Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pelatihan & Pendampingan Pengembangan Pembelajaran Literasi Sosial Budaya Sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka Machmudah Machmudah; Destita Shari; Fifi Khoirul Fitriyah; Nanang Rokhman Saleh; Mujad Didien Afandi; M. Syaikhon
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Sistem Informasi dan Teknologi (Sisfokomtek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.434 KB)

Abstract

Kemenag melakukan Bimtek Tindak Lanjut Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) bagi guru satuan pendidikan dibawah naungannya di th 2021, sebagai solusi dari minimnya skill guru dalam melakukan evaluasi dan tindak lanjut hasil asesmen. Ternyata target Bimtek tidak sesuai harapan, terutama untuk segmen pengembangan Literasi Sosial Budaya (Lisosbud). Guru bahkan tidak tahu bagaimana menindak lanjuti hasil AKMI tersebut. Gambaran umum tersebut juga terjadi pada MI Mambaul Maarif Sidoarjo. Oleh karenanya sangat penting bagi guru-guru untuk mengetahui dan meningkatkan skill nya dalam menyusun strategi&media pembelajaran terkait pengembangan Litsosbud pada tiap-tiap kelas dengan penyesuaian Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan. Metode yang digunakan active & participatory learning meliputi ceramah, diskusi, demonstrasi, presentasi, dan konsultasi. Ceramah & diskusi dilakukan untuk memberikan penjelasan mengenai modul perbaikan Litsosbud. Demonstrasi dilakukan ketika guru mengembangkan strategi & media pembelajaran Litsosbud dalam bebera Sub Tema yang sesuai. Konsultasi dilaksanakan ketika guru berdiskusi dengan instruktur dalam menyusun media dan LKPD.Kegiatan ini terlaksana efektif ditunjukkan dari : 1) Rerata hasil post test sebesar 89,67 lebih tinggi dari hasil pre test : 41,47 2) Sebanyak 88% guru-guru mampu menyusun strategi & media pembelajaran berikut LKPD untuk pengembangan Litsosbud meningkat, sedangkan 12% sisanya masih perlu pendampingan pada tahap berikutnya.