Bambang Sudono Dwi Saputro,
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Estu Utomo

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

GAMBARAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PERAWAT PRIMER DALAM PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA DS, Bambang Sudono; Arumawati, Dhani Setya; Haris, Rif Atiningtyas
JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI) Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 9 No 1 aPRIL 2016
Publisher : JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.336 KB)

Abstract

Latar Belakang : Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis akan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis perawat primer dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat primer di Rumah Sakit Islam Surakarta sejumlah 21 responden. Sampel yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, analisis bivariat data menggunakan chi square dan spearmans ranks Hasil : Hasil penelitian menunjukkan prosentase terbanyak adalah responden berjenis kelamin wanita (76,2%), memasuki usia dewasa awal (71,4%), berpendidikan DIII Keperawatan (71,43%), memiliki masa kerja 5-10 tahun (66,7%), tidak memiliki sertifikat terkait pelatihan perawatan intensif (90,5%). Hasil uji chi square dan spearman ranks menunjukkan ada hubungan antara kompetensi dengan kemampuan berpikirkritis (p value=0,035). Tidak ada hubungan jenis kelamin (p value=0,214), umur (p value=0,716), tingkat pendidikan (p value=0,786), lama bekerja (p value=0,135),kepemilikan sertifikat (p value=0,471), kecerdasan emosional (p value=0,496), cemas (p value=0,269) dan motivasi (p value=0,052) dengan kemampuan berpikir kritis. Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kompetensi dengan kemampuan berpikir kritis sedangkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, lama bekerja, kepemilikan sertifikat, kecerdasan emosional, cemas dan motivasi tidak mempunyai hubungan dengan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis mengadopsi pola penggunaan pembelajaran yang lebih menekankan kepada diskusi kasus, ronde bersama, dan pendekatan kasus untuk mengembangkan kemampuan klinis dan kemampuan berpikir kritis
GAMBARAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PERAWAT PRIMER DALAM PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA Sudono, Bambang; Arumawati, Dhani Setya; Haris, Rif Atiningtyas
JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI) Vol 10 No 1 (2017): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 10 No 1 April 2017
Publisher : JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.01 KB)

