Theresia Eriyani
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Activity Intervention in COPD Patients to Improve Quality of Life in The Comunity Iwan Shalahuddin; Bambang Aditya Nugraha; Sandra Pebrianti; Theresia Eriyani; Devi Nurrahmawati
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 4: December 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2494.472 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i4.1277

Abstract

The problem that often arises in chronic diseases such as COPD is shortness of breath (dyspnea), which causes the patient to experience activity intolerance. Activity intolerance is characterized by a decrease in the patient's ability to carry out physical activities or work that is quite heavy. This Literature Review report aims to find out what activity-based interventions have been shown to improve the quality of life of COPD patients significantly and can be implemented in the community. The author uses the method used to conduct a literature review is to search through the internet. Search literature through the internet based on several criteria, namely journals published in the last 10 years, English-language research types in the form of Randomized Control trials, and Quasi-Experimental. The keywords used are ((COPD) or (chronic obstructive pulmonary disease) or (chronic obstructive airway disease) or (chronic obstructive lung disease)) AND ((activity exercise) or (exercise intervention)) AND (quality of life) or (well-being) or (well-being) or (health-related quality of life) or (life satisfaction)) AND (RCT) or (Quasi-Experimental) through NCBI and Ebsco. From the nine articles, it was found that there were 8 interventions related to improving the quality of life of the elderly with COPD. Based on the elements that were proven to be significant, there was 1 intervention with p = 0.000 related to improving quality of life, the intervention was upper extremity resistance training. Intervention activities in COPD patients to improve quality of life, each intervention group has the most effective intervention significant influence. So that the semi-Fowler's position is very effective in increasing extremity muscle strength in COPD patients with activity intolerance problems Abstrak: Permasalahan yang sering muncul pada penyakit kronis seperti PPOK adalah sesak nafas (dyspnea), yang menyebabkan pasien mengalami intoleransi aktivitas. Intoleransi aktivitas ditandai dengan adanya penurunan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik atau pekerjaan yang cukup berat. Laporan Literatur Review ini bertujuan untuk mengetahui intervensi berbasis aktivitas apa yang terbukti signifikan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK dan dapat diimplementasikan pada komunitas. Penulis menggunakan metode yang digunakan untuk melakukan tinjauan pustaka adalah dengan pencarian melalui internet. Pencarian literatur melalui internet berdasarkan beberapa kriteria yaitu jurnal dipublikasikan pada 10 tahun terakhir, berbahasa inggris jenis penelitian berupa Randomized Control Trial dan Quasi Experimental. Kata kunci yang digunakan yaitu ((copd) or (chronic obstructive pulmonary disease) or (chronic obstructive airway disease) or (chronic obstructive lung disease)) AND ((activity exercise) or (exercise intervention)) AND ((quality of life) or (well being) or (well-being) or (health-related quality of life) or (life satisfaction)) AND (RCT) or (Quasi Experimental) melalui NCBI dan Ebsco. Dari 9 Jurnal tersebut, didapatkan bahwa ada 8 intervensi yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup lansia dengan PPOK. Berdasarkan elemen yang terbukti signifikan terdapat 1 intervensi dengan p = 0.000 terkait peningkatan kualitas hidup, intervensi tersebut yaitu latihan ketahanan ekstremitas atas. Intervensi aktivitas pada pasien PPOK untuk meningkatkan kualitas hidup, masing-masing kelompok intervensi memiliki intervensi yang paling efektif berpengaruh secara signifikan. Sehingga tindakan posisi semi fowler sangat efektif dalam meningkatkan kekuatan otot ekstermitas pada pasien PPOK dengan masalah intoleransi aktivitas
Pemberdayaan Keluarga dalam Deteksi dan Intervensi Dini Pertumbuhan untuk Pencegahan Stunting Theresia Eriyani; Ai Mardhiyah; Nita Fitria; Iyus Yosep
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 2 (2024): Volume 7 No 2 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i2.13056

