Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Skills Training for Students with Special Needs Using Skills Worksheets And Snack Processing Videos Siti Sulandjari; Rahayu Dewi; Satwika Arya Pratama
JURNAL PENDIDIKAN DAN KELUARGA Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Pendidikan dan Keluarga
Publisher : Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jpk/vol14-iss1/988

Abstract

Children with special needs have several characteristics including difficulty communicating, learning difficulties, not easy to follow orders, emotional, difficult to write or read, behave according to habits, like to imitate, high sensitivity, and introvert. Children with special needs need more attention. The Lentera Fajar Indonesia Community Learning Activity Center (PKBM) is an institution that accommodates children with special needs aimed at providing assistance, guidance, and independence from an early age. This activity aims to determine whether snack processing education using Skill Worksheets (LKK) and Video can be used as a means to stimulate and train the skills of students with special needs. The method used in this activity is a demonstration method using media in the form of worksheets and video snack processing. . The results obtained from the activity are: 1) snack processing education using LKK and video tutorials followed by demonstrations at each processing stage and followed directly by students causing students' interest and enthusiasm to take part in each processing stage, 2) student learning resistance increases up to 40%, namely from 90 minutes to 150 minutes without leaving the study area, 3) students need assistance from accompanying teachers in understanding the contents of skill worksheets, 4) the use of Skills Worksheets and videos to train motor skills was responded positively by accompanying teachers with suggestions for increasing the volume of the voice. adjust to the child's condition.
Penurunan Prevalensi Stunting Di Desa Sudimoroharjo Kabu-paten Nganjuk Sebagai Luaran Program Pendampingan Intensif Lintas Sektor Kepada Ibu Dengan Baduta Stunting Cleonara Yanuar Dini; Farida Farah Zakiya; Dwi Apriliani; Aisyaturida Amelia; Larastiti Windatari; Cindy Gita Chayani; M. Thoriq Aqilalhasib; Decca Pinky Nugroho; Shannon Ellya Marolop; David Aditya; Maulana Suryananda R; Dwi Anindya A; Azalia Putri Salsabila; Reza Dwi Ramadhan; Alfiyah Nahdah Kamilah; Arma Andi Kusuma; Choirul Anna Nur Afifah; Amalia Ruhana; Satwika Arya Pratama; Galuh Impala Bidari; Ali Imron
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.221-229

Abstract

Berdasarkan hasil SSGI (2021), prevalensi stunting di Kabupaten Nganjuk yaitu 25,3%. Salah satu desa yang ditetapkan sebagai lokus stunting adalah Sudimoroharjo dengan prevalensi sebesar 13,5%. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan focus group discussion secara langsung kepada ibu bayi dan balita stunting. Sebanyak 52 kader, 3 bidan dan 15 mahasiswa dari universitas negeri surabaya (unesa) berpartisipasi dalam program dan dibagi ke dalam 8 kelompok di setiap rukun tetangga (RT) selama 3 bulan. Sebelum dilakukan pendampingan, ibu bayi dan balita kurang berusaha untuk memberikan makan kepada anak baik dari segi frekuensi maupun komposisi. Program pendampingan yang dilakukan terdiri dari: penyuluhan mengenai isi piringku dengan prinsip beragam, bergizi, seimbang dan aman di setiap posyandu setiap hari, pendampingan stunting dari rumah ke rumah, melakukan layanan konsultasi gizi setiap hari di puskesmas pembantu (pustu). Selain itu juga diberikan makanan tambahan berupa susu 1x/minggu dan biskuit bagi bayi dan balita dengan gizi buruk dan stunting sekali dalam satu bulan. Monitoring dilakukan dengan meminta ibu dan anak untuk datang setiap satu atau dua minggu sekali ke pustu setelah PMT habis untuk melakukan pengecekan status gizi anak. Selanjutnya kader, bidan dan mahasiswa mengunjungi rumah ibu dengan anak stunting dalam 1 kali sebulan untuk menanyakan apakah pmt yang diberikan dikonsumsi habis atau tidak. Setelah diberikan pendampingan secara langsung ibu dapat memahami bagaimana menerapkan B2SA baik dari segi jumlah, jenis lauk serta frekuensi makan anak. Ibu juga memberikan pmt kepada anak sampai habis, sehingga prevalensi stunting turun menjadi 9,21%.
SINERGI LINTAS SEKTOR DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI KABUPATEN NGANJUK, JAWA TIMUR Ali Imron; Cleonara Yanuar Dini; Satwika Arya Pratama; Udin Kurniawan Aziz; Siti Mudiyah; Diyah Herowati; Fonny Indri Hartanti
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.239-243

