Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Asupan Vitamin C dan E Tidak Mempengaruhi Kadar Gula Darah Puasa Pasien DM Tipe 2 Dini, Cleonara Yanuar; Sabila, Maulida; Habibie, Intan Yusuf; Nugroho, Fajar Ari
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.19 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2017.004.02.1

Abstract

Abstrak Prevalensi diabetes melitus di Jawa Timur menempati urutan ke-5 teratas Indonesia. Diabetes melitus terjadi akibat resistensi insulin sehingga kadar gula darah tinggi. Kontrol glukosa darah pada pasien diabetes mellitus dapat dipengaruhi oleh asupan vitamin C dan E dengan menghambat stres oksidatif. Banyak penelitian melihat efek pemberian suplementasi kedua vitamin tersebut namun penelitian mengenai asupan makan harian sumber vitamin C dan vitamin E terhadap kadar glukosa darah puasa di Indonesia belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan asupan vitamin C dan E terhadap kadar gula darah puasa pasien rawat jalan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Dinoyo dan Janti Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jumlah responden 31 orang yang diambil secara purposive sampling. Data asupan vitamin C dan E selama 3 bulan terakhir dicatat menggunakan form SQ-FFQ. Nilai median asupan vitamin C dan vitamin E seluruh responden berturut-turut adalah 95,1 mg dan 5,3 mg. Median kadar glukosa darah puasa seluruh responden adalah 191 mg/dL. Uji analisa hubungan vitamin C dan E dengan kadar gula darah menggunakan uji Pearson (CI 95%) menunjukkan nilai hubungan asupan vitamin C dan E terhadap kadar gula darah berturut-turut p = 0.697 dan p = 0.215. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan vitamin C dan vitamin E terhadap kadar gula darah pasien rawat jalan DM tipe 2 di Puskesmas Dinoyo dan Janti Kota Malang.Kata kunci: Diabetes Melitus Tipe 2; Gula Darah Puasa; Asupan Vitamin C; Asupan Vitamin E AbstractThe prevalence of diabetes mellitus in East Java is ranked 5th in Indonesia. Diabetes mellitus occurs due to insulin resistance that results in high blood glucose level. Blood glucose control in diabetes mellitus patients can be affected by vitamin C and E intake through inhibiting oxidative stress. Many research have studied the effects of both vitamins supplementation but research on daily intake of vitamin C and vitamin E sources on fasting blood glucose level in Indonesia have not been widely conducted. This research aims to determine the effect of vitamin C and E intake on fasting blood sugar level of diabetes mellitus type 2 patients in Dinoyo and Janti Health Center Malang. This research was cross sectional research with 31 respondents taken by purposive sampling. Data on vitamin C and E intake during the last 3 months were documented using SQ-FFQ form. The mean values of vitamin C and vitamin E intake of all respondents were 95.1 mg and 5.3 mg, respectively. The mean fasting blood glucose level of all respondents was 191 mg/dL. Test analysis of vitamin C and E relationship with blood sugar level using Pearson test (95% CI) showed the value of vitamin C and E intake relation to blood sugar level were p = 0.697 and p = 0.215, respectively. It is concluded that there is no correlation between intake of vitamin C and vitamin E on blood glucose level of DM type 2 patient in Dinoyo and Janti Health Center Malang.Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus; Fasting Blood Glucose; Vitamin C intake; Vitamin E intake
Sisa Makanan Pasien Rawat Inap: Analisis Kualitatif Tanuwijaya, Laksmi Karunia; Sembiring, Lydia Gresari; Dini, Cleonara Yanuar; Arfiani, Eva Putri; Wani, Yudi Arimba
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.379 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6

