Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)

PEMETAAN POLA PENYEBARAN FAHAM RADIKALISME DI KALANGAN PELAJAR KOTA BENGKULU (SEBUAH ANALISIS TEORITIS) Elfahmi Lubis
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 1 No. 1 (2021): JUPANK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaan pola penyebaran faham radikalisme di kalangan pelajar Kota Bengkulu (sebuah analisis teoritis). Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian atau kajian ini menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang diterapkan dalam penelitian atau kajian ini sendiri adalah dengan menggunakan teknik analisis data induktif, yang merupakan sebuah penarikan kesimpulan dari fakta nyata di lapangan sesuai dengan data sekunder yang diperoleh. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan reduksi data, model data, serta penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa radikalisme merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan penjebolan terhadap suatu sistem masyarakat sampai ke akarnya. Dalam konteks gerakan Islam “radikal”, ideologi penyatuan dunia Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah, sesungguhnya juga muncul sebagai respons terhadap ideologi-ideologi modern yang tidak mampu  menyelesaikan permasalahan hidup manusia. Aksi-aksi kelompok radikal masih terus berlangsung beserta propagandanya. Penyebaran ideologi radikal yang semakin rawan terhadap siswa SMP dan SMA dengan memberikan indikasi tentang aksi-aksi radikal yang mereka dukung dan berani lakukan sebagai bagian dari jihad. Upaya dalam mengantisipasi masuknya radikalisme dalam pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional menekankan kurikulum yang berbentuk nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan pada peserta didik. Kata Kunci: Radikalisme, Pelajar
OMNIBUS LAW SEBAGAI PEMBAHARUAN SISTEM PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG DI INDONESIA Elfahmi Lubis; Romadhona Kusuma Yudha
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 1 No. 2 (2021): JUPANK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak                        Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konsep Omnibus Law Sebagai Pembaharuan Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan data serta informasi dengan menggunakan berbagai macam bantuan material yang terdapat di perpustakaan seperti hasil karya tulis berupa buku, jurnal, ensiklopedia, dokumen serta majalah. Teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen serta cenderung menjadi sebuah data yang bersifat sekunder. Teknik analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data induktif, yang merupakan sebuah penarikan kesimpulan dari fakta nyata di lapangan sesuai dengan data sekunder yang diperoleh, kemudian dapat ditarik kesimpulan generalisasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan reduksi data, model data, serta penarikan kesimpulan.                        Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Penerapan Omnibus Law di Indonesia didasari oleh keadaan Indonesia yang mengalami hiperregulasi dan konflik norma antara peraturan perundang-undangan satu dengan yang lain, hal itu berdampak pada ketidakpastian hukum dan berujung pada terhambatnya investasi yang masuk di Indonesia. Permasalahan harmonisasi pada pembentukan Undang-Undang, PP dan Perpres terjadi karena tahapan ini lebih melihat pada keterkaitan satu peraturan atau rancangan peraturan dengan peraturan perundang-undangan lain tanpa melihat pada kesesuaian substansi dengan materi muatan jenis peraturan perundang-undangan tersebut. Dampaknya, lahir berbagai peraturan yang substansinya bukan merupakan materi muatan dari jenis peraturan perundang-undangan tertentu. Sedangkan pada tahap evaluasi, undang-undang yang akan direvisi dan/atau dicabut melalui omnibus law perlu dikaji betul. Dalam hal ini, yang perlu dipahami bahwa tidak ada undang-undang yang sempurna. Namun, dalam hal memperbaiki ketidaksempurnaan tersebut juga harus memperhatikan aspek lain. Bila undang-undang disempurnakan disatu sektor, maka sektor yang lain jangan diabaikan atau dikorbankan.Kata Kunci: Omnibus Law, Undang-Undang, Sistem Pembaharuan
Reformulasi GBHN dalam Wacana Amandemen UUD 1945 Rudi Hartono; Elfahmi Lubis