Abstract

Stunting merupakan salah satu masalah pembangunan kesehatan di Indonesia. Survei Status Gizi Indonesia (2021) mencatat, prevalensi stunting di Kabupaten Nganjuk mencapai 25,3%. Penanganan stunting harus melibatkan komitmen bersama dan peran lintas sektor. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peran sosial lintas sektoral dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini menggunakan konsep collaborative governance Ansell & Gash sebagai pisau bedah analisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui teknik wawancara model focus group discussion kepada aparat desa, bidan dan penyuluh KB. Penelitian ini mengungkapkan bahwa peran sosial antar aktor dalam konteks tata kelola kolaboratif cukup efektif dalam mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Nganjuk. Pemerintah desa berperan dalam merumuskan kebijakan penganggaran melalui alokasi dana desa untuk mendukung program tersebut. Bidan dan penyuluh KB bekerja sama merumuskan program yang efektif untuk disampaikan pada musyawarah perencanaan pembangunan desa. Pendampingan terhadap keluarga stunting dan berisiko stunting terus dilakukan melalui peran serta aktif bidan dan Tim Pendamping Keluarga. Kendala yang dialami pelaku sinergi lintas sektor dalam percepatan penurunan stunting adalah konstruksi pengetahuan dan perilaku orangtua tentang pola asuh anak yang masih lemah. Oleh karena itu, dalam memperkuat implementasi tata kelola kolaboratif dalam percepatan pengurangan stunting, diperlukan persamaan persepsi dan motivasi bersama yang kuat diantara para aktor sosial yang terlibat. Selanjutnya capacity for joint action, dimana setiap aktor terlibat dalam kegiatan kerjasama untuk meningkatkan kapasitas diri dan inklusivitas peran untuk mencapai tujuan bersama.
Perbedaan Pola Konsumsi Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Siswa SMAIT Al Uswah Surabaya Yang Tinggal di Asrama dan Non Asrama Zafira Ananda Neda; Veni Indrawati; Rita Ismawati; Satwika Arya Pratama
Sehat Rakyat: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/sehatrakyat.v2i3.1776

Abstract

Adolescence is a period of nutritional vulnerability caused by changes in lifestyle, eating habits, and physical activity. This study aims to determine the differences in consumption patterns, nutrient intake and nutritional status of SMAIT Al Uswah Surabaya students who live in dormitories and non-dormitories. This study applied a cross sectional research design involving 80 respondents, including 40 dormitory students and 40 non-dormitory students. Samples were selected using purposive sampling technique with statistical analysis of Mann Whitney test. Consumption patterns were measured through interviews using the food frequency questionare (FFQ), nutrient intake was measured through interviews using the 3x24 hours food recall questionnaire, and nutritional status measured through direct measurement of body weight and height. The results showed 1) There were differences in consumption patterns in staple food groups, animal side dishes, and fruits; while there were no differences in consumption patterns in vegetable side dishes and vegetables between dormitory and non-dormitory students of SMAIT Al uswah Surabaya. 2) There are differences in the intake of nutrients in the energy, protein, carbohydrate, vitamin A, vitamin C, iron, and zinc groups between boarding and non-dormitory students of SMAIT Al uswah Surabaya; while there are no differences in the intake of nutrients in the fat, vitamin B9, and calcium groups between boarding and non-dormitory students of SMAIT Al uswah Surabaya. 3) There are differences in the nutritional status of boarding and non-dorming students at SMAIT Al uswah Surabaya. The conclusion of this study is that there are differences in consumption patterns, nutrient intake, and nutritional status of SMAIT Al Uswah Surabaya students between those who live in dormitories and non-dormitories.
Asupan karbohidrat, serat, dan vitamin D dengan kadar glukosa darah pada pasien rawat inap diabetes mellitus Farida Farah Zakiyah; Veni Indrawati; Siti Sulandjari; Satwika Arya Pratama
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 20, No 1 (2023): Juli
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijcn.83275

