Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pandangan Islam Terhadap Karakter Dokter Gigi Dwi Anggraini, Laelia
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islam adalah agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (habluminallah) dan mengatur hubungan manusia dengan manusia (habluminannas). Ajaran dan pemikiran Islam jelas berperan dalam bidang kesehatan, baik secara konsep, filosofi, substansi, maupun dalam tataran praktis. Dokter gigi muslim adalah seorang dokter gigi yang siap dengan akhlak, etika, dan norma yang ditetapkan sesuai Al-Quran dan Sunah Rasul, dalam pelayanannya terhadap pasien. Tindakan pelayanan medisnya sesuai dengan moral dan etik Islam. Akhlak seorangdokter gigi muslim harus menjunjung tinggi adab Rasulullah SAW yaitu: siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathanah (cerdas/pintar). Identitas seorang dokter gigi muslim sebaiknya memiliki karakter ikhlas, musyarokah (tolong-menolong), mujaddid (pembaru), amanah (dapat dipercaya dan bertanggung jawab), tasawuth (moderat), tasamuh (toleran), adalah (adil), dan tawazun (keseimbangan/ proporisonal).
Premature Loss dan Perkembangan Rahang Anggraini, Laelia Dwi; Utomo, Rinaldi Budi; Sunarno, Sunarno; Pramono, Dibyo
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.7297

Abstract

Premature loss adalah kondisi dimana gigi desidui yang sudah tanggal sebelum waktunya sementara gigi permanen pengganti belum tumbuh. Kehilangan gigi desidui yang terlalu dini akan berpengaruh pada keberhasilan erupsi gigi apabila ada pengurangan ruang pada lengkung gigi. Kondisi premature loss terkait pula dengan perkembangan rahang. Rahang adalah bagian dari struktur total kepala dan setiap rahang bisa mempunyai hubungan posisional yang bervariasi terhadap struktur lain dari kepala, variasi semacam itu bisa terjadi pada ketiga bidang yaitu sagital, vertikal, dan lateral. Setiap kondisi patologis yang mempengaruhi pertumbuhan rahang bisa menimbulkan efek besar terhadap oklusi gigi. Pertumbuhan maksila dipengaruhi oleh pertumbuhan otak, pertumbuhan tulang cranial dan nasal septal memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan maju mundur maksila. Mandibula merupakan tulang kraniofasial yang sangat mobile dan merupakan tulang yang sangat penting karena terlibat dalam fungsi-fungsi vital antara lain pengunyahan, pemeliharaan jalan udara, berbicara, dan ekspresi wajah. Gerakan pertumbuhan mandibula pada umumnya dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di maksila. Pertumbuhan prosesus alveolaris sangat aktif selama erupsi dan berperan penting selama erupsi serta terus memelihara hubungan oklusal selama pertumbuhan vertikal maksila dan mandibula. Kesimpulan dari telaah literatur ini yaitu kondisi rongga mulut karena premature loss secara langsung atau tidak langsung berpengaruh pada tumbuh kembang rahang.
Kesehatan Gigi Anak Autis Anggraini, Laelia Dwi
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v7i2.1675

Abstract

Autism is a development disturbance in children, which includes communication, interaction and behavior. Autistic children suffer more serious mouth disease because disability to brush their teeth. The main problem in handling autistic children is building a good communication and giving attention in health teeth. Good cooperation from parents, autistic child, and their dentist is a key success for the teeth care of autistic children. This paper explains about autism including its etiology, diagnosis, therapy and how to handle the mouth and teeth health of autistic children.Autis adalah gangguan perkembangan pada anak yang meliputi komunikasi, interaksi dan kebiasaan. Anak autis mempunyai gangguan kesehatan mulut yang serius, disebabkan ketidakmampuannya menyikat gigi. Masalah utama menangani anak autis adalah membangun komunikasi dan memberi perhatian pada kesehatan giginya. Kerjasama yang baik antara orang tua, anak autis dan dokter giginya adalah kunci kesuksesan perawatan gigi anak autis. Makalah ini menerangkan tentang autis meliputi etiologi, diagnosis, terapi dan bagaimana menangani kesehatan gigi dan mulut anak autis.
Premature Loss dan Perkembangan Rahang Laelia Dwi Anggraini; Rinaldi Budi Utomo; Sunarno Sunarno; Dibyo Pramono
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.7297

