Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Bioremediasi limbah cair tapioka oleh bakteri teramobilisasi pada microbial fuel cell Oktarina, Eva
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 25, No 2 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.962 KB)

Abstract

Bioremediation technique have been applied by industrial, as itself or combined with methane installation. This research aim is to explore the ability of immobilized bacteria for liquid cassava waste bioremediation on MFC. Single chamber non membrane MFC installed on laboratories scale. Variation that used in this research are MFC-immobilized Serratia (MFC 1), MFC-immobilized Pseudomonas (MFC 2), and MFC-immobilized Enterobacter (MFC 3). Waste water parameter that will be observed are pH, cyanide (CN), COD, TSS, NH3. and conductivity. Result showed that cyanide removal is 50 - 98,49%; COD removal is 23,58 - 31,28%; and NH3 removal is 40,55 - 98,01%. Voltage (mV) outputs from the MFCs are 698, 684 and 665. Immobilized Serratia, Pseudomonas and Enterobacter can be used as tapioca liquid waste water bioremediation on Microbial Fuel Cell (MFC). Keywords: Bioremediation, cassava waste water, Enterobacter, Pseudomonas, Serratia AbstrakTeknik bioremediasi telah banyak diaplikasikan oleh dunia industri, baik secara bioremediasi itu sendiri maupun dikombinasikan dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) lainnya seperti instalasi metan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri teramobilisasi dalam aplikasi bioremediasi limbah cair tapioka pada Microbial Fuel Cell (MFC). Penelitian dilakukan dengan menggunakan MFC singgle chamber yang terbuat dalam skala laboratorium. Variasi MFC yang dilakukan yaitu MFC dengan Serratia teramobilisasi (MFC 1), MFC dengan Pseudomonas teramobilisasi (MFC 2), dan MFC dengan Enterobacter teramobilisasi (MFC 3). Parameter limbah cair yang diukur adalah pH, CN, COD, PTT, NH3. dan DHL. Parameter MFC yang diukur adalah voltase dan daya. Hasil bioremediasi dari ketiga MFC adalah sianida removal yaitu 50 - 98,49%; COD removal yaitu 23,58 - 31,28%; serta NH3 removal yaitu 40,55 - 98,01%. Voltase (mV) yang dihasilkan dari MFC-1, MFC-2 dan MFC-3 adalah 698, 684 dan 665. Serratia, Pseudomonas serta Enterobacter teramobilisasi dapat diaplikasikan pada bioremediasi limbah cair tapioka pada Microbial Fuel Cell (MFC). Kata kunci: Bioremediasi, Enterobacter, Limbah cair tapioka, Pseudomonas, Serratia
PENGARUH PENAMBAHAN KITOSAN PADA JUS NENAS TERHADAP SHELF LIFE (The Effect of Chitosan Addition in Pinneapple Juice Toward Shelf Life) Husniati, Husniati; Oktarina, Eva
Jurnal Hasil Penelitian Industri Vol 25, No 1 (2012)
Publisher : Baristand Industri Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.353 KB)

Abstract

Kitosan adalah polisakarida dari deasetilasi senyawa kitin yang diperolehdari limbah cangkang udang kelompok Crustaceae. Kitosan memiliki potensi untukdijadikan sebagai bahan pengawet alami, bekerja sebagai zat anti mikroba karenamengandung enzim lisosim dan aminopolisakarida. Penelitian ini mempunyai tujuan untukmengetahui pengaruh penambahan kitosan dalam minuman jus nenas yang dianalisis darinilai cemaran bakteri sehingga fungsi dan efeknya dapat menentukan shelf life produktersebut. Kitosan yang digunakan adalah kitosan T. 345, dengan derajat deasetilasi (DD)71% dan larut dalam asam organik lemah, yang merupakan hasil penelitian dariBaristand Industri Bandar Lampung. Ada dua tahap pada penelitian ini yaitu tahappendahuluan untuk penentuan konsentrasi kitosan secara bioassay dan tahap berikutnya,yaitu aplikasi konsentrasi kitosan dalam jus nenas. Hasil uji bioassay menunjukkankonsentrasi kitosan dengan daya hambat maksimal terhadap campuran bakteri adalah0,05% b/v, dengan range 0,05-2,5% dan natrium benzoat 0,1%. Untuk aplikasi konsentrasi0,05% b/v kitosan dalam jus nenas diamati Angka Lempeng Total (ALT) pada hari ke-1, 3,5, 7, 9, dan 13. Hasil pengamatan ALT diperoleh bahwa penambahan kitosan 0,05% b/vdalam jus nenas melalui perlakuan pasteurisasi yang disimpan pada suhu ruangmemberikan nilai ALT di bawah batas ambang cemaran mikroba (merujuk pada SNI7388:2009) hingga 13 hari. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penambahan kitosanpada konsentrasi 0,05% b/v memberikan efek peningkatan shelf life pada jus nenaspasteurisasi lebih lama dari pada jus nenas tanpa pasteurisasi, jus tanpa penambahankitosan, dan jus dengan penambahan natrium benzoat 0,1% tanpa pasteurisasi.
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR TAPIOKA DI LAMPUNG (Tapioca Waste Water Treatments in Lampung) Oktarina, Eva
Jurnal Hasil Penelitian Industri Vol 28, No 1 (2015)
Publisher : Baristand Industri Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.353 KB)

