasil uji ANOVA yang bermakna (p < 0,05). Pada sirkulasi yolk sac, berdasarkan uji Chi square diketahui hasilnya signifikan ( p < 0,05). Kurkumin juga berpengaruh dalam retardasi proses flexi cranial, pada perkembangan sistem optikus dan penutupan neuropore anterior berdasarkan umur embrio ayam dengan hasil uji Chi square yang bermakna (p < 0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa kurkumin dapat menghambat proses perkembangan vaskulo-angiogenesis sehingga menyebabkan hambatan pada proses organogenesis embrio. Kata Kunci : Curcumin, Embrio, in ovo, Organogenesis,Vaskulogenesis.