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 1 No. 2 (2021): JUPANK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Reformulasi GBHN dalam Wacana Amandemen UUD 1945. Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah data sekunder.Teknik analisis data yang diterapkan dalam penelitian atau kajian ini sendiri adalah dengan menggunakan teknik analisis data induktif, yang merupakan sebuah penarikan kesimpulan dari fakta nyata di lapangan sesuai dengan data sekunder yang diperoleh. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan reduksi data, model data, serta penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa GBHN merupakan pedoman untuk Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan. Jika Presiden tidak mengikuti atau melanggar GBHN, maka MPR dapat memberhentikan Presiden. Akan tetapi sejak era reformasi, eksistensi GBHN sudah tidak ada lagi sebagai konsekuensi perubahan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).Dengan tidak adanya GBHN, kelemahan terletak pada munculnya inkonsistensi dan diskontinyuitas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun menengah. Jika GBHN ingin dihidupkan kembali maka perlu dibuat Dewan Rancang GBHN. Karena, sebelum melangkah lebih jauh, maka wacana menghidupkan lagi GBHN harus dikunyah secara mendalam. Kata Kunci: GBHN, UUD 1945
VARIAN MODEL PENYELESAIAN SENGKETA PILKADA DALAM KERANGKA REGULATIF Elfahmi Lubis; Nediyanto Ramadhan
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat. Implementasi kedaulatan rakyat dalam bingkai negara demokrasi adalah terselenggaranya pemilihan umum (Pemilu) secara reguler dalam siklus lima tahunan yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilu merupakan mandat konstitusi yang wajib dilaksanakan, untuk memastikan dan melindungi pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam menyalurkan hak-hak politiknya. Kewenangan lain yang dimiliki Bawaslu adalah menyelesaikan sengketa administrasi pemilihan yang berkaitan dengan pelanggaran terstruktur, sistematis, dan massif (TSM). Sengketa TSM diselesaikan secara adjudikasi oleh bawaslu, selanjutnya jika para pihak keberatan dengan putusan adjudikasi, maka dapat di challenge dengana mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung. Tulisan ini diharapkan mampu menyajikan berbagai alternatif model lembaga penyelesaian sengketa, sehingga dapat dijadikan bahan masukan bagi pembentuk undang-undang dalam merumuskan format ideal lembaga penyelesaian sengketa pilkada. Adapun materi atau bahan yang dapat dijadikan obyek studi ada tiga golongan, yakni bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa terdapat beberapa varian model penyelesaian sengketa pemilihan kepala daerah, yaitu : 1) pembentukan peradilan khusus pilkada dibawah lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN), 2) peradilan khusus pilkada mandiri, 3) menjadikan Bawaslu lembaga quasi judicial penyelesaian sengketa persilihan hasil pemilihan, dan 4) pembentukan badan arbitrase penyelesaian sengketa pilkada. Kata kunci: Model Penyelesaian Sengketa, Pilkada
MAKNA TRADISI SUROAN DALAM MELESTARIKAN NILAI KEARIFAN LOKAL PADA MASYARAKAT SUKU JAWA DI DESA TRIKOYO KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN Dalas yulian; Elfahmi Lubis
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v2i2.3681

Abstract

Abstrak Indonesia memiliki riwayat yang sangat panjang dalam penyebaran kebudayaan yang berkembang di masyarakat. Kehidupan masyarakat yang terdiri dari bebagai suku, ras, dan budaya. Keberagaman kebudayaan dalam setiap masyarakat melahirkan suatu identitas yang menyimpan nilai-nilai.Tradisi suroan merupakan pusat dari sistem keagamaan dan kepercayaan, yang diyakini oleh masyarakat. Banyak sekali yang diwariskan oleh leluhur masyarakat suku Jawa untuk dipersembahkan kepada yang luhur secara turun temurun,dalam rangka menjaga tradisi, di sisi lain dari banyak nya ritual atau upacara adat dalam tradisi suku Jawa adanya tradisi suroan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna tradisi suroan  dalam melestarikan Nilai Kearifan Lokal Pada Masyarakat Suku Jawa di Desa Trikoyo.  Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif karna permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini mengenai, bagaimana prosesi tradisi suroan,adakah nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam tradisi suroan, bagaimana upaya  pelestarian tradisi suroan. Proses pelaksanaannya dilakukan dengan wawancara observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Suku jawa di desa Trikoyo berdoa bersama untuk mendapatkan berkah dan tolak bala .selain itu sepanjang bulan Suro masyarakat meyakini untuk terus “Eling Lan waspodo”  eling memiliki arti  manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan dimana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan sedangkan waspodo berarti manusia harus terjaga dan waspada dari godaan yang menyesatkan.Upaya melestarikan tradisi Suroan di Desa Trikoyo adalah melakukan pembinaan kepada masyarakat dengan memberikan penjelasan atas makna tradisi suroan, tidak mengubah tata cara pelaksanaan, dan melakukan setiap tahun. Kata Kunci: Makna tradisi Suroan dalam melestarikan nilai kearifan local