Abstract

Lampung is the biggest producer cassava in Indonesia in 2010 until 2014. In 2013,Lampung produce 9.633.560 ton cassava, which mostly used as tapiocas raw material. Waste water fromtapioca industry has high organic content that can pollute environment. In fact, the organic waste can stillbe processed into other products that are more usable such as methane, nata de cassava, biosurfactant,Microbial Fuel Cell (MFC), bioethanol, and Poly Hydroxyl Alkanoat (PHA). Therefore, waste watertreatments method needed so tapioca industry can optimally worked without threatened environment. Thisarticle aim is to explore waste water treatments for tapioca industry by sustainability integrated wastewater management. So it can assist tapioca industry in environment and economic aspect. Good wastemanagement is also expected for increasing utility value and economical value of tapioca waste water.
Alga : Potensinya pada Kosmetik dan Biomekanismenya Oktarina, Eva
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.623 KB)

Abstract

Alga menghasilkan komponen seperti polisakarida, lipid, protein, pigmen, dan fenol yang diketahui memiliki berbagai potensi dalam produk kosmetik. Alga berfungsi sebagai zat tambahan pada formulasi kosmetik seperti penstabil atau pengemulsi, serta dapat berfungsi sebagai zat aktif pada kosmetik. Zat aktif alga, berfungsi pada kulit sebagai penunda penuaan, pemutih, pelembab, fotoproteksi, dan antioksidan. Tulisan ini membahas potensi alga pada produk kosmetik beserta proses mekanismenya secara biokimia, sehingga diharapkan dapat memberikan nilai tambah alga sebagai bahan tambahan dan bahan aktif untuk produk kosmetik, serta diversifikasinya sebagai medicated cosmetic bedasarkan fungsi dan proses biomekanismenya.
IMMOBILISASI BAKTERI PADA KITOSAN-ALGINAT DAN KITIN-ALGINAT Oktarina, Eva; Adrianto, Rizki; Setiawati, Ira
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.672 KB)

Abstract

Imobilisasi bakteri merupakan pelapisan bakteri dengan senyawa organik atau anorganik yang bertujuan untuk penangkapan bakteri, sehingga bakteri dapat lebih bertahan pada kondisi lingkungan yang kurang adaptif. Tulisan ini bertujuan untuk membahas imobilisasi bakteri (Serratia sp., Pseudomonas sp., dan Enterobacter sp.) pada kitosan-alginat dan kitin-alginat serta penggunaannya pada penurunan kadar sianida pada limbah cair tapioka (skala laboratorium). Pengukuran sianida dilakukan dengan spektrofotometer. Pada skala laboratorium, hasil menunjukkan keenam bakteri terimobilisasi, yaitu : Serratia 1-kitosan-alginat, Serratia 1-kitin-alginat, Serratia 2-kitosan-alginat, Serratia 1-kitin-alginat, Pseudomonas-kitosan-alginat, Pseudomonas-kitin-alginat, Enterobacter-kitosan-alginat, dan Enterobacter-kitin-alginat dapat menurunkan kadar sianida pada limbah cair tapioka.