Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbedaan Larva Stadium Kedua dan L2 Toxocara canis pada Jaringan Mencit Menggunakan Scanning Electron Microscopy (THE DIFFERENCES BETWEEN SECOND STAGE LARVAE AND L2 TOXOCARA CANIS ON MICE TISSUE BY USING SCANNING ELECTRON MICROSCOPY) Vindo Rossy Pertiwi; Kusnoto Kusnoto; Setiawan Koesdarto; Nunuk Dyah Retno Lastuti; Lucia Tri Suwanti; Mufasirin Mufasirin
Jurnal Veteriner Vol 20 No 3 (2019)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.144 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2019.20.3.390

Abstract

Toxocariasis is one of zoonosis diseases that caused by Toxocara spp. that is Toxocara canis. Toxocara canis has several stages until it can infect animals and humans, namely the egg stage, larvae first stage (L1), larvae second stage (L2), larvae third stage (L3) to adult worms. Studies about the L2 and L2 tissue of T. canis found in paratenic hosts using Scanning Electron Microscopy (SEM) have not been widely performed. Some of the causes include L2 being not easily to found and identified, so research rarely raises the ultrastructural morphology of L2 and L2 tissues. Knowledge about the ultrastructural morphology of L2 and L2 tissue of T. canis worms is very important to determining the diagnosis, especially the etiological diagnosis. The purpose of this study is to detected morphology of L2 and L2 tissues of T. canis using SEM. Samples from this study is faeces of dogs that infected with toxocariasis and the digestive tract of dogs obtained from dog slaughter houses. The sample is an adult worm of T. canis; the female worm is dissected and taken uterus to collect worm eggs. The results of this study on microscopic and optilab examination showed a difference between L2 and L2 tissue that the length of L2 hatched from embryonic eggs was 390 ìm and with a width of 23.4 ìm at the midpoint of the body. Larvae second stage length from the infected somatic tissue is 410 ìm and the width is 22.5 ìm at the midpoint, and then difference in dorsal lip, cuticles, body ring, cervical alae, buccal capsul, tail.
TEKNIK FORMULASI RANSUM UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI ITIK PADA UKM JAYA MAKMUR DI DESA KARAWANG SARI LAMPUNG SELATAN Yana Sukaryana; Yadi Priabudiman; Cintia Agustin Patria; Vindo Rossy Pertiwi; Nurul Azizah Usman; Suraya Kafi; Susanti
Jurnal Pengabdian Nasional Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efforts that can be taken in community welfare and development programs are the fulfillment of thequality and quantity of animal protein. An alternative to meet the needs of meat/animal protein is fromducks. However, in reality the maintenance of ducks often experiences problems with the length ofharvest and the quality of meat that contains a lot of cholesterol, and the mortality of livestock is veryhigh so that the use of banana peels is expected to increase the intestinal microflora and immunity ofducks and can reduce cholesterol levels of duck meat, so that productivity increases. The purpose ofthe community service program engaged in agriculture-food using banana peels is to pioneer theformation of SMEs engaged in the production of low-cholesterol ducks, develop a pilot business forlow-cholesterol duck products using banana peels, and apply various innovations and findings relatedto the use of banana peels. so that it can be more easily applied by society and industry. The result ofthe extension and mentoring activities was an increase in understanding and application of rationformulations by partner duck farmers. In addition, increasing the production and welfare of partnerduck farmers in Kerawan Sari Village, South Lampung Regency.
PENGOLAHAN AMONIASI JERAMI PADI DENGAN PENAMBAHAN UREA UNTUK MENINGKATKAN KECERNAAN RUMINANSIA Cintia Agustin Patria; Neko Riffiandi; Vindo Rossy Pertiwi; Nurhayati Nurhayati; Nurul Azizah Usman; Yadi Priabudiman
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v3i1.2374

Abstract

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas jerami padi dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai cernanya melalui pemecahan ikatan kompleks lignoselulosa baik secara kimia, fisika, biologi maupun kombinasinya (Doyle et al., 1984). Teknik amoniasi termasuk perlakuan alkali yang dapat meningkatkan daya cerna jerami padi. Penduduk di Dusun Kedondong, Desa Tanjung Agung, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran sebagian besar bergerak di bidang pertanian dan peternakan. Ketersediaan jerami padi yang cukup tinggi belum dimanfaatkan secara optimal oleh petani peternak bahkan jerami padi sering dibakar sehingga terbuang percuma. Kondisi ini terjadi karena kurangnya pengetahuan petani peternak dalam memanfaatkan jerami padi sebagai pakan ternak ruminansia. Jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak terutama pada saat musim kering, ketersediaan hijauan pakan ternak termasuk rumput terbatas dan sulit dicari. Metode yang digunakan yaitu melalui penyuluhan dan diskusi bersama masyarakat terkait pengolahan jerami. Kesimpulan yang didapatkan bahwasannya masyarakat sangat antusias serta menerapkan pembuatan amoniasi pada jerami.
Pengaruh Pemeliharaan Intensif pada Kambing Terhadap Infeksi Parasit Cacing Gastrointestinal di Desa Rajabasa Lama Kabupaten Lampung Timur Vindo Rossy Pertiwi; Otto Sahat Martua Silaen
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.72-76.

Abstract

Ternak kambing merupakan alternatif bagi pemenuhan kebutuhan protein hewani karena memiliki siklus reproduksi yang lebih cepat dibandingkan sapi dan kerbau. Pemeliharaan intensif yang tidak tepat dapat berdampak negatif pada kesehatan kambing, terutama terkait dengan infeksi parasit cacing gastrointestinal. Desa Rajabasa Lama salah satu wilayah yang potensial untuk ternak kambing. Namun ternak sebagian besar dikandangkan dengan model panggung di area dekat rumah. Hal ini dapat menjadi masalah kesehatan bagi ternak dan manusia. Pada penelitian ini menggunakan sampe feses kambing sejumlah 50 ekor dengan menggunakan metode natif dan apung. Hasil penelitian menunjukan adanya telur Oesophagostomum sp. (36%), telur Strongyloides sp. (22%), dan telur Moniezia sp. (8%). Kejadian infeksi parasit di Desa Rajabasa Lama dapat dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan. Secara umum, pemeliharaan kambing di wilayah tersebut dilakukan secara intensif. Sistem pemeliharaan intensif yaitu menempatkan ternak di dalam kandang dan tidak digembalakan serta dapat akibat dari pemberian pakan berupa rumput hijauan dan tambahan berupa onggok. Kesimpulan dari penelitian ini adalah infeksi parasit cacing gastrointestinal merupakan masalah yang signifikan dalam pemeliharaan kambing di Desa Rajabasa Lama, Kabupaten Lampung Timur. Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah pengendalian dan pencegahan infeksi perlu diterapkan secara efektif.