Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Construction and Material Journal

INITIAL GEOMETRIC IMPERFECTIONS AKIBAT TEKUK SINGLE CURVATURE MOMENT PADA BALOK BAJA SEDERHANA Yanuarini, Erlina; Setiawan, Yanuar; Swastika, Tri Widya
Construction and Material Journal Vol 2, No 3 (2020): CONSTRUCTION AND MATERIAL JOURNAL VOL. 2 NO. 3 NOVEMBER 2020
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTSteel beams are susceptible to initial geometric imperfections due to improper fabrication and installation processes. Consequently, long steel beams without stiffening are prone to bending due to lateral torsion. The purpose of this study is to determine the effect of variations in the initial geometric imperfections of Single Curvature-Moment (SCM) on the moment, total displacement, displacement in the X direction (U1), displacement in the Y direction (U2), and twist. This study used an RH profile with a compact wing and body. The boundary condition used is a simple beam with an initial geometric imperfection due to single moment-curvature (SCM) bending. The variations used are the initial geometric imperfections values of SCM 0 mm (without initial geometric imperfections), SR5 (with initial geometric imperfections of 5 mm), and SR10 (with initial geometric imperfections of 10 mm). Initial geometric imperfections of SCM in steel beam decreased moment capacities up to more than 2% in elastic conditions and 12% in plastic states. This SR10 beam is also a beam that has a displacement of the X-axis (U1 = -203,960 mm), a displacement of the Y-axis (U2 = -255,615 mm), and the most significant twist (28,179 °).Keywords: buckle, initial geometric imperfections, Single Curvature-MomentABSTRAKBalok baja rentan mengalami initial geometric imperfections akibat proses pabrikasi maupun pemasangan yang kurang tepat. Sementara balok baja yang panjang tanpa pengaku rentan mengalami tekuk akibat torsi lateral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dampak variasi besarnya initial geometric imperfections Single Curvature-Moment (SCM) terhadap momen, displacement total, displacement arah X (U1), displacement arah Y (U2), dan twist. Penelitian ini menggunakan profil RH dengan sayap dan badan yang kompak. Boundary condition yang digunakan adalah balok sederhana dengan initial geometric imperfections akibat tekuk single momen curvature (SCM). Variasi yang digunakan adalah besarnya nilai initial geometric imperfections SCM 0 mm (tanpa initial geometric imperfections), SR5 (dengan initial geometric imperfections 5 mm), dan SR10 (dengan initial geometric imperfections 10 mm). Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada kondisi elastis, leleh, maupun plastis, balok dengan initial geometric imperfections SCM menunjukkan penurunan kapasistas momen mengalami penurunan hingga mencapai lebih dari 2% pada kondisi elastis dan 12% pada kondisi plastis. Balok SR10 juga merupakan balok yang memiliki displacement arah sumbu X (U1=-203,960 mm), displacement arah sumbuY(U2=-255,615 mm), dan twist yang paling paling besar (28,179°).Kata kunci: tekuk, initial geometric imperfections, Single Curvature Moment
PEMBANDINGAN SIMPANGAN DAN CAPACITY RATIO PADA PEMODELAN GEDUNG DENGAN DAN TANPA INITIAL SWAY IMPERFECTION Zulia Octavia, Retno Ajeng; Swastika, Tri Widya
Construction and Material Journal Vol 2, No 2 (2020): CONSTRUCTION AND MATERIAL JOURNAL VOL. 2 NO. 2 JULI 2020
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract  Initial Sway Imperfection is one of the stability requirements for structural steel design structure, as explained in SNI 1729-2015 the specification of steel building. It was also mentioned that initial sway imperfection can be simulated by giving notional load on the structure of steel building model which is 0,002 of the gravity load on each floor. However, consultants and practitioners never apply initial sway imperfection in the calculation of stability, even though it is very important in buckling prediction, especially in column section. This research was compared drift and capacity ratio in column section, with and without initial sway imperfection using 3D model of 7 floors building. The method that we used is DAM (Direct Analysis Method). In the first model without notional load and the second model by applying notional load. The results shows that the biggest drift value in the X direction increase from 0,2 mm to 135,2 mm, and in the Y direction increase from 0,1 mm to 55,4 mm, the capacity ratio increase from 0,04% to 16,73%. The drift value with initial sway imperfection exceeds the limits allowed by SNI 1726-2012, therefore it needs to enlarge column section. At the same time, the capacity ratio with initial sway imperfection is within the limit which is less than 1.Keywords: Initial Sway Imperfection, Notional Load, Deviation, Capacity RatioAbstrakInitial Sway Imperfection adalah salah satu syarat stabilitas pada struktur, dijelaskan pada SNI 1729-2015 tentang spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural. Namun dalam pelaksanaannya, perencana maupun praktisi belum memperhitungkan adanya initial