Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM UPAYA MENGURANGI GEJALA DAN DAMPAK PRE MENSTRUAL SYNDROME DI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEUMAWE Elvieta -; Hafsah US; Myrna Lestar AB
Jurnal Kebidanan Khatulistiwa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Kebidanan Khatulistiwa
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jkk.v8i1.969

Abstract

Latar belakang: Premenstrual Syndrome (PMS) adalah gejala-gejala yang dialami wanita sebelum memasuki masa menstruasi. Terdapat sekitar 40% wanita usia produktif berusia 14-50 tahun mengalami PMS. Banyak faktor yang mempengaruhi upaya WUS dalam mengurangi gejala dan dampak PMS. Berdasarkan data kunjungan pasien di Puskesmas Muara Dua, jumlah pasien dengan keluhan PMS mencapai 23–48 kasus perbulan. Tujuan: Penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi wanita usia subur dalam upaya mengurangi gejala dan dampak Premenstrual Syndrome di kecamatan Muara kota Lhokseumawe. Metode: survey analitik observasional dengan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur berusia 14–45 tahun di Kecamatan Muara Dua, dengan teknik two stage cluster sampling didapatkan jumlah sampel 242 WUS. Hasil: Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya mengurangi gejala dan dampak premenstrual syndrome adalah pendidikan (p=0,047), pekerjaan (p=0,002)  dan penghasilan (p=0,0001), pengetahuan WUS (p=0,0001) dan sikap WUS (p=0,0001). Sedangkan faktor yang tidak ada hubungan bermakna dengan upaya mengurangi gejala dan dan dampak premenstrual syndrome adalah umur (p=0,598) dan status perkawinan (p=0,152). Kesimpulan : Variabel paling dominan berhubungan dengan upaya mengurangi gejala dan dampak pre menstrual syndrome adalah faktor penghasilan perbulan
PElATIHAN PIJAT OKSITOSIN BAGI PENDAMPING IBU NIFAS DI PMB SALABIAH KECAMATAN BANDASAKTI KOTA LHOKSEUMAW Hafsah Us; Aida Fitriani; Nizan Mauyah; Elvieta Elvieta
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan ASI yang hanya diberikan kepada bayi berumur selama 6 bulan, tanpa adanya tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim (Kristiyansari, 2009). Berdasarkan data Kemenkes (2018), produksi ASI berkurang pada hari-hari pertama setelah melahirkan dikarenakan kurangnya rangsangan hormone prolaktin dan hormon oksitosin, dengan upaya yang dilakukan antara lain dengan melakukan inisiasi menyusu dini, memeras ASI dan melakukan pijat oksitosin. Indonesia menargetkan angka cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif adalah 68,74 %, juga ditahun yang sama (2018) adalah Jawa Timur mendapatkan 77,51% ASI Eksklusif, dan khususnya data Dinkes Tuban (2019) mendapatkan 73,85%, yang meningkat menjadi 79,6%. Namun, pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 76,93 % bayi yang mendapat ASI eksklusif. Propinsi Sulawesi Tengah mencapai target ASI Eksklusif, <50% berbeda jauh dengan data di Kota Lhokseumawe tahun 2021 dengan jumlah bayi lahir 4.069 hanya mendapatkan ASI eksklusif 3 mendapatkan ASI eksklusif. Data survey awal adalah Pelatihan pijat oksitosin belum pernah dilakukan di PMB Salabiyah Kecamatan Banda sakti Kota Lhokseumawe yaitu para pendamping ASI dari Kader Posyandu, para suami atau keluarganya. Metode kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah dengan metode ceramah, diskusi, serta simulasi dan demonstrasi dengan media leaflet dan audio visual. Jumlah Pendamping Ibu nifas yang mengikuti pelatihan sebanyak 25 orang. Hasil kegiatan pelatihan para pendamping ibu nifas PMB Salabiyah Kecamatan Banda sakti Kota Lhokseumawe diperoleh bahwa hasil analisis pengetahuan menunjukan bahwa secara keseluruhan adanya peningkatan pengetahuan pada 25 orang peserta secara statistik terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan para pendamping ibu nifas sesudah mengikuti pelatihan pijat oksitosin. Maka disimpulkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan antara konsisten dan berkelanjutan memberikan pelatihan pada para pendamping ibu nifas (suami, keluarga atau kader) untuk dapat membantu proses perubahan perilaku ibu nifas memberikan ASI secara Eksklusif dan melaksanakan perawatan selama masa nifas.
Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Fe Pada Remaja Hafsah US; Aida Fitriani; Fatiyani Fatiyani
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v7i2.531

