Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Prevalensi Serkaria Schistosoma japonicum pada Keong Oncomelania hupensis lindoensis, Kepadatan Keong, dan Daerah Fokus, di Daerah Endemis, Indonesia Hayani Anastasia; Junus Widjaja; Samarang Samarang; Yuyun Srikandi; Risti Risti; Ade Kurniawan
Jurnal Vektor Penyakit Vol 16 No 1 (2022): Edisi Juni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v16i1.6015

Abstract

ABSTRACT Schistosomiasis in Indonesia is caused by the trematode worm S. japonicum, with the snail Oncomelania hupensis lindoensis as the intermediate host. To eliminate schistosomiasis by 2020, cross-sectoral schistosomiasis control is carried out, including implementing environmental management based on the results of mapping the focus areas. This study aimed to determine whether there was a decrease in foci and infection rates in snails with comprehensive cross-sectoral schistosomiasis control activities in the pilot village. This study used a cross-sectional design conducted in six schistosomiasis endemic areas. The results showed that snail density, infection rate, and the number of focus areas decreased after the inter-sectoral intervention. The prevalence of schistosomiasis in snails varied; in some focus areas, the prevalence of schistosomiasis in snails decreased after the intervention, but in some focus areas, the prevalence of snails did not decrease. ABSTRAK Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda jenis S. japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis. Eliminasi schistosomiasis pada tahun 2020 pengendalian schistosomiasis dilakukan oleh lintas sektor termasuk didalamnya pelaksanaan manajemen lingkungan yang dilakukan berdasarkan hasil pemetaan daerah fokus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada penurunan jumlah fokus dan infection rate pada keong dengan adanya kegiatan pengendalian schistosomiasis secara komprehensif oleh lintas sektor di desa percontohan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan di enam daerah endemis schistosomiasis. Hasil menunjukkan kepadatan keong, infection rate, dan jumlah daerah fokus menurun setelah dilakukan intervensi oleh lintas sektor. Prevalensi schistosomiasis pada keong bervariasi, sebagian daerah fokus prevalensi schistosomiasis pada keong berkurang setelah dilakukan intervensi, namun pada beberapa daerah fokus prevalensi pada keong tidak mengalami penurunan.