Abstract

Penyelenggaran makanan di rumah sakit merupakan sistem pendukung dalam mempercepat kesembuhan pasien dari penyakit.  Sisa makanan pasien mencerminkan  rendahnya daya terima pasien terhadap makanan yang dapat meningkatkan risiko malnutrisi. Penting untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap adanya sisa makanan pada piring pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis secara kualitatif mengenai faktor yang memengaruhi pasien rawat inap menyisakan makanan di rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang. Desain penelitian adalah studi kualitatif  menggunakan wawancara mendalam kepada pasien, yang memiliki sisa makanan > 25% melalui observasi langsung sisa makanan dengan pendekatan Comstock pada 6 pasien yang berusia 18-35 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sisa makanan pasien dalam 3 kali waktu makan adalah 57%. Faktor yang dominan mempengaruhi pasien menyisakan makanan  meliputi faktor internal (kondisi klinis, kebiasaan makan, jenis kelamin), faktor eksternal  (rasa makanan, suhu makanan, tekstur, warna makanan, porsi dan variasi bahan makanan), faktor lingkungan (makanan luar rumah sakit). Faktor internal, faktor eksternal, dan faktor lingkungan secara langsung mempengaruhi persepsi pasien terhadap makanan rumah sakit sehingga mendorong pasien untuk menyisakan makanan rumah sakit.  Kata kunci: sisa makanan; kualitatif; rumah sakitAbstract Food service management in a hospital is a support system in accelerating the patient’s recovery from illness. Plate waste of the patient reflects low acceptance of a patient to food that may increase malnutrition risk. It is important to identify the factors that affect the occurrence of plate waste on patient food. This study aimed to explore and to analyze qualitatively about the factors that affect inpatients’ plate waste in Universitas Muhammadiyah Malang hospital. This study was a qualitative study using in-depth interviews to patients who had >25% plate waste through food waste direct observation using Comstock approach in 6 patients aged 18-35 years. The results show that the average patient's plate waste in 3 meal times was 57%. The dominant factors affecting the patient plate waste include internal factors (clinical conditions, eating habits, gender), external factors (food taste, food temperature, texture, food color, portion, and variety of foodstuffs), and environmental factors (food from outside). Internal factors, external factors, and environmental factors directly influence the patient's perception of hospital food, stimulating patients to plate waste.Keywords: plate waste; qualitative; hospital
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2: The Relationship of The Body Mass Index With Fast Blood Sugar Levels In Patients of Diabetes Mellitus Type 2 Sevia Dwi Suryanti; Anggi Tunjung Raras; Cleonara Yanuar Dini; Adhe Hariani Ciptaningsih
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 2 (2019): October
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v13i2.46

Abstract

Status gizi lebih dapat menyebabkan resistensi insulin yang menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan berpengaruh buruk pada jaringan serta dapat menimbulkan komplikasi. Kadar gula darah dapat diukur, salah satunya menggunakan Gula Darah Puasa (GDP). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara indeks masa tubuh dengan kadar gula darah puasa pada pasien diebetes melitus tipe 2 di Poli Gizi RSUD Dr Saiful Anwar Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes melitus tipe 2 di Poli Gizi RSUD Dr Saiful Anwar. Teknik sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan ekslusi, n = 30. Hasil penelitian menunjukkan kadar GDP normal 30%, kadar GDP tinggi 70%. Status gizi underweight 3,3%, normal 30%, overweight 23,3%, obesitas 1 30%, obesitas 2 13,3%. Berdasarkan uji Spearman didapatkan hasil p value = 0,751 (p>0,05). Tidak ada hubungan antara indeks masa tubuh dengan kadar gula darah puasa pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2: The Relationship of The Body Mass Index With Fast Blood Sugar Levels In Patients of Diabetes Mellitus Type 2 Sevia Dwi Suryanti; Anggi Tunjung Raras; Cleonara Yanuar Dini; Adhe Hariani Ciptaningsih
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 2 (2019): October
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v13i2.46