Abstract

Premature loss adalah kondisi dimana gigi desidui yang sudah tanggal sebelum waktunya sementara gigi permanen pengganti belum tumbuh. Kehilangan gigi desidui yang terlalu dini akan berpengaruh pada keberhasilan erupsi gigi apabila ada pengurangan ruang pada lengkung gigi. Kondisi premature loss terkait pula dengan perkembangan rahang. Rahang adalah bagian dari struktur total kepala dan setiap rahang bisa mempunyai hubungan posisional yang bervariasi terhadap struktur lain dari kepala, variasi semacam itu bisa terjadi pada ketiga bidang yaitu sagital, vertikal, dan lateral. Setiap kondisi patologis yang mempengaruhi pertumbuhan rahang bisa menimbulkan efek besar terhadap oklusi gigi. Pertumbuhan maksila dipengaruhi oleh pertumbuhan otak, pertumbuhan tulang cranial dan nasal septal memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan maju mundur maksila. Mandibula merupakan tulang kraniofasial yang sangat mobile dan merupakan tulang yang sangat penting karena terlibat dalam fungsi-fungsi vital antara lain pengunyahan, pemeliharaan jalan udara, berbicara, dan ekspresi wajah. Gerakan pertumbuhan mandibula pada umumnya dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di maksila. Pertumbuhan prosesus alveolaris sangat aktif selama erupsi dan berperan penting selama erupsi serta terus memelihara hubungan oklusal selama pertumbuhan vertikal maksila dan mandibula. Kesimpulan dari telaah literatur ini yaitu kondisi rongga mulut karena premature loss secara langsung atau tidak langsung berpengaruh pada tumbuh kembang rahang.
Kesehatan Gigi Anak Autis Laelia Dwi Anggraini
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v7i2.1675

Abstract

Autism is a development disturbance in children, which includes communication, interaction and behavior. Autistic children suffer more serious mouth disease because disability to brush their teeth. The main problem in handling autistic children is building a good communication and giving attention in health teeth. Good cooperation from parents, autistic child, and their dentist is a key success for the teeth care of autistic children. This paper explains about autism including its etiology, diagnosis, therapy and how to handle the mouth and teeth health of autistic children.Autis adalah gangguan perkembangan pada anak yang meliputi komunikasi, interaksi dan kebiasaan. Anak autis mempunyai gangguan kesehatan mulut yang serius, disebabkan ketidakmampuannya menyikat gigi. Masalah utama menangani anak autis adalah membangun komunikasi dan memberi perhatian pada kesehatan giginya. Kerjasama yang baik antara orang tua, anak autis dan dokter giginya adalah kunci kesuksesan perawatan gigi anak autis. Makalah ini menerangkan tentang autis meliputi etiologi, diagnosis, terapi dan bagaimana menangani kesehatan gigi dan mulut anak autis.
Space maintainer ‘Y model’ as a preventive orthodontic treatment for paediatric patients: a case report Laelia Dwi Anggraini; S. Sunarno; Rinaldi Budi Utomo; Dibyo Pramono
Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) Vol. 54 No. 2 (2021): June 2021
Publisher : Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga https://fkg.unair.ac.id/en

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/j.djmkg.v54.i2.p102-107

Abstract

Background: Caries is one of the most common oral diseases that occur among children. Caries and dental trauma in children may cause early tooth loss, also known as premature loss, and result in occlusion abnormalities caused by the dental arch narrowing. A space maintainer is a preventive orthodontic appliance designed to maintain a narrow arch to prevent premature loss. Purpose: This study aims to describe the treatment of a case of space management in a patient with premature loss by using the space maintainer ‘Y model’. Case: An eight-year-old boy was accompanied by his mother, complaining that the lower posterior right tooth had been extracted. The mother was worried that the new tooth would have an overlapping growth. Case Management: The diagnosis was mandibular primary molar loss. The study cast was analysed based on Moyers 2.62 cm, Huckaba 2.24 mm, and curve determination 2.40 mm. The mandibular removable space maintainer treatment was performed on the patient and was followed by nine control visits every week. The outcome was a successful treatment from the use of the space maintainer ‘Y model’. Conclusion: The space maintainer treatment with the Y model in the paediatric patient showed a good result, evidenced by the tube opening of 1.2 mm, showing that the appliance followed lateral jaw growth.
SEKOLAH TK DAN PAUD PEDULI KESEHATAN GIGI Laelia Dwi Anggraini; Pipiet Okti K; Likky Tiara Alphianti
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 2. Kemitraan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.479 KB) | DOI: 10.18196/ppm.32.177