Abstract

Latar Belakang : Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis akan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis perawat primer dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat primer di Rumah Sakit Islam Surakarta sejumlah 21 responden. Sampel yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, analisis bivariat data menggunakan chi square dan spearmans ranks Hasil : Hasil penelitian menunjukkan prosentase terbanyak adalah responden berjeniskelamin wanita (76,2%), memasuki usia dewasa awal (71,4%), berpendidikan DIII Keperawatan (71,43%), memiliki masa kerja 5-10 tahun (66,7%), tidak memilikisertifikat terkait pelatihan perawatan intensif (90,5%). Hasil uji chi square dan spearman ranks menunjukkan ada hubungan antara kompetensi dengan kemampuan berpikirkritis (p value=0,035). Tidak ada hubungan jenis kelamin (p value=0,214), umur (p value=0,716), tingkat pendidikan (p value=0,786), lama bekerja (p value=0,135),kepemilikan sertifikat (p value=0,471), kecerdasan emosional (p value=0,496), cemas (p value=0,269) dan motivasi (p value=0,052) dengan kemampuan berpikir kritis.Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kompetensi dengan kemampuan berpikir kritis sedangkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, lamabekerja, kepemilikan sertifikat, kecerdasan emosional, cemas dan motivasi tidak mempunyai hubungan dengan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil tersebutdiharapkan upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis mengadopsi pola penggunaan pembelajaran yang lebih menekankan kepada diskusi kasus, ronde bersama,dan pendekatan kasus untuk mengembangkan kemampuan klinis dan kemampuan berpikir kritis
PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN MINUMAN KUNYIT ASAM DALAM PENURUNAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN MOJOSONGO Anggraeni, Titik; Saputro, Bambang Sudono Dwi; Wikanti, Nuraini
Jurnal AKPER GSH Vol 10, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dismenorea rate in Indonesia is 64,25% that consist of primary dismenorea is 54,98% and secondary dismenorea is 9,36%. Primary dismenorea is sufferedby 60 – 75% of the teenagers. Dismenorea causes the woman can’t walk, can’t sleep well, get badmood, lost concentration and the other activities. Disorder one way to decrease dismenorea is by compressing using warm water and consuming turmeric acid. The goal of the research is to knoe the comparison of the influences of compressing using warm water and consuming turmeric acid towrd the decreasing of dismenorea of teenagers in Mojosongo district. This research uses Quasi exsperiment design, with pre and post test with coparation group, where the researcher compares the influences of compressing using warm water and comsuming turmeric acid in this experiment that the samples has benn observed before and after that the sample was reobserved. This research use 30 responndents as the samples by using purposive sampling technique. The data is  processed by using SPSS program to analyze univariate and bivariate with Wilcoxon and Mann Withney U test was got the minimum and maximum score, for warm compress is 0 and 7 and comsuming tumericacid is 0 and 4, with p score is 0,313 so ita can be concluded thereis no significant difference between the group that compressing using warm water and consuming turmeric acid, both of them have influencesfor decreasing disminorea rate.
PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN MINUMAN KUNYIT ASAM DALAM PENURUNAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN MOJOSONGO Anggraeni, Titik; Saputro, Bambang Sudono Dwi; Wikanti, Nuraini
Jurnal AKPER GSH Vol 10, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dismenorea rate in Indonesia is 64,25% that consist of primary dismenorea is 54,98% and secondary dismenorea is 9,36%. Primary dismenorea is sufferedby 60 – 75% of the teenagers. Dismenorea causes the woman can’t walk, can’t sleep well, get badmood, lost concentration and the other activities. Disorder one way to decrease dismenorea is by compressing using warm water and consuming turmeric acid. The goal of the research is to knoe the comparison of the influences of compressing using warm water and consuming turmeric acid towrd the decreasing of dismenorea of teenagers in Mojosongo district. This research uses Quasi exsperiment design, with pre and post test with coparation group, where the researcher compares the influences of compressing using warm water and comsuming turmeric acid in this experiment that the samples has benn observed before and after that the sample was reobserved. This research use 30 responndents as the samples by using purposive sampling technique. The data is  processed by using SPSS program to analyze univariate and bivariate with Wilcoxon and Mann Withney U test was got the minimum and maximum score, for warm compress is 0 and 7 and comsuming tumericacid is 0 and 4, with p score is 0,313 so ita can be concluded thereis no significant difference between the group that compressing using warm water and consuming turmeric acid, both of them have influencesfor decreasing disminorea rate.
Gambaran Kemampuan Berpikir Kritis Perawat Primer Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Islam Surakarta Bambang Sudono; Dhani Setya Arumawati; Rif Atiningtyas Haris
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol 10 No 1 (2017): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 10 No 1 April 2017
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis akan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis perawat primer dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat primer di Rumah Sakit Islam Surakarta sejumlah 21 responden. Sampel yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, analisis bivariat data menggunakan chi square dan spearmans ranks Hasil : Hasil penelitian menunjukkan prosentase terbanyak adalah responden berjeniskelamin wanita (76,2%), memasuki usia dewasa awal (71,4%), berpendidikan DIII Keperawatan (71,43%), memiliki masa kerja 5-10 tahun (66,7%), tidak memilikisertifikat terkait pelatihan perawatan intensif (90,5%). Hasil uji chi square dan spearman ranks menunjukkan ada hubungan antara kompetensi dengan kemampuan berpikirkritis (p value=0,035). Tidak ada hubungan jenis kelamin (p value=0,214), umur (p value=0,716), tingkat pendidikan (p value=0,786), lama bekerja (p value=0,135),kepemilikan sertifikat (p value=0,471), kecerdasan emosional (p value=0,496), cemas (p value=0,269) dan motivasi (p value=0,052) dengan kemampuan berpikir kritis.Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kompetensi dengan kemampuan berpikir kritis sedangkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, lamabekerja, kepemilikan sertifikat, kecerdasan emosional, cemas dan motivasi tidak mempunyai hubungan dengan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil tersebutdiharapkan upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis mengadopsi pola penggunaan pembelajaran yang lebih menekankan kepada diskusi kasus, ronde bersama,dan pendekatan kasus untuk mengembangkan kemampuan klinis dan kemampuan berpikir kritis
GAMBARAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PERAWAT PRIMER DALAM PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA Bambang Sudono DS; Dhani Setya Arumawati; Rif Atiningtyas Haris
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 9 No 1 aPRIL 2016
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis akan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis perawat primer dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat primer di Rumah Sakit Islam Surakarta sejumlah 21 responden. Sampel yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, analisis bivariat data menggunakan chi square dan spearmans ranks Hasil : Hasil penelitian menunjukkan prosentase terbanyak adalah responden berjenis kelamin wanita (76,2%), memasuki usia dewasa awal (71,4%), berpendidikan DIII Keperawatan (71,43%), memiliki masa kerja 5-10 tahun (66,7%), tidak memiliki sertifikat terkait pelatihan perawatan intensif (90,5%). Hasil uji chi square dan spearman ranks menunjukkan ada hubungan antara kompetensi dengan kemampuan berpikirkritis (p value=0,035). Tidak ada hubungan jenis kelamin (p value=0,214), umur (p value=0,716), tingkat pendidikan (p value=0,786), lama bekerja (p value=0,135),kepemilikan sertifikat (p value=0,471), kecerdasan emosional (p value=0,496), cemas (p value=0,269) dan motivasi (p value=0,052) dengan kemampuan berpikir kritis. Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kompetensi dengan kemampuan berpikir kritis sedangkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, lama bekerja, kepemilikan sertifikat, kecerdasan emosional, cemas dan motivasi tidak mempunyai hubungan dengan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis mengadopsi pola penggunaan pembelajaran yang lebih menekankan kepada diskusi kasus, ronde bersama, dan pendekatan kasus untuk mengembangkan kemampuan klinis dan kemampuan berpikir kritis
The Effect of Diabetes Self Management Education Program on Self-Management Knowledge in Patients with Diabetes Milletus Type II Habid Al Hasbi; Bambang Sudono Dwi Saputro,; Tri Handayani
Journal of sciences and health Vol. 2 No. 1 (2022): Journal of Sciences and Health
Publisher : Politeknik Karya Persada Muna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54619/jsh.v2i1.21