sway imperfection, padahal hal tersebut sangat penting dalam memprediksi terjadinya tekuk, terutama pada kolom yang merupakan batang tekan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan simpangan dan capacity ratio (rasio tegangan) pada penampang kolom, dengan dan tanpa adanya initial sway imperfection yang disimulasikan dengan memberikan beban notional terhadap pemodelan struktur gedung baja dimana besarnya adalah 0,002 dari beban gravitasi yang bekerja pada setiap lantai. Pemodelan menggunakan gedung 7 lantai secara 3 dimensi. Metode desain menggunaan DAM (Direct Analysis Method). Pemodelan pertama tanpa adanya beban notional dan pada pemodelan kedua sudah diaplikasikan beban notional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai simpangan terbesar terjadi pada arah x dimana mengalami kenaikan dari 0,2 mm menjadi 135,2 mm dan pada arah y terjadi kenaikan dari 0,1 mm menjadi 55,4 mm. Untuk nilai capacity ratio mengalami kenaikan yang bervariasi dari 0,04% sampai 16,73%. Nilai simpangan dengan initial sway imperfection, melebihi batas yang diijinkan oleh SNI 1726-2012 sehingga diperlukan memperbesar kapasitas penampang kolom. Sedangkan nilai capacity ratio dengan adanya initial sway imperfection masih aman karena nilai capacity ratio kurang dari 1.   Kata kunci: Initial Sway Imperfection, Beban Notional, Simpangan, Capacity  Ratio
PEMBANDINGAN DEFORMASI DAN GAYA INTERNAL DENGAN DAN TANPA INITIAL BOW IMPERFECTION PADA TOP DAN BOTTOM CHORD MENGGUNAKAN PEMODELAN ARCH TRUSS BRIDGE Swastika, Tri Widya; Putri, Taztika Audea
Construction and Material Journal Vol 1, No 1 (2019): Construction and Material Journal Vol. 1 No. 1 Maret 2019
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imperfection adalah suatu keadaan saat elemen dari suatu struktur menekuk setelah dibebani (dalam batas toleransi yang  dapat diterima) yang dapat terjadi akibat ketidak-lurusan suatu batang, adanya dimensi dan properti material yang bervariasi, residual stresses, adanya variasi boundary condition dan eksentrisitas pada sambungan. Namun sayangnya penelitian mengenai imperfection untuk memprediksi perilaku tekuk masih belum terlalu diperhatikan karena selama ini perilaku tekuk lebih kepada faktor kelangsingan padahal hal tersebut berpengaruh pada stabilitas suatu struktur. Sementara itu, arch truss bridge memerlukan analisis model yang lebih realistis terhadap struktur jembatan untuk menjaga keamanan dan kestabilan pada struktur jembatan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembandingan deformasi dan gaya-gaya dalam pada pemodelan struktur arch truss bridge sebelum dan sesudah adanya imperfection untuk mengantisipasi ketidak-lurusan batang dari pabrik dan toleransi pelaksanaan dilapangan (initial imperfection). Pemodelan struktur arch truss bridge yang direncanakan dengan panjang total 100 m, lebar 10 m dan tinggi 20 m. Initial imperfection pada pemodelan struktur arch truss bridge dibagian top dan bottom pada bagian pelengkung jembatan merupakan initial bow imperfection yang diselesaikan dengan pemodelan langsung pola tekuk/ lendutan yang mungkin terjadi dari nilai pre-camber pada peraturan DIN 18800 part 2. Berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan dapat diketahui bahwa tipe in plane parabolic down menghasilkan perbedaan terbesar antara sebelum dan sesudah initial bow imperfection, pada hasil persentase terhadap deformasi sebesar 1,97%, gaya aksial sebesar 0,78%, dan bending moment sebesar 0,69%.Kata kunci: Initial Bow Imperfection, Arch Truss Bridge, Pre-Camber, Deformasi,  Bending Moment Imperfection is a condition when the buckling occur after loaded (within acceptable tolerances) in the frame of a structure.  Imperfection can occur because of out of straightness member, variances in dimensional and material properties, residual stresses, variances in boundary condition and eccentricities at joints. Unfortunately, research about imperfection to predict buckling behaviour is still neglected. Meanwhile, an truss bridge requires a more realistic model analysis for bridge structure to maintain safety and stability. The purpose of this research is to compare the deformation and internal forces in the modeling of an arch truss bridge structure before and after initial bow imperfection to anticipate member from out of straightness from fabrication and tolerance implementation on site (initial imperfection). The model of arch truss bridge structure is planned to have a total span of length 100 meters, 20 m width, and  20 m height. Initial imperfection in modeling implemented at the top and bottom the bridge arch section is initial bow imperfection which is solved by direct modeling/ deflection that might occur from pre-camber value, stated in DIN 18800 part-2. Based on the results of the model, the in plane parabolic down type produces the biggest difference between before and after initial bow imperfection. The percentage result of displacement about 1,97%, axial force exactly 0,78%, and 0,69% of bending moment.       Keywords: Initial Bow Imperfection, Arch Truss Bridge, Pre-Camber, Deformation,  Bending Moment