Abstract

ABSTRAK Stunting adalah masalah pertumbuhan dan perkembangan anak yang terkait dengan kekurangan gizi, paparan infeksi, serta kurangnya rangsangan yang memadai, dan menjadi isu kesehatan yang signifikan di Indonesia. Kabupaten Bandung berada di posisi kedua dalam hal tingkat kasus stunting tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Peran keluarga, terutama ibu, tentu menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting pada balita. Tujuan dari kegiatan ini adalah  memberdayakan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang deteksi dan intervensi dini stunting. Sasaran kegiatan ini adalah orang tua dengan anak usia 0-5 tahun di Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung sebanyak 36 orang. Kegiatan pemberdayaan terdiri atas pelatihan, observasi, dan penyuluan menggunakan metode ceramah. Hasil: Hasil kegiatan menunjukkan bahwa 84% orang tua memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 64% orang tua memiliki sikap mendukung, dan 50% orang tua memiliki perilaku baik. Diharapkan pemberdayaan keluarga mengenai tumbuh kembang terus dilakukan secara berkala agar perilaku, sikap, dan pengetahuan orang tua akan pencegahan stunting dapat terjaga dan tidak mengalami penurunan. Kata Kunci: Anak Usia 0 – 5 Tahun, Keluarga, Pemberdayaan, Stunting ABSTRACT Stunting is a child growth and development problem associated with malnutrition, exposure to infections, and lack of adequate stimulation, and is a significant health issue in Indonesia. Bandung Regency is in second place in terms of the highest rate of stunting cases in West Java Province. The role of families, especially mothers, is certainly at the forefront in preventing stunting in toddlers. The purpose of this activity is to empower families to improve knowledge, attitudes, and behaviors about stunting detection and early intervention. The targets of this activity were 36 parents with children aged 0-5 years in Jelegong Village, Rancaekek District, Bandung Regency. The empowerment activities consisted of training, observation, and counseling using the lecture method. The results of the activity showed that 84% of parents had a good level of knowledge, 64% of parents had a supportive attitude, and 50% of parents had good behavior.  It is hoped that family empowerment regarding growth and development will continue to be carried out regularly so that parents' behavior, attitudes, and knowledge of stunting prevention can be maintained and do not experience a decline. Keywords:  Children Aged 0 – 5 Years, Empowerment, Family, Stunting
Pemberdayaan Kader dalam Deteksi dan Intervensi Dini Tumbang Pada Anak untuk Pencegahan Stunting Ai Mardhiyah; Henny Suzana Mediani; Theresia Eriyani; Windy Rakhmawati; Nenden Nur Asriyani Maryam
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 12 (2023): Volume 6 No 12 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i12.12580

Abstract

ABSTRAK Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh defisiensi gizi, paparan infeksi, dan kurangnya stimulasi yang memadai dan menjadi tantangan kesehatan di Indonesia. Kabupaten Bandung menempati urutan kedua kasus stunting tertinggi di Jawa Barat. Kader merupakan penggerak utama dalam upaya pencegahan stunting di masyarakat, sehingga diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar bisa menjalankan tugasnya dengan optimal. Tujuan dari kegiatan ini adalah  memberdayakan kader kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang deteksi dan intervensi dini stunting. Sasaran kegiatan ini adalah kader di Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung sebanyak 49 orang. Kegiatan pemberdayaan terdiri atas penyusunan modul, penyuluhan menggunakan metode ceramah, dan pelatihan pada kader posyandu untuk dapat melakukan deteksi dan intervensi dini tumbang pada anak untuk pencegahan stunting. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa setelah dilakukan penyuluhan, terjadi peningkatan tingkat pengetahuan kategori baik dari 87,8% menjadi 93,9%. Selain itu, terjadi peningkatan sikap mendukung pada dari 47% menjadi 59%. Sebanyak 94% kader Desa Jelegong memiliki perilaku yang baik dalam melakukan deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang sebagai pencegahan stunting. Diharapkan pemberdayaan kader mengenai tumbuh kembang terus dilakukan secara berkala agar pengetahuan, sikap, dan prilaku kader mengenai deteksi tumbang untuk pencegahan stunting dapat terjaga dan dapat terus meningkat lebih baik. Kata Kunci: Anak Usia 0 – 5 Tahun, Kader, Pemberdayaan, Stunting  ABSTRACT Stunting is a child growth disorder caused by nutritional deficiencies, exposure to infections, and inadequate stimulation, and it poses a health challenge in Indonesia. Bandung Regency ranks second in the highest cases of stunting in West Java. Cadres are the main drivers in efforts to prevent stunting in the community, so adequate knowledge and skills are required to carry out their duties optimally. This activity aims to empower health cadres to enhance their knowledge, attitudes, and behaviours regarding early detection and intervention for stunting. The target of this activity is 49 cadres in Jelegong Village, Rancaekek Sub-district, Bandung Regency. The empowerment activities consist of module development, lectures using the lecture method, and training for Posyandu cadres to perform early detection and intervention stimulation for children with growth deviations. The results of the activity show that after the lectures, there was an increase in the good knowledge category from 87.8% to 93.9%. In addition, there was an increase in supportive attitudes from 47% to 59%. 94% of Jelegong Village cadres have good behaviour in conducting early detection and intervention for child growth as a stunting prevention measure. The empowerment of cadres is expected regarding child growth will continue periodically. Keywords: Cadres, Children Aged 0 – 5 Years, Empowerment, Stunting