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PEMAHAMAN PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS X SMKN 1 BENGKULU SELATAN rio nardo; Elfahmi Lubis
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.3700

Abstract

Pendekatakan kontekstual merupakan pendekatakan yang dikembangkan dengan tujuan agar proses pembelajaran berjalan aktif, produktif dan memilki makna dalam kehidupan siswa. Tidak hanya menekankan pada pengetahuan kognitif saja tetapi juga pada afektif dan psikomotorik. Namun masih terdapat beberapa siswa yang sulit memahami dan menerapkan materi yang disampaikan, karena siswa tidak terbiasa mengikuti proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan kontekstual menyebabkan rendahnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Pkn. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn, faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan metode pembelajaran kontektual pada mata pelajaran PKn. Faktor pendukung adalah kurikulum yang cukup baik karena pembelajaran K13 benar-benar telah di jalankan sehingga lambat laut siswa dapat mengerti tentang hakikat dan pentingnya pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan sarana atau fasilitas yang cukiup memadai, Faktor penghambat adalah minat belajar siswa agar siswa memiliki perkembangan prilaku yang baik, maka perlu adanya minat yang besar dalam diri siswa untuk memahami materi yang di sampaikan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data berasal dari wawancara dan teknik penjamin keabsahan data menggunakan triangulasi. Subjek berasal dari guru mata pelajaran PKn dan Kepala Sekolah. Dari hasil analisis data pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn sudah berjalan dan dengan baik namun belum sepenuhnya maksimal. Hal tersebut karena adanya penghambat dari diri siswa terseut yaitu masih terdapat siswa yang bergantung kepada guru dan belum terbiasa mengikuti proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan kontekstual.
PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PEMILU OLEH SENTRA GAKKUMDU Elfahmi Lubis; Mona Agustina Nedy
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v2i2.4789

Abstract

Abstrak Pemilu menjadi parameter dalam mengukur demokratis tidaknya suatu negara, demokrasi sendiri sencara sederhana adalah suatu sistem politik dimana para pembuat keputusan kolektif tertinggi didalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala. Dalam upaya penegakan hukum pidana Pemilu, maka dibentuklah suatu sistem hukum yang bernama Sentra Penegakan Hukum Terpadu atau disingkat Gakkumdu. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 1 ayat 38 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2018, bahwa Sentra Gakkumdu adalah pusat aktuvitas penegakan hukum tindak pidana pemilu yang terdiri dari unsur Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan/atau Bawaslu Kota/Kabupaten, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kepolisian Daerah, dan/atau Kepolisian Resor, dan Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan/atau Kejaksaan Negeri Penegakan hukum pidana pemilu melibatkan selain dari Badan Pengawas Pemilihan Umum namun juga ada unsur dari kepolisian dan kejaksaan dimana nantinya dalam memproses tindak pidana pemilu ini akan di lakukan beberapa kali pembahasan yang terdiri dari 3 (tiga) unsur tersebut untuk memutuskan bahwa laporan atau temuan yang muncul selama proses tahapan pemilihan umum ini termasuk tindak pidana atau tidak. Setidaknya ada beberapa persoalan yang menyebabkan Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) mengalami kesulitan dalam proses penegakan hukum pidana Pemilu, khusus di Provinsi Bengkulu. Diantaranya, perbedaan persepsi dan pemahaman antar penegak hukum yang tergabung dalam Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu), mulai dari unsur kepolisian, kejaksaan, dan bawaslu dalam proses penanganan perkara pidana pemilu, baik perkara berasal dari hasil temuan di lapangan maupun laporan masyarakat maupun peserta pemilihan. Persoalan lain adalah kelemahan dari sistem regulasi sebagaimana yang diatur dalam undang-undang pemilu, dimana jangka waktu yang diberikan kepada Sentra Gakkumdu untuk menyelesaikan perkara pidana pemilu yang sangat singkat. Tidak seperti proses penanganan perkara pidana umumnya, yang memberikan jangka waktu yang cukup bagi proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan persidangan. Kata Kunci: pemilu, penegakan hukum pidana pemilu, Gakkumdu.
