AbstractWindurojo Village in Kesesi District, Pekalongan Regency is one of the areas with the most susceptible to drought. Therefore, this study aims to assess community capacity against drought in Windurojo Village at the household level and to analyze the relationship between variables. This study used a livelihood asset approach with data collection focused on Serang Hamlet, which is the area with the worst drought. The results of the study stated that the livelihood asset with the highest scale in Serang Hamlet was human capital. The results of the crosstab analysis also show that human capital is related to other capital, but the Spearman correlation results show that the highest relationship is found in financial and physical capital. The scoring results show that the capacity of the community against drought in Serang Hamlet is mostly medium class capacity, only 5 families are of high class capacity. AbstrakDesa Windurojo di Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu daerah yang paling rawan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai kapasitas masyarakat terhadap kekeringan di Desa Windurojo pada tingkat rumah tangga dan menganalisis hubungan antar variabelnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan aset penghidupan dengan pendataan terfokus pada Dusun Serang yang merupakan daerah dengan kekeringan terparah. Hasil penelitian menyebutkan bahwa aset penghidupan dengan skala tertinggi di Dusun Serang adalah modal manusia. Hasil analisis crosstab juga menunjukkan bahwa modal manusia berhubungan dengan modal lainnya, namun hasil korelasi Spearman menunjukkan hubungan tertinggi terdapat pada modal fisik dan finansial. Hasil skoring menunjukkan bahwa daya tampung masyarakat terhadap kekeringan di Dusun Serang sebagian besar kelas menengah dan hanya 5 kepala keluarga yang kelas tinggi.