Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : JENTERA: Jurnal Kajian Sastra

PERBANDINGAN EXTRAORDINARY ELEMENT DALAM NARASI FANTASI, FIKSI ILMIAH DAN REALISME MAGIS Henny Indarwaty; Sri Utami Budi; Scarletina Vidyayani Eka
JENTERA: Jurnal Kajian Sastra Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Jentera
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7052.096 KB) | DOI: 10.26499/jentera.v4i1.384

Abstract

Narasi fantasi, fiksi ilmiah, dan realisme magis mempunyai satu unsur yang sama yaitu elemen yang tidak rasional atau disebut extraordinary element. Namun demikian unsur ini tidak digunakan dengan cara yang sama dalam ketiga narasi tersebut sehingga membedakan jenis narasinya. Artikel ini akan mengkaji karakteristik narasi fantasi, fiksi ilmiah, dan realisme magis untuk melihat keberadaan extraordinary element di dalamnya serta fungsinya dalam pembentukan plot. Karakteristik ini akan diambil dari studi pustaka sekaligus dari hasil identifikasi beberapa karya sastra yang telah dilegitimasi sebagai teks dengan narasi-narasi tersebut. Artikel ini menunjukkan keberadaan extraordinary element dalam ketiga jenis narasi ditampilkan dengan aturan yang berbeda sehingga sebuah teks bisa dikatakan memakai gaya narasi fantasi, fiksi ilmiah, atau realisme magis. Extraordinary element dalam fantasi merupakan rekaan yang menciptakan dunia sendiri dan aturan yang memakai logikanya sendiri yang berbeda dengan logika dunia non-fiksi. Extraordinary element dalam fiksi ilmiah merupakan rekaan yang tetap harus berbasis aturan logika ilmu pengetahuan dalam dunia non-fiksi. Sedangkan extraordinary element dalam realisme magisberbasis mitos budaya yang diperlakukan sebagai hal biasa dan bukan dirayakan sebagai pusat tontonan. Artikel ini menggunakan metode perbandingan naratologi. Hasil artikel ini diharapkan bisa membantu para akademisi lainnya, terutama mahasiswa, untuk menentukan obyek material yang tepat sesuai teori yang ingin mereka terapkan; misalnya memilih narasi realisme magis untuk studi poskolonial, narasi fantasi dan fiksi ilmiah untuk studi cultural studies.