Abstract

The relationship between the blood glucose levels of diabetes mellitus patients and intake of carbohydrates, fiber, and vitamin DBackground: Diabetes Mellitus (DM) is a non-communicable disease with a combination of symptoms that appear in a person due to an increase in blood glucose levels (hyperglycemia) above average values. Good intake by following the guidelines for persons with diabetes, a nutritious diet that contains carbs, fiber, and vitamin D can help keep blood glucose levels within acceptable ranges. Objective: This study aims to the relationship between the blood glucose levels of patients at RSI Siti Hajar Sidoarjo and their intake of carbohydrates, fiber, and vitamin D. Methods: The method in this study was a quantitative study with a cross-sectional approach, the population in this study were DM patients who were hospitalized at RSI Siti Hajar Sidoarjo. The number of samples was estimated using the cross-sectional sample size calculation and the purposive sampling technique with 60 respondents. The patient's intake was measured using a 3x24 hour food recall questionnaire. Data were analyzed using the Chi-Square test. Results: The result showed that there was a relationship between carbohydrate intake and blood glucose levels (p=0.000) and fiber intake and blood glucose levels (p=0.003), but there was no significant relationship between vitamin D intake and blood glucose levels (p=1.00). Conclusion: Carbohydrate and fiber intake significantly correlated with the patient's blood glucose levels but not vitamin D intake.
Hubungan Asupan Zat Besi dan Kadar Hemoglobin dengan VO2max Atlet Basket dan Voli Wanita Unesa Wafa Nugrian Pasa; Asrul Bahar; Noor Rohmah Mayasari; Cleonara Yanuar Dini; Satwika Arya Pratama; Endang Sri Wahjuni
Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas Vol 5, No 1 (2024): May
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jgkp.v5i1.25002

Abstract

Penyerapan zat besi dan kadar hemoglobin merupakan salah satu hal yang dapat menunjang VO2max atlet karena memiliki mekanisme untuk mengaktifkan oksigen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan zat besi dengan kadar hemoglobin dan VO2max pada atlet basket & voli wanita Unesa. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, analitik, dan deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Responden penelitian ini adalah atlet basket dan voli wanita Unesa berjumlah 38 atlet yang dipilih dengan metode total sampling dan rumus Slovin. Pengumpulan data asupan zat besi dilakukan dengan wawancara menggunakan formulir SQ-FFQ, pengukuran kadar hemoglobin menggunakan alat HB digital dan pengukuran nilai VO2max menggunakan metode MFT. Pada variabel asupan zat besi, 92,1% responden memiliki asupan zat besi dengan kategori kurang dan 7,9% yang memiliki asupan zat besi dengan kategori baik. Pada variabel kadar hemoglobin, 68,4% responden memiliki kadar hemoglobin dengan kategori baik, 28,9% memiliki kadar hemoglobin dengan kategori lebih, dan 2,6% memiliki kadar hemoglobin dengan kategori kurang. Dan pada variabel tingkat VO2max, 81,6% responden memiliki tingkat VO2max dengan kategori kurang, 5,3% memiliki tingkat VO2max dengan kategori cukup, dan 13,2% memiliki tingkat VO2max dengan kategori baik. Analisis statistik dengan uji korelasi gamma menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan kadar VO2max dengan p-value = 0,556 (p>α0,05), tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin dengan p-value = 0,811 (p>α0,05), namun terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan kadar VO2max dengan nilai p-value = 0,037 (p<α0,05). Terdapat korelasi positif yang menunjukkan bahwa semain tinggi kadar hemoglobin maka semakin tinggi juga tingkat VO2max.