Abstract

Menurut WHO, lebih dari 50 juta jam sekolah per tahun hilang sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sakit gigi pada anak. Surkesnas melaporkan 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi (rata-rata per tahun 3,86%). Anggraini melaporkan anak free karies pada salah satu SD favorit di Yogyakarta adalah 10%. Konsep program ini bertujuan untuk memberi materi kesehatan gigi pada guru TK dan PAUD serta mengajak mereka peduli akan kesehatan gigi murid-muridnya. Metode yang digunakan adalah pemberian materi dengan penyuluhan dan setelahnya mengisi kuesioner. Kuesioner meliputi pengertian kesehatan gigi, asal mereka mendapatkan informasi kesehatan gigi, pengetahuan menggosok gigi, konsep gosok gigi, dan konsep pertolongan pertama saat murid sakit gigi. Implikasi program ini adalah masyarakat sekolah TK/PAUD diajak berpikir, bersikap, dan bertindak untuk membangun dan mengembangkan diri melalui kepedulian terhadap kesehatan gigi Data kuesioner menunjukkan 100% guru TK/PAUD setuju bahwa pengetahuan kesehatan gigi adalah hal penting. Menggosok gigi penting untuk anak TK/PAUD (97,7%). Menggosok gigi sebaiknya dilakukan tiga kali sehari (84,10%). Guru tahu cara menggosok gigi yang baik dan benar (84,10%). Besaran jumlah pasta gigi yang diletakkan pada sikat gigi anak adalah sebesar biji kacang polong (54,50%). Waktu menyikat gigi anak 1-2 menit (65,9%). Sebanyak 50,00% menyatakan anak perlu minum obat jika sakit gigi. Jika anak bengkak giginya, anak segera minum obat, kumur garam, dan periksa ke dokter gigi (68,20%). Kesimpulannya adalah pengetahuan tentang kesehatan gigi perlu ditingkatkan pada kalangan pendidik guru TK dan PAUD (belum 100% jawaban benar dari data kuesioner) dan perlu ada kesadaran pentingnya kepedulian sekolah dalam masalah kesehatan gigi dan mulut (97,60% - 100% responden setuju terkait pelatihan virtual dan penambahan pengetahuan tentang kesehatan gigi anak).
PENYULUHAN ORANG TUA ANAK TK DAN PAUD Laelia Dwi Anggraini; Tita Ratya Utari; Ani Setyawati; Yusrini Yusrini; Dian Yosi Arinawati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 2. Kemitraan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.527 KB) | DOI: 10.18196/ppm.32.203

Abstract

Riskesdas menyatakan prevalensi nasional masalah kesehatan gigi dan mulut adalah 23,5%. Prevalensi menggosok gigi tiap hari pada penduduk umur 10 tahun ke atas sebesar 91,1%. Anggraini melaporkan kasus anak dengan free karies di salah satu SD favorit di Yogyakarta sebesar 10%. Pendidikan kesehatan akan meningkatkan pengetahuan, tetapi tidak akan mengakibatkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku membutuhkan lingkungan yang mendukung dan keterampilan. Mengingat beberapa hal di atas, perlunya pelaksanaan program penyuluhan orang tua anak TK dan PAUD yang peduli kesehatan gigi. Konsep program ini adalah pemberian materi kesehatan gigi pada orang tua TK dan PAUD serta mengajak mereka peduli akan kesehatan gigi putra-putrinya. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa pengertian kesehatan gigi dan rongga mulut, menurut mereka, adalah hal penting dan merupakan tanggung jawab bersama. Mereka mendapatkan informasi dari berbagai media. Menggosok gigi adalah hal yang penting. Tidak semua orang memahami konsep gosok gigi. Konsep pertolongan pertama saat murid sakit gigi juga belum dipahami oleh semua orang tua. Sasaran program ini adalah orang tua anak TK/PAUD yang diajak berpikir, bersikap, dan bertindak untuk membangun dan mengembangkan diri melalui kepedulian terhadap kesehatan gigi. Institusi secara langsung mengembangkan dan menerapkan teori dan pengetahuan untuk pembangunan kesehatan masyarakat sekolah TK/PAUD. Kesimpulannya adalah pengetahuan tentang kesehatan gigi perlu ditingkatkan pada kalangan orang tua anak TK dan PAUD. Hal ini terbukti belum 100% jawaban benar dari data kuesioner. Kesadaran pentingnya kepedulian sekolah dalam masalah kesehatan gigi dan mulut dibuktikan dengan 97,60% - 100% responden setuju diberikan penambahan pengetahuan tentang kesehatan gigi anak.
PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR Laelia Dwi Anggraini; Ika Andriani
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.397 KB) | DOI: 10.18196/ppm.43.686

