Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan

Pengaruh Jenis Substrat yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Berat Mutlak dan Panjang Mutlak Kepiting Bakau (Scyllas serrata) dalam Bak Pemeliharaan Kharisma Diva Paulina Anjani Putri Nova; Maria Agustini; Sumaryam Sumaryam; Sri Oetami Madyowati
Juvenil Vol 4, No 3: Agustus (2023)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i3.20508

Abstract

ABSTRAKKepiting Bakau (Scylla serrata) merupakan jenis crustacea yang hidup di perairan pantai khususnya hutan bakau (mangrove) dan memiliki peluang pasar yang terbuka luas dan prospektif, baik domestik maupun pasar mancanegara. Pemenuhan pasar permintaan kepiting bakau masih dari hasil penangkapan di alam, dan tidak dapat dipastikan segi kualitas dan kuantitasnya. Sehingga perlu diupayakan budidaya dengan menyerupai habitat aslinya (bersubstrat) untuk dapat menghasilkan kepiting bakau yang berkualitas baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui substrat manakah yang cocok untuk menghasilkan pertumbuhan kepiting bakau yang optimal. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Desain yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) perlakuan. Perlakuan terdiri dari; Perlakuan A (Substrat Pasir), Perlakuan B (Substrat Lumpur), Perlakuan C (Substrat Tanah), Perlakuan D (Kontrol). Kepiting yang digunakan adalah kepiting bakau berjenis kelamin jantan dengan berat rata-rata awal 50 gr dan panjang karapas awal 7 cm. Parameter uji adalah pertumbuhan berat mutlak dan panjang mutlak pada kepiting bakau, yang dihitung mulai awal hingga akhir penelitian, serta disampling setiap minggu. Data yang diperoleh selama penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan B (Substrat Lumpur) menghasilkan pertumbuhan berat mutlak paling optimal, namun pada semua perlakuan tidak terdapat pertumbuhan panjang mutlak.Kata Kunci: kepiting bakau (Scylla serrata), pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, substrat.ABSTRACTMangrove Crab (Scylla serrata) is a type of crustacean that lives in coastal waters, especially mangrove forests and has wide open and prospective market opportunities, both domestic and foreign markets. Fulfillment of the market demand for mangrove crabs is still caught in nature, and the quality and quantity cannot be ascertained. So it is necessary to strive for cultivation to resemble its natural habitat (substrate) in order to produce good quality mangrove crabs. The purpose of this study was to find out which substrate is suitable for optimal growth of mangrove crabs. The research method used is experimental research. The design used was a completely randomized design (RAL) with 4 (four) treatments. Treatment consists of; Treatment A (Sand Substrate), Treatment B (Mud Substrate), Treatment C (Soil Substrate), Treatment D (Control). The crabs used were male mangrove crabs with an initial average weight of 50 grams and an initial carapace length of 7 cm. The test parameters were absolute weight and absolute length growth of mangrove crabs, which were calculated from the beginning to the end of the study, and were sampled every week. The data obtained during the research were analyzed descriptively quantitatively. The results showed that Treatment B (Mud Substrate) resulted in the most optimal absolute weight growth, but in all treatments there was no absolute growth in length.Keyword: Scylla serrata, absolute weight growth, absolute length growth, substrate.
Model Pengembangan Ekowisata Mangrove Berbasis Modal Sosial di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik Sumaryam Sumaryam; Sri Oetami Madyowati; Didik Trisbiantoro; Suzana Sri Hartini; Shanty Ratna Damayanti; Andini Melan Sari; Ningtyas Dwiana Putri
Juvenil Vol 5, No 1: Februari (2024)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v5i1.23515

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan membuat model pengembangan ekowisata mangrove berbasis pada modal sosial melalui unsur-unsurnya, yang berlokasi di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik dan dikenal dengan Banyuurip Mangrove Center (BMC), dimana ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan tetap menjaga pelestarian lingkungan di daerah tersebut. Penelitian in menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan emik (emic view/persepsi informan) dan pendekatan etik (ethic view/interpretasi peneliti berdasarkan konsep/teori dan hasil-hasil kajian yang relevan. Pendekatan Emik mencoba menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri (pandangan orang dalam), sebaliknya, etik merupakan penggunaan sudut pandang orang luar yang berjarak untuk menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumen kemudian dianalisis dengan analisis model Milles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunujukan hubungan strategis antara modal sosial dan pengembangan eko-wisata mangrove, maka dengan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membangun eko-wisata adalah merupakan model pengembangan ekowisata mangrove. Kata kunci: modal sosial, partisipasi, eko-wisata mangrove, stakeholder, emic view ethic view, Analisis Miles HubermanABSTRACTThe research aims to create a mangrove ecotourism development model based on social capital through its elements, which is located in Banyuurip Village, Ujung Pangkah District, Gresik and is known as the Banyuurip Mangrove Center (BMC), where ecotourism is a form of tourist trip to natural areas carried out for the purpose of to improve the welfare of local communities and maintain environmental preservation in the area. Qualitative method with an emic approach (emic view/perception of informants) and an etic approach (ethic view/researcher's interpretation based on concepts/theories and relevant study results. The emic approach tries to explain a phenomenon in society from the perspective of society itself (people's views). in), on the other hand, ethics is the use of a distant outsider's point of view to explain a phenomenon in society. Data collected using observation, interviews and document study methods are then analyzed using the Milles and Huberman model analysis. Based on the strategic relationship between social capital and development Mangrove eco-tourism, increasing community participation to develop eco-tourism is a model for developing mangrove eco-tourism.Key words: social capital, participation, mangrove eco-tourism, stakeholders, emic view ethical view, Miles Huberman analysis