Implementasi Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 4 Rejang Lebong Bella Nandita; Elfahmi Lubis
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v4i1.5045

Abstract

Abstrak Berdasarkan permendikbudristek Nomor : 56 Tahun 2022, Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kergiatan kurikuler berbasis project yang dirancang untuk memperkuat upaya pencapaian Profil Pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Kelulusan. Rumusan masalahnya adalah 1). Bagaimana bentuk implementasi Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 4 Rejang Lebong ? 2). Apa saja yag menjadi faktor pendukun dan fator penghamba dari Implementasi Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Rejang Lebong ? Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan metode deskriptif. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memahami kondisi suatu konteks dengan mengarahkan pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi dalam suatu konteks yang alami (natural setting), tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studi dengan mengguakan teknik analisis data : Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Implementasi program project penguatan profil pelajar pancasila ditingkat SMP Negeri 4 Rejang Lebong sudah terlaksana dengan baik menggunakan fasilitas pendukung berupa SDM (Sumber Daya Manusia) dan sarana prasarana sekolah yang cukup memadai. Sedangkan faktor penghambat dalam implementasi project penguatan profil pelajar pancasila yaitu kurangnya pemahaman guru tentang project penguatan profil pelajar pancasila. Karena pemahamann dari guru yang merupaka pendidik sangatlah penting untuk menyampaikan suatu materi atau bahan ajar yang akan diberikan atau diajarkan kepada siswa. Kata Kunci: Profil, pelajar, pancasila
Upaya meningkatkan rasa nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Bengkulu Utara: Upaya meningkatkan rasa nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Bengkulu Utara Helina Yulita Sari Helina; Elfahmi Lubis
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i2.5205

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang upaya meningkatkan rasa nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra pada siswa kelas X di SMA Neheri 4 Bengkulu Utara. Tujuan dari skripsi ini untuk mengetahui bagaimana bentuk kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dalam meningkatkan rasa nasionalisme siswa kelas X di SMA Negeri 4 Bengkulu Utara. Selain itu, skripsi ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan ekstrakurikuler Paskibra yang dapat membentuk karakter siswa dan menanamkan sikap tegas pada mereka dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan rasa nasionalisme pada siswa kelas X dengan melalui kegiatan ekstsrakurikuler paskibra . Dalam konteks ini, keberadaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra tidak hanya berperan positif dalam membangun sikap disiplin, tetapi juga nasionalisme, yang sejalan dengan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk siswa yang memiliki rasa cinta pada tanah air dan bangsa. Oleh karena itu, skripsi ini memiliki tujuan yang penting dalam meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dalam membentuk rasa nasionalisme siswa SMA kelas X. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kegiatan ekstrakurikuler Paskibra yakni Latihan Peraturan baris – berbaris ( PBB ), Latihan kepemimpinan, Latihan fisik dan mental, Latihan tata cara upacara bendera, Menghafal UUD 1945 dan Pancasila lalu menyanyikan lagu – lagu kebangsaan. Serta upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan rasa nasionalisme pada siswa yaitu 1) Memberikan dorongan, memotivasi siswa. 2) Memberikan penjelasan yang memadai tentang pentingnya rasa nasionalisme. 3)Menerapkan nilai – nilai kebangsaan siswa. 4) Mengintegrasikan aspek-aspek nasionalisme seperti cinta tanah air dan rela berkorban dalam setiap pelaksanaan program kegiatannya. 5) Meningkatkan kedisipilan siswa. 6)Mendemostrasikan kepada siswa kelas X yang baru mengikuti paABSTRAK Penelitian ini membahas tentang upaya meningkatkan rasa nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra pada siswa kelas X di SMA Neheri 4 Bengkulu Utara. Tujuan dari skripsi ini untuk mengetahui bagaimana bentuk kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dalam meningkatkan rasa nasionalisme siswa kelas X di SMA Negeri 4 Bengkulu Utara. Selain itu, skripsi ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan ekstrakurikuler Paskibra yang dapat membentuk karakter siswa dan menanamkan sikap tegas pada mereka dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan rasa nasionalisme pada siswa kelas X dengan melalui kegiatan ekstsrakurikuler paskibra . Dalam konteks ini, keberadaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra tidak hanya berperan positif dalam membangun sikap disiplin, tetapi juga nasionalisme, yang sejalan dengan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk siswa yang memiliki rasa cinta pada tanah air dan bangsa. Oleh karena itu, skripsi ini memiliki tujuan yang penting dalam meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dalam membentuk rasa nasionalisme siswa SMA kelas X.Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kegiatan ekstrakurikuler Paskibra yakni Latihan Peraturan baris – berbaris ( PBB ), Latihan kepemimpinan, Latihan fisik dan mental, Latihan tata cara upacara bendera, Menghafal UUD 1945 dan Pancasila lalu menyanyikan lagu – lagu kebangsaan. Serta upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan rasa nasionalisme pada siswa yaitu 1) Memberikan dorongan, memotivasi siswa. 2) Memberikan penjelasan yang memadai tentang pentingnya rasa nasionalisme. 3)Menerapkan nilai – nilai kebangsaan siswa. 4) Mengintegrasikan aspek-aspek nasionalisme seperti cinta tanah air dan rela berkorban dalam setiap pelaksanaan program kegiatannya. 5) Meningkatkan kedisipilan siswa. 6)Mendemostrasikan kepada siswa kelas X yang baru mengikuti paskibra supaya berminat dan termotivasi untuk menjadi anggota paskibra, 7) dan memastikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler Paskibra diadakan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi siswa kelas X dalam meningkatkan rasa nasionalisme dan membentuk generasi muda yang mencintai bangsa dan negara. Dan faktor yang mempengaruhi dalam upaya meningkatkan rasa nasionalisme pada x siswa yaitu ) Kurang minat dan motivasi siswa 2) Kurangnya pemahaman siswa terhadap pentingnya rasa nasionalisme. 3) Kurangnya kesadaran siswa akan nilai-nilai kebangsaan, 4) Sasaran perencanaan program ekstrakurikuler yang terbatas. 5) Ketidakmampuan siswa dalam kegiatan fisik. 6) Siswa kurang antusias dan semangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. 7) Pengaruh lingkungan teman sebaya yang negatif. Dalam kegiatan tersebut, para siswa dilatih untuk menghormati dan mencintai lambang negara serta disiplin dalam melaksanakan tugas sebagai Paskibra. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler Paskibra juga dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan antar siswa dalam memperjuangkan kepentingan negara. Oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler Paskibra sangat penting untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada siswa SMA Negeri 4 Bengkulu Utara kelas X. Kata Kunci : Ekstrakurikuler, Paskibra, nasionalisme ABSTRACT This thesis discusses efforts to increase a sense of nationalism through extracurricular activities for class X students at SMA Neheri 4 Bengkulu Utara. The purpose of this thesis is to find out how the Paskibra extracurricular activities form in increasing the sense of nationalism of class X students at SMA Negeri 4 Bengkulu Utara. In addition, this thesis also aims to determine the factors that influence Paskibra extracurricular activities that can shape the character of students and instill a firm attitude in them and to find out the efforts made by the school in increasing a sense of nationalism in class X students through Paskibra extracurricular activities. In this context, the existence of Paskibra extracurricular activities not only plays a positive role in building discipline, but also nationalism, which is in line with the goals of national education to form students who have a sense of love for the motherland and nation. Therefore, this thesis has an important objective in increasing understanding of the importance of Paskibra extracurricular activities in forming a sense of nationalism in class X high school students. The research method used is qualitative with data collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation. The results of the study showed that the form of Paskibra extracurricular activities were Marching supaya berminat dan termotivasi untuk menjadi anggota paskibra, 7) dan memastikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler Paskibra diadakan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi siswa kelas X dalam meningkatkan rasa nasionalisme dan membentuk generasi muda yang mencintai bangsa dan negara. Dan faktor yang mempengaruhi dalam upaya meningkatkan rasa nasionalisme pada x siswa yaitu ) Kurang minat dan motivasi siswa 2) Kurangnya pemahaman siswa terhadap pentingnya rasa nasionalisme. 3) Kurangnya kesadaran siswa akan nilai-nilai kebangsaan, 4) Sasaran perencanaan program ekstrakurikuler yang terbatas. 5) Ketidakmampuan siswa dalam kegiatan fisik. 6) Siswa kurang antusias dan semangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. 7) Pengaruh lingkungan teman sebaya yang negatif. Dalam kegiatan tersebut, para siswa dilatih untuk menghormati dan mencintai lambang negara serta disiplin dalam melaksanakan tugas sebagai Paskibra. