Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN SANTRI PONDOK PESANTREN SYAMSUL FALAH, TERONG TAWAH KABUPATEN LOMBOK BARAT TERKAIT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Iga Della Delphia; Candra Eka Puspitasari; Eskarani Tri Pratiwi; Yoga Dwi Saputra
Jurnal Abdimas Sangkabira Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Abdimas Sangkabira, Desember 2022
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdimassangkabira.v3i1.301

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Institusi Pendidikan merupakan upaya kesadaran akan kebersihan oleh peserta didik dan guru sehingga dapat terciptanya lingkungan belajar yang bersih dan sehat. Pesantren merupakan salah satu Institusi Pendidikan yang rentan terkena berbagai penyakit dikarenakan santri yang mondok tinggal bersama, oleh sebab itu perlunya dilakukan penyuluhan terkait PHBS. Pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan Institusi Pendidikan di Pondok Pesantren Syamsul Falah. Metode pelaksanaan ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah yang dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner yang telah divalidasi dan penyuluhan PHBS di Pondok Pesantren Syamsul Falah. Hasil pengisian kuesioner yang didapatkan dari total 17 responden yang telah mengisi kuesioner mengalami peningkatan dari hasil nilai pre-test dan post-test setelah dilakukannya penyuluhan terkait PHBS di Pondok Pesantren Syamsul Falah.
Edukasi terkait langkah pengembangan formula dan registrasi kosmetik melalui webinar Sucilawaty Ridwan; Wahida Hajrin; Windah Anugrah Subaidah; Eskarani Tri Pratiwi
INDRA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/indra.v4i1.200

Abstract

Indonesia is a potential market for cosmetics. Students and lecturers at Departments of Pharmacy developed various cosmetic formulas, but limited to research or publications only. Lack of knowledge about the stages of developing good cosmetic formulas, good manufacturing cosmetics, and the steps in registration of cosmetic preparations is the main cause in developing cosmetic products. The method used in this community service is online conference. The participants were given a pretest and posttest to determine their level of understanding about cosmetics formula development and registration. About 190 participants attended the conference. Assessment by pretest and posttest obtained an average result of 50.22 ± 13.36 and 70.05 ± 18.97 respectively. The results show that there is a significant difference between pretest and posttest. The conference was considered good by the participants with an average score of 3.68 of 4. This conference provided increased knowledge to participants regarding the development of cosmetic formulas and the steps in cosmetic registration.
NANOEMULSION EXTRACT ETHANOL Brucea javanica (L) Merr. FORMULATION USING TWEEN 20 & TWEEN 80 AS EMULGATOR Windah Anugrah Subaidah; Wahida Hajrin; Eskarani Tri Pratiwi; Sucilawaty Ridwan
JURNAL KATALISATOR Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Katalisator Volume 8 No. 1, April 2023
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.255 KB) | DOI: 10.22216/katalisator.v8i1.1923

Abstract

Brucea javanica (L) Merr. has the potential to be developed as a topical application as a result of its high flavonoid content. However, advancements in pharmaceutical preparation are constrained by the chemicals' poor bioavailability when prepared conventionally. Nanoemulsion preparation has been an efficient method for enhancing topical preparation absorption. The previous studies show that the stable formulation of nanoemulsion depends on emulgator, especially tween. This study's objective is to create an ethanol extract of Brucea javanica (L) Merr. using tween 20 and tween 80 as emulsifying agent. A pseudo-ternary phase diagram was utilized to formulate the nanoemulsion formula. Physical characteristics such as particle size, polydispersity index, zeta potential, percent transmittance, drug load, viscosity, and pH were then analyzed for the nanoemulsion. At 15 sampling points, the formula tween 20 (surfactant):PEG 400 (cosurfactant) in a 1:1 ratio did not produce a clear preparation. In contrast, tween 80 with the same cosurfactant and ratio formed a formula that was transparent. The formula was then examined for its physical parameters, which included a particle size of 17.90.14 nm, a polydispersity index of 0.0970.012, a zeta potential of 84.63% transmittance, a drug load of 99.97%, a viscosity of 240 cp, and a pH of 7.194. According to the results, tween 80 is the most suited emulsifier for the production of Brucea javanica (L) Merr extract nanoemulsion. The study of physical attributes reveals that the nanoemulsion generated satisfies the criteria for nanoemulsions with desirable physical properties. Furthermore, the study provides data required for the development of a nanoemulsion of ethanol extract of Brucea javanica.
Tingkat Pengetahuan Siswi Pondok Khusus Putri Al-Halimy Tentang Kosmetika Ilegal Deary Pretty Genovani Manafe; Candra Eka Puspitasari; Eskarani Tri Pratiwi
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 6 No 4 (2023): Oktober-Desember 2023
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v6i4.5684