Abstract

Abstrak Anemia akibat kekurangan zat besi dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga berujung pada penurunan produktivitas tenaga kerja. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Fe pada remaja putri bertujuan agar memenuhi kebutuhan zat besi bagi para remaja putri yang akan menjadi ibu di masa depan. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor yang mempengaruhi konsumsi FE pada remaja. Metode penelitian menggunakan penelitian analitik dan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling berjumlah 200 remaja. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dianalisis hingga bivariat menggunakan chi square. Hasil penelitian bahwa faktor yang mempengaruhi konsumsi FE pada remaja adalah minat (0,000), pengetahuan (0,015), dukungan teman sebaya (0,000), dukungan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (0,003) dan dukungan keluarga (0,005). Kesimpulannya remaja putri dalam masa tumbuh kembangnya memerlukan vitamin dan zat besi yang memadai salah satunya dengan konsumsi tablet Fe untuk menghindari terjadi anemia. Faktor yang berhubungan terhadap konsumsi tablet Fe pada remaja adalah minat, pengetahuan, dukungan teman sebaya, dukungan UKS dan dukungan keluarga. Kata Kunci: dukungan, konsumsi Fe;Minat, pengetahuan, remaja putri
GERAKAN PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA LANCOK KECAMATAN SYAMTALIRA BAYU Aida Fitriani; Myrna Lestari; Elvieta .; Ika Friscila; Hafsah us; Lisni .; Yenni Fitri Wahyuni; Sirajus Safina; Syifa Ramadhani Hasibuan
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v2i1.448

Abstract

  Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama pada anak. Kurangnya keterlibatan petugas kesehatan dalam memberikan promosi nutrisi selama kehamilan kepada para ibu, memberikan dampak terhadap pengetahuan ibu tentang kesehatan ibu dan anak. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan penyuluhan pencegahan stunting melalui pemberdayaan masyarakat. Pengabdian ini dilaksanakan di Desa Lancok pada bulan Jul-Agustus 2022. Kegiatan ini melibatkan pihak-pihak terkait yaitu kepala desa, bidan desa, kader, mahasiswa dan masyarakat yaitu ibu dan anak balita. Tahap kegiatan mulai identifikasi, pelaksanaan penyuluhan monitoring dan evaluasi serta follow up. Hasil kuesioner menunjukkan masyarakat yang kategori pengetahuan cukup sebelum diberikan penyuluhan berjumlah 28 (62,2%) dan setelah diberikan penyuluhan menjadi 10 orang yang kategori cukup (20%). Kesimpulan masyarakat sudah mengikuti kegiatan penyuluhan pencegahan stunting dan mengalami peningkatan pengetahuan melalui pemberdayaan masyarakat yang merupakan target utama dari Gerakan Pencegahan Stunting melalui Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Lancok Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2022. Kata kunci : Pemberdayaan masyarakat, pencegahan, stunting.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP IMUNISASI CAMPAK SEMASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS BAYU Lisni Lisni; Hafsah Us; Nanda Norisa
Health Sciences Journal Vol 7, No 2 (2023): Health Science Journal
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/hsj.v7i2.2347

Abstract

Campak dan rubella merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan sangat mudah menular. Penularannya melalui saluran pernafasan melalui droplet di udara yang dikeluarkan saat penderita batuk dan bersin. Karena berbahayanya penyakit campak, maka pemerintah melakukan program imunisasi campak dan rubella. Berdasarkan data, juga ditemukan bahwa imunisasi campak, selalu menempati tingkat terbawah dibanding imunisasi lain, sejak data BPS tahun 2009 hingga 2019. Berdasarkan data per kabupaten, pada 2017, Kabupaten Aceh Utara menempati persentase imunisasi campak terendah kedua di Aceh, yaitu dengan persentase 29,03%, setelah Lhokseumawe. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat terhadap imunisasi Campak semasa pandemi covid-19 di Puskesmas Bayu. Metode penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada di Puskesmas Bayu. Populasi adalah seluruh ibu yang memiliki anak berusia lebih dari 9 bulan semasa pandemi Covid-19. Sampel penelitian terdiri dari 20 orang kelompok intervensi dan 20 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Variabel penelitian adalah umur, paritas, jarak rumah ke Puskemas, pekerjaan, pendidikan, motivasi, dukungan keluarga dan pengetahuan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel umur (p-value=0,113) tidak memiliki hubungan dengan pemberian imunisasi campak pada bayi. Adapaun variabel yang memiliki hubungan dengan pemberian campak pada bayi adalah paritas (p-value=0,047), jarak rumah ke Puskesmas (p-value=0,027), pekerjaan ibu (p-value=0,025), pendidikan ibu (p-value=0,001), motivasi (p-value=0,018), dukungan keluarga (p-value=0,000) dan pengetahun akan imunisasi (p-value=0,001). Variabel umur tidak memiliki hubungan dengan pemberian imunisasi campak pada bayi. Adapun variabel yang memiliki hubungan dengan pemberian campak pada bayi adalah paritas, jarak rumah ke Puskesmas, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, motivasi, dukungan keluarga dan pengetahun akan imunisasi.