Abstract

Status gizi lebih dapat menyebabkan resistensi insulin yang menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan berpengaruh buruk pada jaringan serta dapat menimbulkan komplikasi. Kadar gula darah dapat diukur, salah satunya menggunakan Gula Darah Puasa (GDP). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara indeks masa tubuh dengan kadar gula darah puasa pada pasien diebetes melitus tipe 2 di Poli Gizi RSUD Dr Saiful Anwar Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes melitus tipe 2 di Poli Gizi RSUD Dr Saiful Anwar. Teknik sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan ekslusi, n = 30. Hasil penelitian menunjukkan kadar GDP normal 30%, kadar GDP tinggi 70%. Status gizi underweight 3,3%, normal 30%, overweight 23,3%, obesitas 1 30%, obesitas 2 13,3%. Berdasarkan uji Spearman didapatkan hasil p value = 0,751 (p>0,05). Tidak ada hubungan antara indeks masa tubuh dengan kadar gula darah puasa pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Webinar Pembuatan Formula Enteral Blenderized yang Mengandung Immunonutrient Leny Budhi Harti; Anggun Rindang Cempaka; Annisa Rizky Maulidiana; Cleonara Yanuar Dini; Ilmia Fahmi; Yudi Arimba Wani
TRI DHARMA MANDIRI: Diseminasi dan Hilirisasi Riset kepada Masyarakat (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : JTRIDHARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.329 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtridharma.2021.001.02.45

Abstract

Formula enteral komersial tidak selalu diberikan pada pasien selama dirawat inap karena tergantung kebijakan Rumah Sakit (RS). Oleh karena itu formula enteral buatan Rumah Sakit atau sering disebut dengan blenderized diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, dimana pembuatannya membutuhkan keahlian khusus Ahli Gizi. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan ahli gizi atau masyarakat umum yang berkerja sebagai penjamah makanan di Rumah Sakit dalam membuat formula enteral blenderized. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk webinar (ceramah) dengan sasaran utama adalah ahli gizi, penjamah makanan di Rumah Sakit, dan mahasiswa jurusan gizi. Webinar dilakukan dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting dengan kapasitas peserta 300 orang. Selama webinar peserta diwajibkan untuk mengisi daftar hadir, soal pre-test dan post-test terkait formula enteral blenderized. Jumlah soal pre-test dan post-test masing-masing sebanyak 10 soal yang merupakan instrumen sederhana untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta selama mengikuti webinar. Perbedaan rata-rata skor pre-test dan post-test dianalisis dengan menggunakan uji statistic paired T-Test. Hasil webinar menunjukkan bahwa rata-rata skor pre-test sebesar 64,70 dan skor post-test sebesar 83,93. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test (p=0,000). Kesimpulan dari kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan peserta webinar tentang formula enteral blenderized.
Penurunan Prevalensi Stunting Di Desa Sudimoroharjo Kabu-paten Nganjuk Sebagai Luaran Program Pendampingan Intensif Lintas Sektor Kepada Ibu Dengan Baduta Stunting Cleonara Yanuar Dini; Farida Farah Zakiya; Dwi Apriliani; Aisyaturida Amelia; Larastiti Windatari; Cindy Gita Chayani; M. Thoriq Aqilalhasib; Decca Pinky Nugroho; Shannon Ellya Marolop; David Aditya; Maulana Suryananda R; Dwi Anindya A; Azalia Putri Salsabila; Reza Dwi Ramadhan; Alfiyah Nahdah Kamilah; Arma Andi Kusuma; Choirul Anna Nur Afifah; Amalia Ruhana; Satwika Arya Pratama; Galuh Impala Bidari; Ali Imron
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.221-229

Abstract

Berdasarkan hasil SSGI (2021), prevalensi stunting di Kabupaten Nganjuk yaitu 25,3%. Salah satu desa yang ditetapkan sebagai lokus stunting adalah Sudimoroharjo dengan prevalensi sebesar 13,5%. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan focus group discussion secara langsung kepada ibu bayi dan balita stunting. Sebanyak 52 kader, 3 bidan dan 15 mahasiswa dari universitas negeri surabaya (unesa) berpartisipasi dalam program dan dibagi ke dalam 8 kelompok di setiap rukun tetangga (RT) selama 3 bulan. Sebelum dilakukan pendampingan, ibu bayi dan balita kurang berusaha untuk memberikan makan kepada anak baik dari segi frekuensi maupun komposisi. Program pendampingan yang dilakukan terdiri dari: penyuluhan mengenai isi piringku dengan prinsip beragam, bergizi, seimbang dan aman di setiap posyandu setiap hari, pendampingan stunting dari rumah ke rumah, melakukan layanan konsultasi gizi setiap hari di puskesmas pembantu (pustu). Selain itu juga diberikan makanan tambahan berupa susu 1x/minggu dan biskuit bagi bayi dan balita dengan gizi buruk dan stunting sekali dalam satu bulan. Monitoring dilakukan dengan meminta ibu dan anak untuk datang setiap satu atau dua minggu sekali ke pustu setelah PMT habis untuk melakukan pengecekan status gizi anak. Selanjutnya kader, bidan dan mahasiswa mengunjungi rumah ibu dengan anak stunting dalam 1 kali sebulan untuk menanyakan apakah pmt yang diberikan dikonsumsi habis atau tidak. Setelah diberikan pendampingan secara langsung ibu dapat memahami bagaimana menerapkan B2SA baik dari segi jumlah, jenis lauk serta frekuensi makan anak. Ibu juga memberikan pmt kepada anak sampai habis, sehingga prevalensi stunting turun menjadi 9,21%.
SINERGI LINTAS SEKTOR DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI KABUPATEN NGANJUK, JAWA TIMUR Ali Imron; Cleonara Yanuar Dini; Satwika Arya Pratama; Udin Kurniawan Aziz; Siti Mudiyah; Diyah Herowati; Fonny Indri Hartanti
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.239-243