Abstract

Baground: Education is very important given to diabetes milletus patients to improve their health and prevent complications. One of the educations for diabetes patients is Diabetes Self Management Education (DSME). DSME is an ongoing process undertaken to facilitate knowledge of clients' skills and abilities to perform self-care. This study aims to determine the effect of the Diabetes Self Management Education program on knowledge of self-management in patients with type 2 diabetes. Method: This study used a Quasi Experiment research method with a two group pre-post test control design conducted in April 2021. The sampling technique used purposive sampling with a sample of 36 people divided into 18 treatment groups received the DSME program and 18 control groups received education from the Puskesmas program. The instrument used is a questionnaire. Results: Contains research results that are written directly to answer the problem and discuss the results. Conclusions: The results showed that the P value of the Independent T Test for knowledge was 0.000 < 0.05, which means that there was a significant difference in knowledge between the control group and the treatment group Keywords: Diabetes self management education, knowledge  
PERBANDINGAN PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN SIMULATION BASED EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN BASIC LIFE SUPPORT MAHASISWA KEPERAWATAN BAMBANG SUDONO DWI SAPUTRO; MILA KUSUMAWATI; EMY KURNIAWATI
Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v6i2.7214

Abstract

Pelaksanaan pembelajaran Basic Life Support (BLS) dalam kurikulum pendidikan perawat merupakan pendekatan untuk meningkatkan tata laksana berkualitas pada henti jantung. Problem Based Learning (PBL) dan Simulation Based Education (SBE) adalah dua metode untuk menumbuhkan penalaran klinis dalam program pendidikan perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh PBL dan SBE terhadap pengetahuan BLS. Penelitian quasi-experimental design with a comparison group ini dilakukan pada mahasiswa keperawatan semester 6 dengan responden berjumlah 30. Masing-masing kelompok terdiri dari 15 orang yang dipilih menggunakan simple random sampling. Data pengetahuan diukur dengan kuesioner pengetahuan BLS berdasarkan pedoman American Heart Association. Statistik deskriptif, uji t berpasangan dan uji t independen digunakan untuk analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan BLS sebelum diberikan PBL adalah 9,4, dan SBE adalah 9. Rerata nilai pengetahuan BLS setelah diberikan PBL adalah 13,27, dan SBE adalah 13,8. Ada pengaruh pemberian PBL (p=0,001) dan SBE (p=0,001) terhadap pengetahuan BLS. Tidak ada perbedaan yang signifikan pengaruh pembelajaran melalui PBL dan SBE terhadap pengetahuan BLS (p=0,147). PBL dan SBE direkomendasikan sebagai metode pembelajaran BLS. Pembelajaran melalui SBE secara deskriptif menunjukkan perubahan nilai yang lebih banyak daripada melalui PBL.