Vika Aurely Nalurita
Pendidikan Geografi, Universitas Jember, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis dan Pemetaan Tingkat Pencemaran Air Sungai Pada Sub DAS Bedadung Tengah Kabupaten Jember Era Iswara Pangastuti; Elan Artono Nurdin; Muhammad Asyroful Mujib; Ahmad Farhan Alfani; Vika Aurely Nalurita; Diana Fatmawati
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 7 No. 2 (2022): September
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jpig.v7i2.7191

Abstract

Abstrak: Peningkatan aktivitas manusia di sekitar Sungai Sub DAS Bedadung Tengah mendorong akumulasi jumlah limbah yang berdampak pada penurunan kualitas air sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memetakan tingkat pencemaran air sungai berdasarkan konsentrasi parameter Fisika dan Kimia pada Sub DAS Bedadung Tengah. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, pengambilan sampel dilakukan pada 8 lokasi yang dibagi dalam 8 segmen di sungai utama. Pengukuran tingkat pencemaran air sungai dilakukan secara insitu untuk parameter Fisika, pengambilan sampel dilakukan untuk analisis laboratorium pada parameter Kimia. Teknik analisis data yaitu dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 PKAPPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi disemua parameter sesuai dengan kriteria baku mutu air kelas II, namun konsentrasi BOD pada lokasi 1 tidak sesuai dengan kriteria baku mutu air kelas II. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya pencemaran limbah pabrik yang langsung di buang ke sungai. Nilai beban pencemaran selalu meningkat ketika menuju hilir. Meskipun sungai masih dalam kondisi tercemar ringan namun pemerintah tetap perlu memberlakukan peraturan yang tegas terutama di daerah segmen 1 yang sudah tidak sesuai dengan kriteria baku mutu. Abstract: The increase in human activities around the Bedadung sub-watershed is encouraging the accumulation of the amount of waste which has an impact on decreasing the quality of river water. This study aims to analyze and map the level of river water pollution based on the concentration of physical and chemical parameters in the middle Bedadung watershed. The method used is descriptive with a quantitative approach, sampling was carried out at 8 locations and divided into 8 segments in the main river. Measurement of river water pollution levels is carried out in situ for physical parameters, sampling is carried out for laboratory analysis on chemical parameters. Data analysis techniques, namely the Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 82 of 2001 PKAPPA. The results showed that the concentration in all parameters was following the criteria for class II water quality standards, but the BOD concentration at location 1 did not match the criteria for class II water quality standards. This is due to the pollution of factory waste which is directly disposed of into the river. The value of the pollution load always increases when going downstream. Even though the river is still in a lightly polluted condition, the government still needs to enforce strict regulations, especially in segment 1 areas that are no longer following the quality standard criteria.
Analisis dan Pemetaan Tingkat Pencemaran Air Sungai Pada Sub DAS Bedadung Tengah Kabupaten Jember Era Iswara Pangastuti; Elan Artono Nurdin; Muhammad Asyroful Mujib; Ahmad Farhan Alfani; Vika Aurely Nalurita; Diana Fatmawati
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 7 No. 2 (2022): September
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jpig.v7i2.7191

Abstract

Abstrak: Peningkatan aktivitas manusia di sekitar Sungai Sub DAS Bedadung Tengah mendorong akumulasi jumlah limbah yang berdampak pada penurunan kualitas air sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memetakan tingkat pencemaran air sungai berdasarkan konsentrasi parameter Fisika dan Kimia pada Sub DAS Bedadung Tengah. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, pengambilan sampel dilakukan pada 8 lokasi yang dibagi dalam 8 segmen di sungai utama. Pengukuran tingkat pencemaran air sungai dilakukan secara insitu untuk parameter Fisika, pengambilan sampel dilakukan untuk analisis laboratorium pada parameter Kimia. Teknik analisis data yaitu dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 PKAPPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi disemua parameter sesuai dengan kriteria baku mutu air kelas II, namun konsentrasi BOD pada lokasi 1 tidak sesuai dengan kriteria baku mutu air kelas II. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya pencemaran limbah pabrik yang langsung di buang ke sungai. Nilai beban pencemaran selalu meningkat ketika menuju hilir. Meskipun sungai masih dalam kondisi tercemar ringan namun pemerintah tetap perlu memberlakukan peraturan yang tegas terutama di daerah segmen 1 yang sudah tidak sesuai dengan kriteria baku mutu. Abstract: The increase in human activities around the Bedadung sub-watershed is encouraging the accumulation of the amount of waste which has an impact on decreasing the quality of river water. This study aims to analyze and map the level of river water pollution based on the concentration of physical and chemical parameters in the middle Bedadung watershed. The method used is descriptive with a quantitative approach, sampling was carried out at 8 locations and divided into 8 segments in the main river. Measurement of river water pollution levels is carried out in situ for physical parameters, sampling is carried out for laboratory analysis on chemical parameters. Data analysis techniques, namely the Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 82 of 2001 PKAPPA. The results showed that the concentration in all parameters was following the criteria for class II water quality standards, but the BOD concentration at location 1 did not match the criteria for class II water quality standards. This is due to the pollution of factory waste which is directly disposed of into the river. The value of the pollution load always increases when going downstream. Even though the river is still in a lightly polluted condition, the government still needs to enforce strict regulations, especially in segment 1 areas that are no longer following the quality standard criteria.