Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : MDJ (Makassar Dental Journal)

Orthodontic splint mengatasi gangguan sendi temporomandibula Hendri Poernomo
Makassar Dental Journal Vol. 4 No. 1 (2015): Vol 4 No 1 Februari 2015
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.116 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v4i1.206

Abstract

Salah satu penyebab nyeri kronik yang cukup sering adalah kelainan pada sendi temporomandibula. Kira-kira 60-70% populasi umumnya mempunyai setidaknya satu keluhan gangguan sendi temporomandibula, namun hanya seperempatnya yang menyadari akan adanya keluhan. Lebih jauh lagi, hanya 5% di antaranya yang mencari pertolongan pengobatan ke dokter. Gangguan sendi temporomandibula merupakan gangguan yang kompleks dengan banyak sekali faktor yang saling berkaitan dan dimodulasi oleh faktor psikologis, terutama stres, kecemasan, dan depresi, sehingga penanganan nyeri kronik seringkali menyulitkan baik bagi dokter maupun pasien. Gangguan sendi temporomandibula biasanya mengganggu sendinya, otot pengunyah, dan struktur terkait yang mengakibatkan gejala umum berupa nyeri atau nyeri wajah kronik, keterbatasan membuka mulut, dan disertai suara klik pada sendi rahang. Salah salah faktor penyebab gangguan sendi temporomandibula adalah faktor maloklusi gigi, terutama pertumbuhan gigi molar yang tidak normal, dapat menyebabkan desakan terus-menerus, serta adanya kelainan anatomi rahang berakibat timbulnya rasa nyeri pada sendi temporomandibula. Penggunaan piranti intraoral seperti splints orthodontic, orthopedic appliances, bite guards, night guards atau bruxing guards biasa digunakan dalam terapi kelainan temporomandibula. Piranti tersebut memiliki banyak desain dan terbuat dari berbagai bahan, namun yang paling sering digunakan adalah splint berbentuk flat-plane yang terbuat dari akrilik. Splin ini digunakan untuk meningkatkan stabilitas sendi, melindungi gigi, meratakan tekanan, merelaksasi otot elevator dan mengurangi bruksisma, dan didesain untuk menghindari perubahan posisi rahang. Penggunaan piranti tersebut harus dimonitor untuk menentukan saat-saat paling efektif. Untuk menghindari perubahan oklusi, alat ini tidak boleh digunakan terus menerus.