Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan dataran tinggi berfungsi sebagai kawasan lindung, pertanian dan wisata religi. Potensi alam yang eksotik didukung dari desa penyangga sekitarnya merupakan destinasi wisata yang menarik. Berbagai ikon wisata untuk menarik wisatawan tak hentinya dipromosikan di media sosial, internet maupun cetak. Ditengarai, dengan bertambahnya desa wisata dan peningkatan pengunjung wisata dan minimnya pengetahuan masyarakat mengelola lingkungan dan sampah maka lambat laun desa tersebut akan dihadapkan masalah sampah. Salah satu media mengungkapkan bahwa dalam seminggu kawasan dieng memproduksi sampah 5,2 ton perminggu atau setara dengan 500 sampai 700 kg perhari baik dari wisatawan maupun warga. Ironinya Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Wonorejo kondisinya sudah mengkhawatirkan karena overload dengan jumlah sampah 130 ton perhari. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, kelembagaan Sodaqoh Sampah sebagai Bank Sampah Desa Karangsari, KKN-PPM UMY bekerjasama dengan Padukuhan Karangsari yang menaungi 5 Dusun melakukan penguatan kelompok Sodaqoh Sampah dan masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar Padukuhan Karangsari dapat menjadi pintu ‘gerbang wisata’ menuju lokasi wisata di sekitar Desa Karangsari yang ramah lingkungan. Adapun tujuan dari KKN-PPM adalah Penguatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah mandiri. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Assessment dan Survey, Sosialisasi, Focus Group Discuss. Dari pendekatan yang dilakukan, diperoleh gambaran tentang kelembagaan sodaqoh sampah dan masyarakat yang menggambarkan dinamika sampah dimasayarakat, antara lain; macetnya kelembagaan, minimnya sumberdaya manusia, kondisi lahan pengepul terbatas, transportasi sampah terbatas dan kesadaran masyarakat yang minim. Sebagai bentuk pengabdian kampus terhadap masalah di atas telah dilakukan peningkatan kapasitas kelembagaan, stimulan tong sampah, pemetaan titik sampah. Diharapkan program ini membantu menyelesaikan tatakelola sampah di masyarakat