Abstract

Sekolah Dasar Muhammadiyah Sapen, sebagai salah satu pengguna Dana Sehat Muhammadiyah, mengadakan kegiatan penyuluhan/edukasi kesehatan gigi secara daring pada saat pandemi. Menurut WHO lebih dari 50 juta jam sekolah pertahun hilang sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sakit gigi pada anak. Sebanyak 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi (rata-rata pertahun 3,86%). Siswa SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta yang mengalami bebas karies hanya 10%. Mengingat beberapa hal di atas, maka DSM dan sekolah menganggap perlu dilaksanakannya program penyuluhan terkait kesehatan gigi. Konsep program ini adalah pemberian materi kesehatan gigi pada murid SD kelas 3 sampai 5, serta mengajak mereka peduli akan kesehatan gigi murid-muridnya. Sasaran program ini adalah masyarakat sekolah ialah siswa klas 3-5, yang diajak berpikir, bersikap dan bertindak untuk membangun dan mengembangkan diri melalui kepedulian terhadap kesehatan gigi. Tujuan program adalah membentuk kader kesehatan gigi anak sekolah dasar. Metodenya dengan mengadakan penyuluhan daring dan diikuti pengisian kuesioner online. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa pengetahuan kesehatan gigi dan rongga mulut adalah hal penting 100%, cara menggosok gigi yang benar 84,1%, lama gosok gigi yang benar 65,9%, serta 97,6% responden percaya pentingnya penyuluhan dan keinginan penyuluhan lanjutan.
EVALUASI DENTAL SCOUTING KADER PRAMUKA DIY PEDULI KESEHATAN GIGI Laelia Dwi Anggraini
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1017.878 KB) | DOI: 10.18196/ppm.43.687

Abstract

Latar Balakang. Riskesdas menyatakan prevalensi nasional masalah kesehatan gigi dan mulut 51,40%. Pendidikan kesehatan akan meningkatkan pengetahuan. Perubahan perilaku membutuhkan lingkungan yang mendukung dan keterampilan. Mengingat beberapa hal di atas, perlunya pendidikan untuk kader pramuka se-Daerah Istimewa Yogyakarta terkait kesehatan gigi. Tujuan program ini adalah pemberian materi kesehatan gigi pada kader pramuka serta mengajak mereka peduli akan kesehatan gigi dan mampu menjadi edukator (penyuluh) untuk masyarakat di lingkungannya. Metode berupa pemberian materi oleh lima narasumber, pre tes dan post tes. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa pengertian kesehatan gigi dan rongga mulut adalah hal penting dan merupakan tanggung jawab bersama, kader mendapatkan dari informasi berbagai media, menggosok gigi adalah hal yang penting, konsep gosok gigi tidak semua memahami, konsep pertolongan pertama saat seseorang sakit gigi juga belum difahami oleh semua kader pramuka. Pelatihan diakui meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta 100% peserta setuju dengan follow up latihan rutin, review, update materi serta pemberian materi lanjutan secara online selama pandemi. Implikasi adalah secara langsung mengembangkan dan menerapkan teori dan pengetahuan serta ketrampilan praktis untuk pembangunan kesehatan masyarakat pramuka. Simpulan pengabdian masyarakat adalah kegiatan pelatihan Dental Scouting kader pramuka DIY peduli kesehatan gigi adalah hal penting dan perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan yang lebih rutin.