Abstract

Stunting merupakan salah satu masalah pembangunan kesehatan di Indonesia. Survei Status Gizi Indonesia (2021) mencatat, prevalensi stunting di Kabupaten Nganjuk mencapai 25,3%. Penanganan stunting harus melibatkan komitmen bersama dan peran lintas sektor. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peran sosial lintas sektoral dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini menggunakan konsep collaborative governance Ansell & Gash sebagai pisau bedah analisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui teknik wawancara model focus group discussion kepada aparat desa, bidan dan penyuluh KB. Penelitian ini mengungkapkan bahwa peran sosial antar aktor dalam konteks tata kelola kolaboratif cukup efektif dalam mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Nganjuk. Pemerintah desa berperan dalam merumuskan kebijakan penganggaran melalui alokasi dana desa untuk mendukung program tersebut. Bidan dan penyuluh KB bekerja sama merumuskan program yang efektif untuk disampaikan pada musyawarah perencanaan pembangunan desa. Pendampingan terhadap keluarga stunting dan berisiko stunting terus dilakukan melalui peran serta aktif bidan dan Tim Pendamping Keluarga. Kendala yang dialami pelaku sinergi lintas sektor dalam percepatan penurunan stunting adalah konstruksi pengetahuan dan perilaku orangtua tentang pola asuh anak yang masih lemah. Oleh karena itu, dalam memperkuat implementasi tata kelola kolaboratif dalam percepatan pengurangan stunting, diperlukan persamaan persepsi dan motivasi bersama yang kuat diantara para aktor sosial yang terlibat. Selanjutnya capacity for joint action, dimana setiap aktor terlibat dalam kegiatan kerjasama untuk meningkatkan kapasitas diri dan inklusivitas peran untuk mencapai tujuan bersama.
Uji Deteksi Adulterasi Daging Babi (Sus scrofa domestica) pada Bakso Metode Loop-Mediated Isothermal Amplification Rahma Micho Widyanto; Cleonara Yanuar Dini; Irma Sarita Rahmawati; Sekar Ramadhanti Putri; Amelia Nurdini Rozana; Sakinah Hilya Abida; Yunimar Yunimar
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 8 No. 1 (2021)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2021.008.01.8

Abstract

Composition adulteration in a product is still a serious problem. For that we need a DNA-based test method that is fast, specific and simple. In this study, a rapid test technique with the loop-mediated isothermal amplification method was applied to identify the presence of pork DNA in meatballs. Six primers were used for the identification of mitochondrial DNA cytochrome oxidase subunit II. Samples were prepared in the form of mixed beef meatballs containing pork with a concentration of 50; 5; 0.5; 0.05%, respectively. The results showed that the optimal concentration for primers was 4 pmol inner primers, 2 pmol loop primers, and 1 pmol outer primers. The LAMP reaction showed a change in color in the meatball sample with the pork mixture to the lowest concentration. The LAMP technique provides a faster test with the final result of on-the-spot color visualization so that it is potential to be developed as a quick detection kit for identification of halal food processed products