Diyah Herowati
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

SINERGI LINTAS SEKTOR DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI KABUPATEN NGANJUK, JAWA TIMUR Ali Imron; Cleonara Yanuar Dini; Satwika Arya Pratama; Udin Kurniawan Aziz; Siti Mudiyah; Diyah Herowati; Fonny Indri Hartanti
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.239-243

Abstract

Stunting merupakan salah satu masalah pembangunan kesehatan di Indonesia. Survei Status Gizi Indonesia (2021) mencatat, prevalensi stunting di Kabupaten Nganjuk mencapai 25,3%. Penanganan stunting harus melibatkan komitmen bersama dan peran lintas sektor. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peran sosial lintas sektoral dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini menggunakan konsep collaborative governance Ansell & Gash sebagai pisau bedah analisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui teknik wawancara model focus group discussion kepada aparat desa, bidan dan penyuluh KB. Penelitian ini mengungkapkan bahwa peran sosial antar aktor dalam konteks tata kelola kolaboratif cukup efektif dalam mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Nganjuk. Pemerintah desa berperan dalam merumuskan kebijakan penganggaran melalui alokasi dana desa untuk mendukung program tersebut. Bidan dan penyuluh KB bekerja sama merumuskan program yang efektif untuk disampaikan pada musyawarah perencanaan pembangunan desa. Pendampingan terhadap keluarga stunting dan berisiko stunting terus dilakukan melalui peran serta aktif bidan dan Tim Pendamping Keluarga. Kendala yang dialami pelaku sinergi lintas sektor dalam percepatan penurunan stunting adalah konstruksi pengetahuan dan perilaku orangtua tentang pola asuh anak yang masih lemah. Oleh karena itu, dalam memperkuat implementasi tata kelola kolaboratif dalam percepatan pengurangan stunting, diperlukan persamaan persepsi dan motivasi bersama yang kuat diantara para aktor sosial yang terlibat. Selanjutnya capacity for joint action, dimana setiap aktor terlibat dalam kegiatan kerjasama untuk meningkatkan kapasitas diri dan inklusivitas peran untuk mencapai tujuan bersama.