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler Paskibra juga dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan antar siswa dalam memperjuangkan kepentingan negara. Oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler Paskibra sangat penting untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada siswa SMA Negeri 4 Bengkulu Utara kelas X. Kata Kunci : Ekstrakurikuler, Paskibra, nasionalismeABSTRACT This thesis discusses efforts to increase a sense of nationalism through extracurricular activities for class X students at SMA Neheri 4 Bengkulu Utara. The purpose of this thesis is to find out how the Paskibra extracurricular activities form in increasing the sense of nationalism of class X students at SMA Negeri 4 Bengkulu Utara. In addition, this thesis also aims to determine the factors that influence Paskibra extracurricular activities that can shape the character of students and instill a firm attitude in them and to find out the efforts made by the school in increasing a sense of nationalism in class X students through Paskibra extracurricular activities. In this context, the existence of Paskibra extracurricular activities not only plays a positive role in building discipline, but also nationalism, which is in line with the goals of national education to form students who have a sense of love for the motherland and nation. Therefore, this thesis has an important objective in increasing understanding of the importance of Paskibra extracurricular activities in forming a sense of nationalism in class X high school students.The research method used is qualitative with data collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation. The results of the study showed that the form of Paskibra extracurricular activities were Marching Regulations (PBB), leadership training, physical and mental training, flag ceremony procedures, memorizing the 1945 Constitution and Pancasila and then singing the national anthem. As well as the efforts made by the school in increasing a sense of nationalism in students, namely 1) Providing encouragement, motivating students. 2) Provide an adequate explanation of the importance of a sense of nationalism. 3) Applying student national values. 4) Integrating aspects of nationalism such as love for the motherland and willingness to sacrifice in every implementation of its program of activities. 5) Increase student discipline. 6) Demonstrate to class X students who have just joined Paskibra so that they are interested and motivated to become Paskibra members, 7) and ensure that Paskibra extracurricular activities are carried out properly and provide optimal benefits for class X students in increasing a sense of nationalism and forming a young generation that loves nation and state. And the influencing factors in an effort to increase the sense of nationalism in students are ) lack of interest and motivation of students 2) lack of students' understanding of the importance of a sense of nationalism. 3) Lack of students' awareness of national values, 4) Limited extracurricular program planning goals. 5) The inability of students in physical activities. 6) Students are less enthusiastic and passionate about participating in extracurricular activities. 7) The influence of negative peer environment. In these activities, students are trained to respect and love the national symbol and to be disciplined in carrying out their duties as Paskibra. In addition, Paskibra extracurricular activities can also strengthen the sense of unity among students in fighting for the interests of the country. Therefore, Paskibra extracurricular activities are very important to increase a sense of nationalism in class X SMA Negeri 4 Bengkulu Utara. Keywords: Extracurricular, Paskibra, nationalism Regulations (PBB), leadership training, physical and mental training, flag ceremony procedures, memorizing the 1945 Constitution and Pancasila and then singing the national anthem. As well as the efforts made by the school in increasing a sense of nationalism in students, namely 1) Providing encouragement, motivating students. 2) Provide an adequate explanation of the importance of a sense of nationalism. 3) Applying student national values. 4) Integrating aspects of nationalism such as love for the motherland and willingness to sacrifice in every implementation of its program of activities. 5) Increase student discipline. 6) Demonstrate to class X students who have just joined Paskibra so that they are interested and motivated to become Paskibra members, 7) and ensure that Paskibra extracurricular activities are carried out properly and provide optimal benefits for class X students in increasing a sense of nationalism and forming a young generation that loves nation and state. And the influencing factors in an effort to increase the sense of nationalism in students are ) lack of interest and motivation of students 2) lack of students' understanding of the importance of a sense of nationalism. 3) Lack of students' awareness of national values, 4) Limited extracurricular program planning goals. 5) The inability of students in physical activities. 6) Students are less enthusiastic and passionate about participating in extracurricular activities. 7) The influence of negative peer environment. In these activities, students are trained to respect and love the national symbol and to be disciplined in carrying out their duties as Paskibra. In addition, Paskibra extracurricular activities can also strengthen the sense of unity among students in fighting for the interests of the country. Therefore, Paskibra extracurricular activities are very important to increase a sense of nationalism in class X SMA Negeri 4 Bengkulu Utara. Keywords: Extracurricular, Paskibra, nationalism