Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal An-Najat: Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan

Pola Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Dewasa Rawat Inap RSU PKU Muhammadiyah Bantul Periode Tahun 2022 Mithasari Hutami; Hanita Christiandari; Jarot Yogi Hernawan
An-Najat Vol. 2 No. 1 (2024): FEBRUARI : An-Najat: Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v2i1.663

Abstract

The prevalence of pneumoniae deaths in the world is around 2.56 million people in 2017. Based on the 2018 Riskesdas data, in Indonesia there has been an increase in the prevalence of pneumonia at all ages from 1.6% (2013) to 2.0% (2018). Pneumonia is an inflammation of the lungs that causes pain when breathing and limits oxygen intake. Pneumonia is caused by bacteria, viruses or mycoplasma. Antibiotics are the main drug in the management of infectious diseases. Adult patients are the groups most at risk for pneumoniae. Purpose: Knowing the pattern of antibiotic use in hospitalized adult pneumonia patients at RSU PKU Muhammadiyah Bantul for the 2022 period. This research is a non-experimental descriptive study. The sample used was 170 patients. Recording of patient data includes the patient's RM number, gender, age, drug given. Data were processed and analyzed descriptively, then calculated in percentage form and presented in tabular form. Results the research it showed the results of patients with an inpatient diagnosis of pneumonia dominated by men 59% and the elderly group 65%. The most widely used class of antibiotics were cephalosporin 36.65%, macrolide 33.22% and quinolones 22.95%. The most widely used antibiotic names were azithromycin 33.22%, ceftriaxone 23.63%, and levofloxacin 19.18%. The most common route of administration of antibiotics was the parenteral route 83% and the oral route 17% with the longest duration of administration of antibiotics for 3 days 47%, 5 days 36%, 7 days 12%, and 5% for administration of antibiotics > 7 days. Conclusion: Patients diagnosed with adult pneumoniae were dominated by 59% of men and 65% of the elderly group. The most widely used class of antibiotics was cephalosporins at 36.65%. The most widely used parenteral antibiotic was azithromycin at 33.22% with the longest duration of antibiotics being 3 days at 47%.
Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Sampo Ekstrak Daun Seledri (Apium Graveolens L) Sebagai Penumbuh Rambut Hanita Christiandari; Edy Suprasetya; Yayu Nurainy
An-Najat Vol. 2 No. 2 (2024): MEI : An-Najat: Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v2i2.1176

Abstract

Sampo adalah sediaan farmasi berupa produk kosmetika yang berfungsi untuk merawat dan membersihkan rambut dari kotoran maupun minyak yang menempel. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sampo adalah daun seledri (Apium graveolens L) karena mengandung senyawa apigenin yang memiliki efek dalam stimulasi pertumbuhan rambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi, evaluasi sifat fisik dan sifat kimia sediaan sampo eksrak daun seledri (Apium graveolens L) sebagai penumbuh rambut. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Sediaan sampo dibuat dengan perbedaan jumlah ekstrak daun seledri (Apium graveolens L) 0%, 2%, 3%, 4%. Evaluasi sediaan sampo yang dilakukan meliputi, uji organoleptis, tinggi busa, viskositas, pH dan uji tipe sampo. Data hasil evaluasi sampo diolah menggunakan statistik untuk melihat perbedaan antar formula. Evaluasi sediaan sampo pada uji organoleptis menghasilkan bentuk semi solid, F0 warna putih, F1 warna hijau muda, F2 hijau dan F3 hijau tua. Uji tinggi busa F0 memiliki nilai tinggi busa 2,60 cm; F1 2,70 cm; F2 2,40 cm; F3 2,90 cm. Uji viskositas F0 2.241 mPa.S; F1 2.234 mPa.S; F2 1.977 mPa.S; F3 1.951 mPa.S. Uji pH F0 6,50; F1 6,47; F2 6,32; dan F3 6,32. Hasil uji tipe sampo menunjukan bahwa semua formula memiliki tipe O/W. Formulasi dan evaluasi sediaan sampo ekstrak daun seledri (Apium graveolens L) sebagai penumbuh rambut dapat disimpulkan bahwa formulasi 1 dengan jumlah ekstrak daun seledri 2% menunjukan hasil yang paling baik, karena hasil evaluasi sediaan sampo pada formulasi 1 paling mendekati dengan formulasi kontrol.