Abstract

Kosmetika adalah sediaan farmasi/paduan bahan yang digunakan pada bagian luar badan dengan tujuan untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan melindungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit. Kosmetika ilegal adalah kosmetika yang tidak memiliki izin peredaran karena tidak memenuhi standar produk kosmetik. Remaja merupakan keompok rentan terpapar kosmetika ilegal karena remaja memiliki kecenderungan senang bereksplorasi dengan mencoba berbagai jenis produk kosmetika. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan siswi Pondok Khusus Putri Al-Halimy Kabupaten Lombok Barat tentang kosmetika ilegal. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pembagian kuesioner yang telah divalidasi. Pada kegiatan ini, diperoleh gambaran pengetahuan siswi tentang kosmetik ilegal sebelum penyuluhan dengan nilai rata-rata 70,72. Setelah penyuluhan, terjadi peningkatan nilai rata-rata responden sebesar 9,13% menjadi 77,18. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa penyuluhan yang dilakukan meningkatkan pengetahuan siswi Pondok Khusus Putri Al-Halimy tentang kosmetika ilegal.
ANALISIS KANDUNGAN SENYAWA MINYAK ATSIRI DARI LIMBAH KULIT JERUK PERAS (CITRUS SINENSIS L.) MENGGUNAKAN METODE GC-MS Maulida Khalila Fitri; Ni Luh Ayu SetyowatiSriwidyasari; Kirana Ayu Setyowati; Mahra Murniati Salam; Nur Tahany Yustitia; Eskarani Tri Pratiwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.25788

Abstract

Kulit jeruk peras (Citrus sinensis L.) merupakan salah satu limbah organik yang menumpuk dan belum dimanfaatkan secara intensif. Pada umumnya limbah kulit jeruk peras tersebut hanya dibuang begitu saja dan menjadi limbah organik yang memiliki aroma kurang menyenangkan, padahal kulit jeruk tersebut memiliki kandungan senyawa yang berkhasiat seperti salah satu yang paling dominan yaitu minyak atsiri. Minyak atsiri memiliki berbagai kandungan yang bermanfaat dalam bidang kesehatan yaitu diantaranya sebagai aromaterapi dan antibakteri. Berbagai kandungan yang ada pada minyak atsiri dapat diidentifikasi menggunakan metode GC-MS. Metode GC-MS sendiri memiliki keuntungan yaitu waktu identifikasinya cepat, memiliki sensitifitas yang tinggi, pemisahan yang baik, dan alat dapat dipakai dalam waktu lama. Metode ini juga digunakan karena komposisi minyak atsiri bersifat volatil (mudah menguap) sehingga senyawa tersebut dapat dielusikan dengan gas. Sebanyak 200 gram kulit jeruk peras di destilasi selama 5 jam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode destilasi air untuk menghasilkan minyak atsiri yang kemudian dilakukan analisis menggunakan GC-MS. Hasil analisis GC-MS minyak atsiri kulit jeruk yaitu terdapat 10 peak senyawa diantaranya Alpha pinene, Beta.-Phellandrene, 1-beta-pinene, Beta-myrcene, Octanal, Limonen, Linalool, 3-Cyclohexen-1-methanol, .alpha, Decanal, dan 1,2-Benzenedicarboxylic acid. Dari 10 senyawa tersebut, senyawa limonen menjadi senyawa yang paling dominan yang terkandung dalam minyak atsiri kulit jeruk peras