Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS KINERJA SIMPANG APILL DAN RHK DI KOTA PALANGKA RAYA STUDI KASUS : JL. TJILIK RIWUT – JL. KAHAYAN NORVIA AYUNDA; Murniati .; Ina Elvina
NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 5 No 2 (2021): Narotama Jurnal Teknik Sipil (NOPEMBER, 2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Narotama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31090/njts.v5i2.1570

Abstract

Kota Palangka Raya merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah yang pembangunannya saat ini terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin pesatnya kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini mengakibatkan sebagian besar ruas jalan dan persimpangan yang ada mengalami penurunan tingkat pelayanan akibatnya sering terjadi penumpukan jumlah kendaraan ringan termasuk sepeda motor maupun kendaraan tidak bermotor, di persimpangan pada saat fase merah alat pemberi isyarat lampu lalu lintas (APILL). Pengaturan APPIL (Alat Pemberi Isyarat Lampu Lalu Lintas) yang baik akan membuat koordinasi di setiap kaki simpang berlangsung baik, namun sebaliknya pengaturan APILL yang tidak baik akan membuat koordinasi di setiap kaki simpang berlangsung tidak baik sehingga menimbulkan tundaan dan antrian panjang lalu lintas. Selain pengaturan APILL, untuk mengatasi penurunan kepadatan di persimpangan bersinyal, maka perlu dilakukan rekayasa lalu lintas dengan cara memberikan fasilitas Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang dan kinerja RHK yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan survey lalu lintas selama 24 jam 7 hari beruturut-turut untuk mendapatkan volume lalu lintas, setelah itu melakukan analisis menggunakan PKJI 2014 untuk mendapatkan kinerja simpang dan Balai Teknik Lalu lintas dan Lingkungan Jalan 2012 untuk mendapatkan kinerja RHK. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kinerja simpang dari Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan sudah bekerja dengan baik yaitu dengan nilai derajat kejenuhan 0,62 dan tingkat keteresiannya sebesar 8% atau kurang berhasil diterapkan karena tingkat keterisisan terhadap kapasitas <60%.