Tindakan proteksi radiasi yang harus dilakukan oleh pekerja radiasi adalah penggunaan alat pelindung diri untuk menahan radiasi mengenai tubuh dan masuk kedalam tubuh sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan radiasi, salah satu alat proteksi radiasi yaitu Lead Apron. Sehingga perawatan Lead apron juga sangat penting dilakukan untuk menjaga keadaan fisik dari Lead apron itu sendiri agar tetap terjaga dengan baik. Inspeksi rutin tahunan, merupakan cara yang efektif dan penting untuk menggunakan peralatan pelindung diri. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang mana nantinya akan dilakukan eksposi pada 1 buah lead apron, teknik analisis data pada penelitian ini merujuk pada penelitian Lambert dan McKeon (2001), jika pada saat pengujian terlihat adanya lubang atau robekan pada Lead apron lebih dari 15 mm2 pada daerah sensitif misalnya gonad, maka Lead apron tidak dapat digunakan lagi. Hasil dari penelitian ini yaitu kondisi fisik dari Lead apron sudah terlihat lusuh dan terdapat banyak bercak pada pembungkus lead apron, setelah diraba menggunakan tangan terasa ada retakan dan gumpalan-gumpalan besi di dalam Lead apron pada semua area kuadran. Sedangkan berdasarkan hasil pengujian Lead apron dengan metode radiografi mendapatkan hasil terdapat banyak area yang terjadi patahan sehingga banyak timbal (pb) yang menumpuk menjadi satu pada area tertentu. Dari hasil perhitungan luas kerusakan pada daerah vital seluas 14.517,36 mm2, dan luas kerusakan pada daerah non vital seluas 4.037,77 mm2. Dari hasil uji tersebut dapat diartikah bahwa Lead apron mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga tidak layak untuk digunakan lagi.